#7

378 34 3
                                    

"Childe." Zhongli memanggilku, moodnya tampak sangat tidak bagus sekarang.

"Ada apa?"

"Bisakah kau ikut denganku sebentar? "

"Mengapa?? "

"Ada sesuatu yang perlu ku bicarakan denganmu. "

"Ah, baiklah. " membicarakan sesuatu? Apakah aku melakukan sesuatu kepadanya akhir-akhir ini? Atau dia ingin memutuskan hubungan denganku sekarang? Ya aku tidak peduli sih, semoga saja yang ingin dibicarakannya bukan hal gila atau semacamnya.

Zhongli menuntunku ke belakang gedung olahraga, ini adalah tempat dimana dia menyatakan perasaannya kepadaku, bukan? Saat ini tempat ini sungguh sepi karena sepertinya hampir seluruh murid sudah pulang dari sekolah. "Apa yang ingin kau bicarakan?? " tanyaku.

"Apakah kau menyukaiku?"

"Ha? Apa-apaan maksudmu??"

"Jawablah! Jangan mengelak!"

Ini pertama kalinya Zhongli berbicara dengan nada yang seperti itu, gawat. Sepertinya dia marah.

"Aku masih belum bisa menjawabnya. "

"Apa maksudmu, Childe?"

Astaga, Yang Mulia Tsaritsa. Tatapannya seakan-akan menembus tubuhku. Aku tidak sanggup mengucapkan sepatah kata apapun, aku berpacaran dengannya hanya karena aku penasaran dengan rasanya berpacaran dengan sesama laki-laki. Dan sama sekali bukan karena aku menyukainya atau semacamnya.

Haruskah aku berbohong? Atau jujur saja?

Namun kedua pilihan itu terlalu beresiko. Zhongli bukanlah anak yang bisa ku permainkan sembarangan, aku tidak boleh membuatnya sampai membenci diriku.

"Kenapa kau sampai berpikir selama itu hanya untuk pertanyaan sederhana? " ucap Zhongli, "aah, aku tahu. Sebenarnya kau tidak menyukaiku, bukan? Kau menyukai orang lain, kan? "

"Hah?? Zhongli apa-apaan maksud perkataanmu itu??! " aku memang tidak menyukainya, namun itu bukan berarti aku menyukai orang lain! Aku masih belum memiliki perasaan seperti itu kepada seorang pun di dunia ini.

"TIDAK USAH BERBOHONG!! jika kau menyukai orang lain lantas mengapa kau berpacaran denganku?! " Zhongli menghela nafas, "sudahlah, tak apa jika kau tidak menyukaiku. Namun ingatlah Childe, kau adalah milikku dan akan selalu menjadi milikku. Tidak ada orang yang bisa merebutmu dariku, dan aku tidak akan pernah membiarkan sesorang pun mendekatimu. " dia mencengkram tanganku dengan erat " namun ibuku tidak memperbolehkanku untuk membunuh seseorang karena alasan sepele, karena itu.. Tidakkah akan lebih baik jika aku mencegah mereka untuk mendekat saja? Kupikir dengan menjadi pacarmu akan mencegah semut-semut itu mendekat, namun ternyata aku salah. Ternyata daripada capek-capek melenyapkan mereka semua, jauh lebih mudah untuk memindahkan dan meletakkan makanan yang manis itu ke tempat yang tak dapat dijangkau oleh para semut itu. "

Astaga, perasaan takut ini terakhir kali kurasakan adalah pada saat aku berhadapan dengan ayahku. Namun ini, rasa takut ini mungkin lebih dari itu.

Kakiku gemetaran, kalimatnya membuat seluruh tubuhku bergidik ngeri. Orang ini, orang ini sudah terobsesi kepadaku. Astaga, Yang Mulia Tsaritsa, selamatkan aku! Siapapun, selamatkan aku dari orang gila yang berada dihadapanku ini.

Dan secara tiba-tiba Zhongli menghilang dari hadapanku, lalu ada sebuah tangan yang membawa saputangan menempel di hidungku. Aku berusaha untuk menahan nafas dan memberontak namun Zhongli begitu kuat. Sialan, apakah ini akhirnya? Dan akhirnya kesadaranku pun memudar.

Bajingan.

...

Saat aku terbangun aku berada di suatu kamar yang sangat luas, ini berbeda dengan rumah Zhongli yang ku kunjungi waktu Zhongli memberikan sekotak pakaian kepadaku, ini sepertinya merupakan sebuah apartemen. Karena di hadapanku saat ini ada sebuah jendela besar yang menghadap langsung ke perkotaan, saat ini sudah malam hari dan apartemen ini sepertinya terletak di lantai yang cukup tinggi.

 Karena di hadapanku saat ini ada sebuah jendela besar yang menghadap langsung ke perkotaan, saat ini sudah malam hari dan apartemen ini sepertinya terletak di lantai yang cukup tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanganku terikat, kakiku dibiarkan bebas namun leherku dipasangkan sebuah collar yang rantainya terikat di ujung kasur. Pakaianku diganti dengan sebuah kaus putih yang cukup longgar, dan celanaku diganti juga menjadi sebuah celana training, sebenarnya ini sangat nyaman, terkecuali tanganku terasa sangat gatal saat ini, dan pendingin ruangan disini sangat dingin. Aku mencoba untuk meraih selimut dengan menggunakan kakiku, namun alih-alih meraihnya, aku malah menjatuhkannya.

Umpatan keluar dari mulutku, rasanya aku bisa mengompol karena dinginnya pendingin ruangan disini. Astaga!!

Tunggu dulu, aku akhirnya mendapatkan kewarasanku lagi. AKU DICULIK?? BANGSATTT, APA-APAAN??ZHONGLI SIALAN ITU? DIA MENCULIKKU? BERANI-BERANINYA BAJINGAN ITU!!!!

Aku meronta-ronta seraya mengumpat didalam hatiku, dan tiba-tiba pintu kamar terbuka.

"Akhirnya kau bangun juga, lihat. Aku membawakanmu coklat panas. " ucap Zhongli sambil menyodorkan segelas cokelat panas kepadaku.

"Sialan!! Zhongli, apa-apaan ini?!! " aku berteriak kepadanya, sambil menepis cokelat panas yang diberikan olehnya.

"Minum."

Aku tersentak, Zhongli tersenyum dan kembali menyodorkan cokelat panas itu.

Astaga, lelaki ini sungguh mengerikan.

Aku meminum sedikit cokelat panas yang dia berikan.

"Enak bukan?"

"Sebelum itu, aku mau buang air. Lepaskan collar ini. "

Zhongli tersenyum lagi, "buang air atau kabur? "

"Buang air! Aku serius, Zhongli!! "

"Baik, baik. "

...

Sialan, aku mau keluar! Sekilas dia seperti memperlakukanku dengan sangat baik. Namun sebenarnya dia hanya menyiksaku disini!! Aku harus apa? Aku tidak mau mati disini! Tolong aku! Siapapun, TOLONG AKU!! BIARKAN AKU HIDUP DENGAN BEBAS DAN JAUH DARI BAJINGAN GILA INI!!

DIA

DIA

DIA BENAR-BENAR GILA

DAN DIA MEMBUATKU MENJADI GILA JUGA.

BIARKAN AKU PERGI!!

DIA BAHKAN TIDAK MEMBIARKANKU UNTUK MATI!

TOLONG AKU

TOLONG...

SIAPAPUN! SIAPAPUN!!

APAKAH TIDAK ADA YANG BISA MENDENGARKU???

APAKAH TIDAK ADA YANG MERASA ADA YANG ANEH??

APAKAH TIDAK ADA SESEORANG PUN YANG MENCARIKU?

APAKAH...

APAKAH TIDAK ADA SEORANGPUN YANG MERASA KEHILANGANKU???

Apakah itu karena aku hanyalah seorang remaja miskin yang tidak memiliki kekayaan atau kekuasaan? Apakah aku memang tidak penting? Apakah aku... Memang tidak berarti? Apakah aku memang tidak ada harganya?
Apakah aku ini memang tidak berhak untuk bahagia?

Daripada hidup tersiksa bersama bajingan itu lebih baik aku mati. Sungguh.

Tolong...

Bajingan.

Zhongli,
Setidaknya biarkan aku mati.

Dan sekarang aku menyadari, bahwa perasaan aneh yang selama ini kurasakan.

Adalah perasaan bahwa aku sedang diawasi.

Dan orang yang selama ini selalu mengawasiku itu,

Adalah bajingan ini. Zhongli.

besettelse | Zhongli x ChildeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang