Biasanya LDR akan gagal.Terserah mau denial gimana sama ungkapan di atas, nyatanya LDR itu nggak sesederhana kamu nyiapin kuota internet yang banyak untuk selalu chat pasanganmu. LDR nggak sesimpel kamu ngajak dia video call setiap malam. LDR nggak seindah saling PAP random keseharian kalian. Intinya, LDR itu nggak semanis MV Dekat di Hati punya RAN deh.
Mungkin manis dikit waktu masih pacaran. Kalo udah nikah? Nangis aja.
"Mas Kei apaan sih! Sok sibuk banget! Ninggal kerjaan bentar doang nggak bisa! Apa susahnya cuti sekali-sekali? Dasar gila kerja!"
Coba tanyakan pada keyboard, layar komputer, korden kantor, sekalian debu-debu ruang kerja, berapa rentetan omelan yang harus mereka denger setiap si kepala perusahaan masuk ruangan itu? Jam dinding pun ikutan muak. Sialan. Heeseung mirip suami kurang belaian sekarang.
Heeseung suntuk. Mungkin lebih baik dia keluar ruangan lalu membaur bareng staff lain biar hidupnya nggak sepi-sepi amat. Manusia kan makhluk sosial, butuh manusia lain meski pun sekedar sebagai pengisi gabut.
Rooftop kantor menjadi pilihannya. Gibah ringan bareng Jake, salah satu karyawannya merupakan pilihan yang tepat. Gini-gini kan Jake juga suka julid meski perawakannya kek orang serius 24/7.
"Kalo menurut saya sih Mr. Hee boleh aja pake jatah cuti untuk nyusulin Mr. Kei ke Prancis. Kan seru tuh sekalian liburan akhir tahun, iya nggak?" Jake, memberi saran yang ia rasa paling masuk akal. Lagipula LDR di kasus Kei dan Heeseung ini bukan kayak LDR-nya anak sekolahan yang jelas butuh nabung satu semester untuk nyamperin kan? Heeseung juga nggak sibuk-sibuk banget.
Bibir Heeseung manyun panjang banget. Secangkir matcha latte yang niatnya cuma dia sesap dikit ala vlogger aesthetic total tandas sampai rasanya dia nggak perlu minta Fuma, office boy di sana untuk nyuci bersih cangkir itu. "Nggak mau."
"Loh kenapa? Kemarin Mr. Hee belom jadi honey moon kan habis nikah? Udah lima tahun kalian nikah loh."
Sialan. Pake diingetin lagi!
Jake mana related. Park Sunghoon, suaminya, meski rada bloon gitu kan bucin nan romantis. Kemarin aja gaya banget ngirim buket bunga ke Jake di kantor padahal ruang kerja mereka cuma jarak satu lorong. Hih!! Heeseung iri dengki!
Pisuhan Heeseung terhenti sebentar waktu ada iklan menyejukkan mata berupa Mr. Wang, salah satu manager kesayangan yang melangkah ganteng mirip anime office-center keluar dari lift rooftop lalu menghampiri mereka.
"Selamat siang, Mr. Hee. Saya mau pergi ke toko bunga di ujung jalan untuk mengganti bunga-bunga di meja. Apakah Mr. Hee mau saya pesankan buket bunga juga?"
"Hah? Buat apa?"
"Ehm... Perhaps, semacam self reward? Bills on me. Mau?"
Mr. Wang mah peka. Sayangnya brondong. Coba seumuran sama Kei, udah dia gebet dari lama. Bukannya Kei nggak peka, tapi sibuknya itu loh! Jadi bete sendiri dia.
"Nggak, nggak usah. Nanti saya baper." Celetuknya frontal, dibalas cengiran Jake dan anggukan sopan Mr. Wang. "Saya titip red velvet slice cake dua aja di coffee shop seberang."
"Baik. Ada lagi?"
"Suruh baristanya kasih notes 'Stay sane and healthy, Hee.' Kasih emoticon love tiga. Gitu deh. Ntar saya mau post di sg buat nyindir, siapa tau Mas Kei peka."
Mr. Wang menggeleng heran. Ada aja drama rumah tangga atasannya ini. Untung Nicholas meski nggak punya pasangan tetep punya temen di rumah. Gaku, anak adopsinya yang pertengahan tahun depan beranjak lima tahun. Sejauh ini sih drama hidupnya tiap jogging sambil dorong sepeda roda empat Gaku cuma sebatas direbutin gerombolan mahasiswa akhir tahun depresi kampus sebelah yang punya obsesi nikah sama duda ganteng kaya raya. Ada yang mau ikutan daftar?