Kak Angel berjalan menuruni tangga hendak ke toilet. Saat itu dia sedang sendiri di kos tersebut. Di sisi lain, tiga orang pria beserta ibu kos berada di ruang tamu tepat di depan kamar Elli dan Wanda berada, mereka terlihat baru selesai menggali lubang panjang.
“Wis rampung niki bu,”
“Cepet ndang dilebokno, terus diurug lemah. Bar kui ojo lali dipasangi keramik maneh.” Suruh Ibu Wati, wajah beliau terlihat lebih muda dari yang sekarang.
“Njih bu,”
“Ayo cepetan!” suruh salah satu dari mereka.
Dua orang pria itu memasukkan sebuah bungkusan panjang berbalut kain cokelat dengan kedua sisinya terikat seperti jenazah. Kak Angel pun terkejut bukan main, karena ternyata yang mereka kubur beneran jenazah tetapi Kak Angel tidak tahu siapa itu karena tubuhnya terbalut kain cokelat dengan sempurna. Dia mundur dan terduduk lemas, hingga saat dia mengintip lagi,
“Woy! Sopo kui!”
“Bu ono sing weruh!” teriak salah satu dari mereka,
Sontak Kak Angel pun langsung berlari menaiki tangga dan mengunci pintu kamarnya. Disaat dia ketakutan, hingga dia terbangun dari tidurnya sebelum jam tiga dini hari. Dadanya terasa sesak, keringat sebesar biji jagung membasahi tubuhnya. Dia sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan mimpi yang ‘mungkin’ menyimpan rahasia besar.
***
“Ngono cah mimpiku, koyo nang dimensi waktu tahun 1970an awake dewe urung lahir.”
Kita sempat terkejut bahkan menelan ludah setelah mendengarnya.
“Apa jangan-jangan itu emang bener? Ada yang pernah mati disitu terus dikubur di dalam kos an ini?” Celetuk Kak Ayu
“Wah bisa jadi itu, kebongkar lewat mimpi.” Sahutku,
“Bapak kos kan katanya meninggal di kamar itu kan.” Sahutku lagi,
“Tapi masak iya gak dikubur di pemakaman umum? Aneh dong, mungkin itu sesuatu yang lain.” ujar Kak Angel.
Dirasa obrolan kami sudah mulai membuat panik, akhirnya Kak Ratna berusaha menenangkan kami agar tidak berpikiran yang macam-macam. Jika pun memang benar adanya, cukup tahu saja. Obrolan itu berhenti.
Hari dan bulan pun berganti, kita menjadi “Terbiasa” oleh gangguan itu, hingga yang terparah adalah. Kala sore itu, Elli baru saja pulang dari kampus, dia memasuki kamarnya dan melihat Wanda duduk terdiam di kasurnya sendiri. Fyi, karena dihuni dua orang jadi ada dua kasur di kamar mereka.
“Udah balik?” Sapa Elli sambil meletakkan tas dan buku kuliahnya di samping kasurnya.
Diam, si Wanda hanya diam sampe si Elli sudah berganti pakaiannya dan melihat si Wanda tertidur di kasurnya sendiri. Dia memutuskan untuk duduk di ruang tamu sambil bermain hp, hingga dia mendapatkan chat bbm dari Wanda, yang isinya:
“Aku malam ini gak pulang, langsung nugas di kos teman.”
“Woy, yang bener deh, bisa-bisanya kamu bilang gitu.” Membaca isi chat bbm itu, Elli terkejut bukan main.
“Gitu gimana? Aku emang gak pulang malam ini.”
Dan saat Elli membuka kamar, sosok “Wanda” itu sudah tidak ada. Iya, hanya dia saja yang disitu. Jika pun benar, tidak mungkin si Elli tidak melihatnya saat dia keluar kamar karena dia duduk menghadap ke kamar itu. Tidak ada pintu dibuka, tetap tertutup. Fyi, emang si Wanda itu suka balik malam, jarang sekali pulang cepat.
Si Elli lari terbirit-birit menuju ke ruanganku dan Kak Salsa. Dia menggedor-gedor pintu Kak Salsa sangat keras. Saat itu pula aku sedang melihat story BBMnya Wanda. Oh Wanda masih di kos teman—pikirku.
“Mba Salsa! Mba buka pintunya!”
“Dis…! Dis tolong!”
Mendengar suara gedoran dari luar, aku beranjak dari kasur dan saat aku membuka pintu aku melihat Elli dengan tubuh gemetaran, wajahnya pucat sekali sampai Kak Salsa kebingungan.
“Han, Elli kenapa?” Tanya Kak Salsa kebingungan melihat Elli yang kemudian menutupi wajah dengan kedua tangannya.
“Aku ga tau mba, Elli kamu kenapa?!” tanyaku sembari merangkulnya dan berusaha menenangkannya.
“Gak bener ini gak bener ini! Udah kelewat batas,” ujar Elli,
“Mba, ambilin minum aja mba.” Pintaku ke Kak Salsa.
“Aku mau nangis tapi gak bisa Dis!” ujarnya lagi, saat kusentuh tangannya terasa sangat dingin.
Setelah dia tenang, akhirnya dia menceritakan kejadian yang menimpanya barusan. Kami berdua benar-benar semakin takut setelah mendengar cerita itu. karena baru kali ini aku menjumpai hal seperti ini apalagi makhluk itu sampai menyamar menjadi salah satu teman kos kami. Wajah Kak Salsa terlihat panik, dia adalah orang penakut kedua setelah Kak Ayu di kostan ini.
Aku mengambil ponsel dan melihat lampu kamarku yang tetiba mati. Ah sial! Mati listrik, hingga malam tiba. Ketakutan kami semakin menjadi-jadi apalagi si Elli baru saja mengalami hal horror seperti itu, akhirnya kami bertiga memutuskan untuk tidur bersama di kamar Kak Salsa, dan yang benar saja Wanda baru pulang keesokan harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Kos Tua
HorrorPernahkah kalian mengalami suatu kejadian di luar nalar yang sebelumnya tidak kalian percayai? Kejadian ini dialami oleh Han dan penghuni kos-kos an tua yang sudah berdiri sejak tahun 1970an hingga saat ini. Mimpi yang dimimpikan Angel ada sangkut p...