Selama ini mereka bertukar pesan dengan sesedikit kalimat romantis, mendayu-dayu, apapun itu karena bukan kepribadiannya dan Daksa sama sekali. Alih-alih senang, Banyu malah menemukan keanehan yang tidak beralasan ketika membaca pesan Daksa kepadanya.
Ia mau pun Daksa akan secara gamblang mengatakan segala hal. Daksa akan berkata keberatan, pun dirinya melakukan hal yang sama. Ketika kemarin itu, saat Daksa akhirnya mengetahui niat tersembunyinya maka mereka melakukan test adalah contoh yang paling mudah.
Mengenai masalah kemarin, mereka belum duduk bersama, ia belum memiliki kesempatan untuk menjelaskan agar Daksa tidak perlu salah paham. Ya, mau bagaimana memiliki kesempatan kalau ia malah meminta Daksa untuk pulang dan beristirahat?
Atau...jangan-jangan pesan yang tengah dibacanya ini adalah akibat masalah kemarin?
Banyu melirik ke arah jam dinding, hari masih terlalu pagi, pun jadwalnya hari ini bukan ke Lindimara melainkan ke Panti. Ia berpikir sejenak, apakah ia harus menghampiri Daksa terlebih dahulu? Setidaknya agar tidak ada kesalahpahaman di antara mereka.
Rasanya Banyu tidak perlu berpikir dua kali untuk itu.
*
*
*
"Mas Daksa, meeting-nya sudah mau dimulai."
"Sudah hadir semua?"
"Sudah, Mas."
Daksa menyiapkan berkas meeting-nya pagi ini, menyimpan sebuah flashdisc yang berisikan bahan presentasi ke dalam saku kemeja, juga tak ketinggalan laptop-nya yang maha penting.
Kemudian ia menghentikan gerakannya. Kedua matanya mencari-cari sebuah benda kotak berukuran kecil yang sedari pagi belum berbunyi demi menandakan bahwa Banyu telah mengiriminya pesan. Pagi ini ia teramat sibuk. Ia bahkan tidak sempat mencari tahu apakah Banyu sudah membaca pesan terakhirnya dini hari tadi, yang menjadi alasan utama maka kedua matanya terasa sangat panas dan mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLOR - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]
Fiksi PenggemarDaksa dan Swara memiliki Ibu yang luar biasa bawel. Sering sekali komplen ketika mereka berdua tengah sangat sibuk disebabkan pekerjaan masing-masing dan membuat si Nyonya Besar bolak-balik merasa kesepian. Bukan. Nyonya Aliana bukan termasuk ke d...