Seminggu berlalu, dan seperti yang telah disampaikannya kepada Darius, ia akan menjalani test bersama Daksa pada minggu ini.
"Dokter Banyu, ada Kerabat ingin bertemu, Dok."
Banyu menekan tombol extension yang terhubung langsung dengan ruangan Dokter Tantra— sebelum memutuskan bertemu dengan Kerabat yang dimaksud— seorang Dokter yang akan menangani mereka, termasuk memberikan sesi konsultasi terlebih dahulu untuknya dan Daksa karena sudah termasuk ke dalam persyaratan.
Pagi ini, Daksa mengenakan pakaian paling santai sesuai anjuran Banyu agar tidak perlu kesulitan ketika mereka tiba pada tahap Serologi atau biasa disebut pengambilan sample darah, mengingat laki-laki itu terbiasa mengenakan pakaian berlengan panjang.
Dengan kaos tipis berwarna putih, jaket dan celana berbahan jeans, juga tidak ketinggalan sneakers kesayangannya, Daksa sukses sekali menjadi pusat perhatian seantero Lindimara. Entah kelewat tampan, atau mungkin para Suster di sana sudah sangat penat dengan pemandangan Rumah Sakit yang begitu-begitu saja, maka kehadiran Daksa seolah membawa angin segar untuk mereka.
"Udah banyakin minum air putih?" Banyu meminta Daksa untuk masuk ke dalam ruangannya sembari menunggu ketersediaan Dokter Tantra yang mengabari bahwa Beliau baru saja selesai dengan santap pagi-nya, yang lalu meminta mereka untuk bersedia menunggu sebentar.
"Tuh kan, lupa... Aku malah minum kopi aja tadi..." Daksa menyadari kekeliruannya. Ia memiliki alasan tersendiri untuk yang satu ini, yaitu Banyu mengabari bahwa mereka akan menjalani test pagi ini baru tadi malam. Jadi apapun yang laki-laki itu anjurkan demi Daksa menyiapkan tubuhnya agar siap dengan prosedur mereka, terdengar sambil lalu begitu saja di telinganya.
Banyu menyodorkan sebotol air mineral yang masih tersegel kepada Daksa, lalu ia bertanya sekali lagi, "tapi kamu udah sarapan, kan?"
Kalau sarapan tentu saja sudah. Nyonya Besar di rumah mana mungkin membiarkan anak-anaknya memulai hari tanpa asupan. Maka Daksa menganggukkan kepalanya dengan percaya diri sembari menenggak air mineralnya.
"Kita konsultasi dulu dengan Dokter Tantra. Beliau akan menyampaikan beberapa hal terkait test yang akan kita jalani sebagai persyaratan. Enggak masalah, kan? Aku takut waktumu enggak cukup kalau harus ke kantor setelah makan siang kayak rencanamu kemarin."
"Aku udah izin enggak masuk kantor hari ini, jadi enggak masalah."
Banyu menganggukkan kepalanya lega. Daksa benar-benar serius mengenai hal ini adalah yang terpenting baginya.
"Tapi abis ini aku dapat bubur kacang ijo enggak ya, Nyu?" Sempat-sempatnya Daksa melontarkan sebuah lelucon, padahal tubuhnya sudah sedemikian gugup. "Atau telur rebus, deh..."
Banyu sudah ingin menyentil dahi laki-laki itu ketika telepon ruangannya kembali berdering. Benar saja, Dokter Tantra yang menghubunginya agar mereka bisa segera hadir di ruangan Beliau yang berbeda satu lantai dengan mereka saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLOR - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]
FanficDaksa dan Swara memiliki Ibu yang luar biasa bawel. Sering sekali komplen ketika mereka berdua tengah sangat sibuk disebabkan pekerjaan masing-masing dan membuat si Nyonya Besar bolak-balik merasa kesepian. Bukan. Nyonya Aliana bukan termasuk ke d...