Judul chapter ini agak mellow yh berasa Dek Gaku yatim banget. Ramein plis😔⚠️
.
"Mas, Hee mau bicara."
Kei merapikan iPad-nya yang berisi draft sketsa design gaun garapannya. Sketsa itu belum selesai, tapi gimana pun si rusa ngambekan kesayangannya itu lebih penting.
Pria blasteran Jawa-Jepang itu merilis senyum lebar, selebar lengannya yang terbuka menyambut kedatangan si manis di ruang kerjanya.
"Kenapa, sayangnya Mas?" Pinggang Heeseung dipeluk erat, sesekali dielus-elus bikin pemiliknya agak hilang fokus.
"Serius nanya, siapa yang kemarin nyamperin mas di kantor?"
"Kan Mas udah bilang, Hee."
Bibir Heeseung manyun beberapa senti. Ia duduk di meja kerja Kei sambil mengelus-elus rambut depan Kei.
Kehidupan setelah nikah emang asik banget (kalo suamimu Mas Kei).
"Hee kenapa ngambek? Hm? Uang jajannya kurang?"
"Nggak gitu ihh Mas!" Heeseung manyun lagi. "Tapi boleh sih kalo Mas mau transfer lagi. Pengen jajan slice cake red velvet di cafe depan."
Kei ngambil iPad-nya lalu tring!
"Mas udah transfer yaa. Sana Hee jajan yang banyak. Bagi juga sama Taki-Maki. Okay?"
Heeseung melenggang ceria pergi dari ruang kerja Kei, lupa sama misinya.
Nah kan. Perkara duit emang selalu berhasil bikin moodnya balik berbunga-bunga. Dia jadi lupa menyelidiki suaminya yang mencurigakan itu.
Sekarang Heeseung lagi ngopi cantik di cafe depan kantor Kei. Kue lucu-lucu di depannya di foto segala sudut sebelum dipost di Enhagram.
"Uhuk!" Dia keselek cantik.
Mobil mahal suaminya itu tiba-tiba keluar dari parkiran kantor. Heeseung baru aja siap manggil barista untuk ngebungkus kue-kuenya, ada telfon masuk dari Miss Wonyoung sang wali kelas si kembar.
"Mr. Hee maaf saya menelpon. Taki jatuh dari perosotan dan kakinya patah. Kami sudah panggil ambulans, tolong segera menyusul ke RS. Semoga Waras."
Waduh mampus. Anak gantengnya yang paling jarang ngedrama itu pake nyungsep segala.
Mau nggak mau urusan nguntit Kei yang potensial untuk selingkuh itu dia alihin ke orang lain: Mr. Wang dan Mr. Byun.
Kenapa keluarga Heeseung jadi berantakan gini ya?
***
Siang itu Gaku lagi mewarnai sama Yuma di ruang kerja Nicholas. Umur mereka selisih satu tahun dan keduanya sama-sama mulai nggak bloon-bloon amat kayak bayi lain di kantor itu.
"Kok Gaku warnai rambutnya merah? Anak sekolah ndak boleh rambutnya warna-warni tauu!" Yuma berceloteh, merebut paksa krayon merah di tangan kecil Gaku.
"Loh Daddy rambutnya merah tuh!"
"Daddy Nicho kan bukan anak sekolah." Nicholas menjawab kalem. "In our country, we have to obey the rules. Students are not allowed to dye their hair."
"Is that even a rules?!" Sarkas Gaku.
*Slang: aturan apaan tuh kek gitu?!
Nicholas ketawa garing. Anaknya bener-bener duplikat dia banget. Kalo Nicholas jago nyinyir lewat ekspresi muka dia, Gaku nggak akan ragu untuk terang-terangan nyablak. Mirip Yuma lah ya. Aduh, Yuma keknya udah cocok gabung jadi abangnya Gaku.