Chapter nine

53 9 3
                                    

•manusia bucin•
present

dengan kebetulan yang sangat kebetulan maha kebetulan, Reqsha dan sang mantan berada di lorong apartemen yang sama. hanya selisih 3 kamar. mendengar hal itu, keduanya memutuskan untuk pergi ke tujuan dengan sebuah taksi. bawaan barang mereka tidak terlalu banyak. Niara hanya membawa koper kecil dan tas bahu. sementara Reqsha membawa sebuah koper cukup besar.

"lu tinggal dimana sebelumnya?" tanya Reqsha memecah keheningan. Niara mengalihkan pandangan dari jendela kearah sang mantan.

"ohh, gue? gue kan emang tinggal disini qi. abis liburan aja gue tuh" jawabnya santai. Reqsha menjadi flashback, saat Niara memanggil namanya saat masih pacaran dulu.

"ohh, berarti lu bisa ya bantu gua adaptasi disini hahaha" tanya Reqsha dengan kekehan, membuat Niara juga ikut terkekeh.

"haha boleh boleh, emangnya lu berapa lama disini?"

"lima bulan sih, itu juga kalo perusahaan Daddy berhasil"

"bisa itu mah, bahkan bisa lebih cepet. Reqsha yang gue kenal kan gigih"

"hahaha"

"any way, sorry ya.. waktu itu--"

"santai aja kali, kita kan putusnya baik-baik. gaada yang dirugikan juga" benar kata Reqsha, keduanya putus secara baik baik. mereka putus dikarenakan tidak siap untuk berhubungan LDR. mengingat Niara pindah pendidikan ke Australia disaat keduanya menjalin hubungan delapan bulan di awal masuk SMA. Ruby, adalah murid pindahan pada saat Reqsha duduk di bangku kelas 11.

"iya juga, tapi lo udah punya pacar sekarang qi?"

"udahh, dia adek kelas yang pindah pas kita kelas sebelas. nam-- RUBY!!" Reqsha seketika mengingat pacarnya. benar juga, ia belum menyalakan handphonenya sedari ia meninggalkan bandara. betapa bodohnya ia.

"eh sorry bentar, gua lupa ngabarin" dengan cekatan, Reqsha mengeluarkan handphone dari saku jaketnya. ia menyalakan handphonenya dan pergi ke room chat Ruby. terlihat ada dua puluh misscall darinya, ditambah tiga puluh dua bubble chat berisi chat kekhawatiran sang pacar. Reqsha merasa bersalah. sungguh.

"haha dodol banget sih, pasti dia mikir yang ngga ngga deh"

"ya iya gua lupa"

***

kini Reqsha sudah berada di apartemennya, ia mendudukan diri di sofa depan TV. ia hendak menelfon Ruby karna tadi saat di perjalanan, ia tidak enak menelfon Ruby dihadapan Niara. dan berakhir hanya mengirim chat singkat untuk mengabarkan bahwa dirinya sudah sampai dan baik baik saja. juga pesan yang mengatakan bahwa dirinya akan menelfon balik saat sudah sampai di apart.

"Hey"

"Kak ecaaa! kemana aja kamu, perkiraan kan nyampe nya 7 jam kemudiann.. kenapa lama. aku khawatir tau" rengek Ruby diseberang sana. sang empu terkekeh gemas.

"iyaa, maaf aku lupa ngabarin. handphoneku sengaja kumatiin"

"kan bisa pake mode pesawat"

"gamau, nanti handphone nya ikut terbang"

"ihh, ga lucu ah kaak! aku serius hmp!"

"haha iyaa, gemes banget sih. maaf ya, ga kepikiran buat pake mode pesawat"

"yaudah yang penting kakak ga kenapa napa. gimana perjalanannya tadi"

"gaseru, gaada kamu soalnya"

"huu, mau ikutt"

"kalo kamu ikut, yang ada bukan kerja. tapi liburan"

"haha iya juga, kamu ngapain aja di pesawat? ciee gaada temen"

"ada sihh, tapi aku lebih banyak tidur"

"kamu kan emang sukanya tidur. eh tapi temennya siapa? kamu janjian atau gimana?"

"aku ketemu Niara, dia duduk disamping aku"

"oh"

"tadi juga ke apartnya bareng, naik satu taksi"

"..."

"halo sayang, kanu denger aku ngomong kan?"

"iyaa"

"terus tad--"

tutt..

Reqsha menatap bingung handphonenya. kok dimatiin sama si Ruby? padahal kan dia belum selesai cerita.

"lah ko dimatiin dah?" tanyanya bingung, ia kembali ke roomchat dan melihat bahwa Ruby online. ia mengirim pesan berisi 'ko dimatiin? aku belum selesai cerita padahal:('

setelah pesan terkirim dua menit kemudian, Ruby terlihat offline tanpa membaca ataupun membalas pesan Reqsha. ia mengerutkan keningnya bingung. kok?

. . .

Bete. pokoknya bete. kenapa sih, pacarnya itu bisa kebetulan ketemu sama mantannya? Ruby kan jadi insecure. karna mantan nya Reqsha itu seumuran sama Reqsha, yang tentunya lebih dewasa dibandingkan dia.

"ihh, nyebelin banget! pantes aja lupa ngabarin. pasti seru seruan deh mereka ngobrol berdua" Ruby telungkup membenamkan wajahnya ke bantal, kakinya memukul mukul kasur dengan kesal, suara teriakannya pun teredam.

"gatau pokoknya mau ngambek!" ucapnya seraya cemberut. tidak lama kemudian ia insecure, lagi. nanti bagaimana kalau cinta mereka bersemi kembali? meninggalkan Ruby, sang pacar yang LDR ratusan kilo meter. huaaa, mau nangis aja Ruby tuh. belom juga genap 24 jam, tapi udah gini.

tidak lama, Handphone nya berdering singkat menandakan ada notif dari Instagram. terlihat pop up notifnya bertuliskan [R.eqsh1_] : R.eqsh.1_ menambahkan cerita. dengan gesit, Ruby meng klik notif tersebut dan terlihatlah foto Reqsha dan Niara didalam taxi. hanya foto biasa, bahkan terkesan canggung, ditengah tengah mereka ada koper kecil sebagai pembatas. keduanya memasang pose 2 jari, dengan senyuman. ditambah satu kata bertuliskan Aussie. namun, tetap saja hati Ruby terbakar. ia cemberut semakin dalam.

"Kak eca jahatt!"

Bersambung..

TBC
-authorgrumpy

see u next time guys!
jangan lupa vote dan komen

Manusia Bucin (closed account)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang