"Putuskan kontrak dengan semua perusahaan yang berhubungan dengan Shion. Apakah kau sanggup?"Neji tertawa kecil,"Itu masalah kecil." Ujarnya.
Neji benar-benar melakukannya. Dia membatalkan beberapa kontrak yang berhubungan dengan Shion walau pun harus membayar penalti sebesar dua milyard. Dia bahkan menjauhi Shion dan keluarganya demi Tenten. Dan Tenten pun mendapatkan banyak haters karena itu.
Namun Tenten tidak perduli. Tangannya mulai berani melingkari lengan Neji saat mereka berjalan bersama. Dan dia akan menampilkan gaya manja setiap kali para fansgirl Neji melirik. Ingin memberikan tanda pada mereka bahwa Nejj miliknya.
Lalu saat kandungan Tenten sudah masuk usia tujuh bulan. Neji membeli sebidang tanah untuk Tenten. Rumah segera dibangun dari jerih payahnya sendiri..lebih besar dari pada rumah yang disewa Lee untuk mereka tinggal.
Mereka membangun rumah itu bersama. Tenten memberikan pendapat pada rumah itu. Dia tahu Neji suka Taekwondo dan samurai. Dan dia menambahkan detil Dojo pribadi di bagian rumah itu.
"Aku ingin rumah jadi ketika anak ini lahir. Kita fokuskan pada rumah dulu. Masalah ganti mobil itu gampang. Kau yang menginisiasi untuk membeli tanah. Kenapa tidak sekalian dibangun jadi rumahnya. Kita harus memprioritaskan yang penting, Neji. Pokoknya kalau kau masih ngeyel beli mobil baru, aku akan ke Suna saja setelah pulang dari rumah sakit."
Tenten mewanti-wanti Neji saat pria itu mengoleskan minyak angin dan memijiti punggungnya."Iya, iya, Sayang... Uh.. kau bawel sekali."
Tenten mendesah. Neji pasti sedang bersungut-sungut sekarang. "Setelah rumah jadi, kita buka cabang di Kyoto, ya? Bagaimana?"
"Terserah kau saja."
Tenten tersenyum. Pijatan Neji semakin membuatnya nyaman. "Kita harus kerja keras untuk anak-anak kita, Neji. Mereka harus hidup berkecukupan. Kurangi nongkrong di cafe. Apalagi di situ banyak cewek ganjen..kau itu sudah ayah dari dua anak, tahu?"
Neji menghentikan pijatannya.
Ngambek.
"Bilang saja aku disuruh hemat. Tidak perlu nyindir-nyindir."
Tenten tertawa geli. Dia berbaring terlentang dan menoel pipi Neji. "Kau tampan jika marah."
Neji pun luluh dan memeluk Tenten lagi. Tenten menikmati pelukan Neji. Lalu dia berkata,"Aku tidak ditemani Lee saat melahirkan Metal."
Tenten menatap mata Neji. "Neji, temani aku saat aku melahirkan. Aku mohon."
Neji mengangguk."Apakah itu sakit?"
"Iya, sakit. Tapi, aku harap kau tidak meninggalkan aku saat itu. Dampingi aku, ya?"
Neji menghirup aroma ceruk Tenten,"Ya, apakah tidak terasa sakit jika aku temani?"
Tawa Tenten berderai,"setidaknya aku tenang ada kau."
"Baiklah. Aku akan menemanimu."
Dan Neji memang menemani Tenten di kelahiran anak mereka. Anak itu lahir di rumah yang baru jadi. Ceritanya mereka pertama kali menginap di rumah itu. Hanya membawa baju, bantal, futon dan selimut sebagai permulaan, namun pada akhirnya anak itu seolah pengen buru-buru lahir. Untungnya mereka mengajak Mei Terumi. Wanita itu bisa menenangkan Metal sedangkan Neji dan Tenten bisa fokus pada kelahiran anak mereka dengan ditemani bidan.
"Eeeerrrkkkk... Huft huft huft," Tenten mengejan. Neji berada di sampingnya, mendukung punggungnya.
Tangisan metal di kamar sebelah terdengar. Anak itu sepertinya tahu kalau ibunya sedang merasa kesakitan. Mei Terumi berusaha menenangkan tangisan anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
in The Deepest Heart
FanfictionNaruto serius ingin menikahi Hinata, namun.. kakak Hinata, Neji malah meminta hal yang aneh sebagai syarat Naruto untuk menikahi Hinata. Naruto harus menang melawan Neji dalam pertandingan taekwondo dan seni pertarungan samurai. Walau pun Neji jag...