11

2.1K 221 10
                                    

Setelah liburan beberapa di Jogja, akhirnya keluarga Lewis sudah pulang kemarin. Dan hari ini, semua anggota menjalankan aktivitas kembali normal lagi. Semua dengan tenang menjalankan sarapan, tidak ada yang bicara. Semua tertib menjalankan adab makan.

"Oh ya Mas, nanti kak Satria sama mbak Elin jadi ke sini Mas?" tanya Anindita setelah selesai makan.

Satya mengangguk, "Kayaknya sih jadi, soalnya tadi malam aku dapat kabar, kalau mereka sampai disini sekitar jam 10 pagi." Jawab Satya.

Anindita mengangguk mengerti. Satria adalah kakak dari Satya yang tinggal di Australia, dan Elin adalah istri Satria. Kemarin mereka mengatakan jika akan berkunjung ke rumah Satya, katanya mereka sangat merindukan keponakannya. Dan dengar-dengar sepertinya mereka akan menetap tinggal disini.

"Buna, Asa mau diantelin Buna," ucap Asa tiba-tiba.

"Iya sayang, nanti Buna anterin Asa ke sekolah oke?! nanti Buna jemput juga," jawabnya disela-sela menyuapi Asa. Asa itu sangat lambat makan, kalau tidak disuapi. Setelah selesai makan, Anindita langsung menyuapi putra kecilnya agar cepat selesai, kalau tidak bisa telat putranya ke sekolah.

"Bun, Dad Bian pamit dulu ya, soalnya perjalanan ke lokasi jauh nih, jadi harus berangkat pagi. Dan aku disana selama satu minggu." Kata Bian yang sudah berdiri bersiap menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Hati-hati jaga diri baik-baik!" kata Satya memperingati putra sulungnya.

"Hati-hati sayang, jaga kesehatan jangan sampai telat makan," kata Anindita kepada Bian.

"Siap Bun, Dad," jawabnya lalu bersalaman kepada kedua orang tuanya. Sebelum pergi, Bian menyempatkan diri untuk mengusak rambut adiknya satu persatu.

"Hati-hati Mas, jangan lupa kalau balik bawa oleh-oleh yang banyak." Kata Gara.

Bian tersenyum sembari mengangguk, lalu setelahnya berlari keluar untuk pergi.

Matahari kini berada tepat di tengah-tengah. Sensasi siang ini terasa sangat panas sekali. Peluh keringat membasahi setiap orang yang pergi keluar rumah. Kini Anindita tengah menjemput Asa pulang dari sekolah. Dirinya menunggu putranya itu di mobil, bersama Elin dan supir. Anindita sengaja mengajak kakak iparnya itu pergi menjemput Asa, sekalian nanti pergi berbelanja di supermarket.

"Assalamualaikum Buna," ucap Asa bersemangat memasuki mobil.

"Wa'alaikumussalam sayang. Asa capek?" tanya Anindita sembari melepas tas yang dikenakan Asa, lalu menyimpannya di jok paling belakang.

"Capek sedikit aja Buna...wah ada Mama Elin Asa kangen." Mata Ada berbinar saat menyadari jika ada Elin di sana. Ia langsung saja memeluk sosok itu erat.

Elin tersenyum lebar lalu membalas pelukan keponakan kecilnya. "Gimana seneng gak ada Mama Elin di sini?" tanya Elin kepada Asa.

Asa mengangguk antusias, "Seneng banget, Asa lindu mam puding buatan Mama."

"Iya nanti Mama buatin puding spesial untuk Asa."

"Yeayyy." Asa bersorak gembira.

Anindita yang melihat ikut tersenyum. Putra bungsunya begitu manis. Melihatnya bahagia membuatnya ikut bahagia.

|L E W I S   F A M I L Y|

Setelah menjemput Asa tadi, Anindita dan Elin mengajak Asa pergi ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan rumah. Rencananya, mereka akan membuat aneka makanan untuk malam nanti.

Sesampainya di rumah, Anindita membantu Asa membersihkan tubuh Asa. Dan menggantikan pakaian Asa dengan piama tidur. Lalu Anindita menggiring Asa untuk makan siang, dan setelah itu tidur siang. Awalnya Asa menolak tidak mau, dan ingin bermain. Tapi Anindita memberi pengertian kepada putranya agar menurut.

"Bacain buku cerita ya Buna."

"Iya sayang, yuk naik ke tempat tidur." Asa menurut, ia naik, lalu berbaring di sana.

Anindita ikut naik, lalu duduk disamping Asa. Mulai membaca buku cerita untuk Asa agar anaknya tidur. Tangan Anindita terulur mengelus kepala Asa, putranya sudah tertidur. Ia beranjak turun.

"Asa udah tidur Nin?" tanya Elin saat melihat Anindita menuruni anak tangga.

"Iya mbak, kalau gak dipaksa tidur, nanti anaknya kecapekan terus sakit mbak," jawabnya dengan melangkah menghampiri Elin yang berada di sofa. Elin mengangguk mengerti.

|L E W I S  F A M I L Y|

"Abang! abang kesiniin lobot Asa abang~" rengek Asa berusaha merebut robot yang ada di tangan Segaf.

Bukannya memberikan, Segaf malah menggoda adiknya dengan berlari menjauhkan mainan Asa. Asa terus berlari mengejar abangnya itu. Ia berusaha mendapatkan mainan nya kembali. Jadilah aksi kejar-kejaran di dalam ruangan bermain Asa.

"Segaf sama Asa di mana Bun?" tanya Jingga kepada Anindita yang sedang berbincang di taman dengan Elin.

"Ada di ruangan bermain kayaknya deh, kak." Jingga mengangguk, lalu pamitan mau ke sana.

"Mau kemana kak?" tanya Wirya yang tak sengaja melihat Jingga, kakaknya saat akan ke ruang bermain adiknya.

"Ini cari Asa sama Segaf katanya tadi siang pengen makan pizza nah tadi kakak udah belikan jadi mau ngasih tau mereka."

Wirya juga mengatakan jika ia mencari kedua adiknya itu. Jadilah mereka berdua berjalan beriringan menuju tempat Asa.

Di dalam kamar, Segaf dan Asa terus berlarian saling mengejar. Hingga Segaf mengumpat di samping lemari yang terbuat dari kayu. Dan di atasnya ada sebuah koper besar. Asa terus mencari abangnya itu, tidak mau menyerah. Menit kemudian, Asa menemukan Segaf, Asa berusaha menarik robot dari tangan abangnya. Namun karena sifat Segaf yang begitu jahil kepada Asa, anak itu tetap menjauhkannya.

Mereka dorong-dorongan, dengan tubuh yang menendang-nendang lemari kayu tersebut. Tanpa mereka ketahui, jika koper besar yang berada di atas mereka semakin geser ke pinggiran.

"ABANG!"

BRUKKKKKKKK

"ASA! SEGAF!!"

TBC

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN TERUS YA GUYSSS.

KUDUS, 31 OKTOBER 2022.

Lewis Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang