Mmf aku ngilang mulu...
AKU LAGI BUNTU BANGET BJIRRRRR!.
"Papa Hee lehel na meyah!"
Jemari bantet Taki menunjuk-nunjuk objek yang dimaksud, membuat sang papa hanya bisa nyengir tanpa defensi.
"Daddy pulang!" Kei peka akan tugasnya untuk alihkan atensi. Pria itu sengaja menunggu dulu di luar sepulang dari bandara untuk bikin kejutan ala-ala.
"Maki thanennn! Mawu peyuk~!"
"Daddy bawa jajanan nda? Taki lapel."
Heeseung masih nyengir melihat interaksi dua bocahnya dan suami. Si kembar digendong ganti-gantian, diciumi satu-satu, segala disuruh pijetin si Daddy. Pinggang Heeseung disodok siku kurang ajar. Milik Hayate, babu dadakannya untuk ambil alih tugas jagain si kembar karena Mas Fuma dan Harua mau ada acara keluarga.
Kalo kalian lupa Hayate, cowok ini yang banyak berjasa untuk Kei dan Heeseung. Berkat campur tangannya yang mempertemukan mereka di galeri seni hari itu, Heeseung nggak jadi jombo kesepian lagi.
Okey, ralat. Heeseung masih kesepian. Kei kan sibuknya nyaingin abdi negara. Cih!
"Lo kalo mau skidipapap sawadikap minimal bikin tanda jangan di leher dong goblok! Inget kek tuh dua buntut lo lagi kepo-keponya." Hayate menegur. Geram juga harus tau TMI persetubuhan temennya begitu. Dikira Hayate nggak kepengen?
Heeseung manyun. "Salahin Mas Kei tuh brutal banget. Mana hampir ketauan tadi."
"Hah? Emang lo wleowleo dimana?!"
"Emm...."
Flashback!
Jika Heeseung si kangenan tukang drama, maka Kei adalah si mesum tukang goda.
Jauh-jauh dari Prancis dia bawa borgol, pengaman, dan lube sekalian supaya nanti begitu ketemu Heeseung di Tanah Air sana tinggal tancap. Ini juga alasan kenapa mobil yang dia kadoin untuk pernikahan mereka sengaja dipasang kaca film yang nggak akan tembus pandang dari luar.
Satu pergelangan tangan Heeseung dia borgol karena paham betul cowok itu suka variasi sex beginian. Sebenernya Heeseung punya degradation kink semacam itu tapi Kei kurang suka merendahkan orang. Dia aja bucin banget sama Heeseung. Maka dari itu Kei cari alternatif lain yaitu pakai alat-alat beginian untuk menyiksa si manis.
"Mas?" Heeseung menarik-narik tangan kirinya yang diborgol. "M-Mas mau sekarang...?"
"Hm? Memang kamu nggak kangen Mas, cantik?" Cuping telinga Heeseung meremang efek bisikan rendah itu. Si dominan sengaja mengembuskan nafas panas di sana, kecup main-main garis rahang kesayangannya.
"Kangen... Humm hu'um, Hee kangen." Heeseung mengerling nakal. "Mas mau di sini?"
"Mau di pesawat sambil kita flight lagi untuk honeymoon juga Mas bisa. PR buat kamunya, sanggup nggak nahan desah?"
"Hnghh... Ahh! Mashh!"
Pekikan Heeseung rilis tatkala jemari tebal Kei memainkan dadanya dari luar kemeja kerja. Terakhir kali nipples Heeseung dimainkan begini saat si kembar masih butuh susu, sekitar tiga tahun yang lalu. Setelah itu paling beberapa kali waktu mereka berhubungan tapi akhir-akhir ini kan Heeseung jarang dibelai. Dasar Kei!
Heeseung yang masih sebal karena ditinggal mulu itu membalas dendam dengan mengecupi leher Kei, favoritnya. Jangan bilang siapa-siapa, Heeseung punya fetish ke leher Kei.
Hisapannya kian kuat saat ekor mata Heeseung yang sayu menatap jakun suaminya yang naik turun. Kancing kemeja Kei ia lucuti. Heeseung mau raba-raba badan Kei! Begitu kekar, begitu seksi, begitu mengilap dengan geraman rendah setiap pinggulnya bergerak teratur menggoda penis Kei yang mengganjal di bawah sana.