Chapter four

104 22 4
                                    

"Ka, tolong ambilin dompet aku deh"

"dimana by?"

"di tas aku, kan kamu yang bawa ish"

"oiya haha sebentar" Reqsha mulai mencari-cari dompet berwarna pink pastel di tas selempang mungil milik pacarnya.

"nih"

"tolong sekalian keluarin kartu timezonenya deh. tangan aku ribet nih" Ruby berucap memelas. ia menatap nanar kedua tangannya yang tengah memegang handphone dan memegang ice cream. Reqsha menggelengkan kepalanya. padahal handphone bisa taro di kantong dulu lho. tapi Reqsha nurut aja deh. namanya juga bucin.

"iya by iya" Reqsha mulai membuka dompetnya. dan langsung disuguhi foto dirinya yang lagi mode ganteng. eh nggak deng, Reqsha kan senantiasa ganteng. hehe.

"haha yaampun, gemes banget sih nyimpen foto aku di dompet. segitu bucinnya ya kamu sama aku by?"

"ihh bukan kamu itu mah"

"gimana ceritanya bukan aku? orang sama persis gini. gausah ngeles kalo ketauan bucin"

"ih najong, punya pacar pedean gini"

"ih najong, punya pacar gengsian gini" ucap Reqsha mengikuti nada bicara Ruby.

"ish enak aja. yang sering gengsi tuh kamu. udah mana sini, aku mau main"

"kamu mau main apa emangnya?" tanya Reqsha mengikuti langkah kecil pacarnya. Ruby mengendikan bahunya samar dan berucap santai.

"main cowo"

"aku gasuka ya by"

"aku juga gasuka" ucapnya lagi seraya membuang tisu bekas eskrim tadi.

"aku serius"

"aku Ruby" Reqsha menatap datar pacar mungilnya yang masih melangkah. ia berdiam dengan terus menatap Ruby dari belakang.

"ka, battle basket yuk" ajak Ruby menatap senang ring basket diujung sana. ia berlari kecil menghampiri itu tanpa menyadari Reqsha yang masih terdiam dengan wajah datar.

setelah sampai, Ruby celingak-celinguk mencari pacar galahnya. kemana itu cowo?! mau nangis aja deh Ruby. dia kan takut kalo jadi anak ilang begini.

"kaa, dimana sih. ga lucu ah. kamu kan tau aku takut sendirian" nggak, Ruby nggak sendirian. ini tuh rame banget. tapi emang gaada yang dikenal, jadinya Ruby nganggep dia sendirian. mana orang pada tinggi-tinggi. jadinya kan tubuh mungilnya kelelep. matanya udah berkaca-kaca. ditiup dikit kayaknya udah netes air matanya.

Reqsha sedikit berjinjit memperhatikan pacar mungilnya diujung sana. ia lihat kok, kalo Ruby nya udah nangis. mana dia jongkok ngeliatin sepatunya. persis kayak anak kecil. belom lagi dia make baju kegedean yang makin bikin tubuhnya keliatan kecil. ia terkekeh kecil, dan tiba-tiba Ruby berdiri menghentakan kakinya dan menyeka air matanya dengan lengannya. ia semakin sesenggukan. dan karna tidak tega, Reqsha memutuskan untuk menghampiri itu bocil.

"kenapa nangis, hm" tanyanya saat dirinya sudah berdiri dua langkah dari tempatnya Ruby berdiri. sang empu mendongak kaget melihat pacarnya. ia pen menubruk tubuh galah pacarnya dan langsung memeluk erat. makin nangis.

"ka-kamu kemana hiks aja sihh. takut tau. aku kira kamu pulang duluan ninggalin hiks aku" adunya. Reqsha mengusap puncak kepala Ruby perlahan.

"abisnya kamu enak banget ngomong main cowo aja"

"ish jadi kamu hiks ngambek sama aku?"

"udah nggak lagi. yuk battle basket. yang kalah gendong yang menang" Ruby membelalakan matanya terkejut.

"ish mana bisa begitu. kamu kan jago. aku mah apaan. pasti kalah lah"

"eits kata siapa, udah ayo" masih dengan air mata yang menempel di pipi, Ruby menuruti saja.

. . . .

pertandingan berjalan sengit. nggak sengit sebenernya. soalnya, Reqsha udah nyetak puluhan poin, sedangkan Ruby baru 4 poin. poor Ruby. selagi bolanya terlempar ke arah ring, Ruby misuh-misuh gajelas. bibirnya mengerucut maju 5 centi. sebel dia tuh. udah tau dia paling gabisa main basket.

"ayo By semangat! kamu pasti bisa" ucap Reqsha menyemangati. Ruby yang kini memegang bola basket, langsung saja menghantap perut rata pacarnya dan mendengus sebal.

"tau ah! udah tau udah kalah akunya"

"heheh apa salahnya nyemangatin"

"salah. kamu ngajak aku tanding aja udah salah"

"kan kamu duluan yang ngajak battle basket, sayang"

"ya iya, tapi aku mau buat peraturan, yang kalah digendong yang menang. begitu"

"yaudah karna kamu kalah, ayo aku gendong. kita pulang" ngalah aja dah Reqsha. daripada bayinya nangis lagi. Reqsha membungkukan badannya, dan dengan semangat, Ruby melompat kearah punggung sang pacar dan memeluk erat.

"let's go"

. . .

"aaaa ka Reqsha. ketemu disini kita. apa kabar?"

Bersambung..

*
*
*
gatau lagi ini gue ngapain:). sudah dibilang ini cerita ringan banget. eh tapi gatau nanti xixi
.
.

TBC
-authorgrumpy

see u next time!
jangan lupa vote dan komen

Manusia Bucin (closed account)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang