Swara menyipitkan kedua matanya karena mendengar suara bersin Daksa untuk yang kesekian kalinya pagi ini. Adiknya itu sudah mengeluh tidak enak badan sejak beberapa hari yang lalu. Daksa juga sempat meminta izin kepadanya untuk tidak berangkat ke Terazza Walk hari Senin kemarin, walau berakhir dengan tetap harus berangkat karena satu dan lain hal.
Bukan apa-apa, tapi kondisi udara dan cuaca di sekitar mereka belum seluruhnya steril dari virus Pandemic yang lalu, sehingga cukup masuk akal kalau Ibu mereka dan Swara sendiri menjadi sedikit khawatir.
"Lo sakit gara-gara itu, kali?" Swara menunjuk ke arah sebelah lengan Daksa yang sudah dihiasi oleh sebuah tato (lagi).
"Enggak, lah... Enggak pernah begini juga kalau abis digambar, palingan cuma nyeri doang. Tinggal gue minumin pereda nyeri aja sama pakai lotion yang biasa dikasih." Daksa memerhatikan tato barunya itu sebentar, "malah ini enggak kenapa-kenapa kalau gue rasain. Enggak sakit, enggak bengkak juga."
"Berobat aja, Dak?"
Srooottt...!
Swara menyipitkan kedua matanya lagi, namun kali ini sembari mengedikkan kedua bahunya geli. Raut wajahnya bahkan sudah tidak enak. "Jorok lo..."
"Kata Banyu, dia mau ngirimin obat buat gue nanti."
"Asik daaah...yang punya pacar dokter, sih, lumayan berobat gratis!"
Tak berapa lama kemudian, Nyonya Aliana tiba di tengah-tengah mereka sambil membawa dua buah mangkuk masing-masing pada kedua tangannya.
Semangkuk oat untuk Swara yang sudah dilengkapi beberapa iris strawberry, kiwi, dan beberapa butir blueberry.
Sedangkan untuk Daksa, Beliau menghidangkan semangkuk sop ayam hangat, bertujuan agar flu yang sedang diderita anak Bungsunya itu dapat sedikit mereda, karena ujung hidung Daksa saja sudah mulai memerah, suaranya bahkan berubah sengau."Banyu enggak jenguk kamu?" Tanya Beliau sambil membantu Daksa menuang air putih hangat ke dalam sebuah gelas bening.
Daksa menggelengkan kepalanya kuat-kuat, "kasian, Ma, capek Banyu-nya. Tadi juga udah mau ke sini dulu sebelum ke Lindimara, tapi Daksa larang."
"Gue nanti ke Terazza ya, sekalian jalan-jalan sama Mama." Hari ini merupakan jatah terakhirnya beristirahat. Esok hari, Swara sudah harus kembali berkegiatan lagi. Memenuhi beberapa undangan Radio, pentas nyanyi di beberapa acara Televisi, atau pun Talkshow. Jadi ia ingin memanjakan Ibunya saja hari ini. "Lo enggak apa-apa kan, ditinggal sendirian di rumah?"
"Enggak apa-apa. Palingan gue tidur."
"Berobat dulu sama Mama, enggak?" Pertanyaan yang sama seperti pertanyaan Swara sebelumnya dilontarkan oleh Nyonya Aliana.
"Enggak usah, Ma. Nanti Banyu kirimin obat katanya."
Nyonya Aliana mengangguk-anggukkan kepalanya lega. Diam-diam di dalam hatinya, Beliau mensyukuri bahwa kini Daksa memiliki seorang Pasangan yang begitu perhatian. Walau tampak masih terbilang jarang keduanya untuk saling bertemu, atau mungkin Banyu masih sedikit segan untuk berkunjung ke rumah mereka— karena beberapa kali Daksa menghabiskan waktu senggangnya di rumah Kekasihnya itu— tidak masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLOR - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]
FanfictionDaksa dan Swara memiliki Ibu yang luar biasa bawel. Sering sekali komplen ketika mereka berdua tengah sangat sibuk disebabkan pekerjaan masing-masing dan membuat si Nyonya Besar bolak-balik merasa kesepian. Bukan. Nyonya Aliana bukan termasuk ke d...