10. Who is That? Me or Her?

383 22 2
                                    

"Jadi, apa yang ingin Appa katakan?" Tanya Haechan to the point, kepada Johnny sang Appa, yang saat ini tengah berada di hadapannya.

"Bersiap lah. Appa ingin kau ikut hadir bersama dengan Appa, ke suatu pertemuan." Ujar Johnny, meminta anaknya untuk ikut dan hadir.

"Cuma aku dan Appa?" Tanya Haechan, memastikan lagi ucapan sang ayah.

Johnny terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Bersama dengan Eomma dan Dongsaeng-mu." Jawab Johnny, yang langsung mendapatkan decakan kasar dari sang anak.

"Aku tidak mau." Tolak Haechan. Ia itu sangat anti ikut pertemuan dengan kerabat Appanya. Apalagi kalau ada ibu tirinya dan saudara tirinya di dalamnya. Terlihat seperti keluarga bahagia, namun menyakitkan di dalamnya.

"Appa tidak menerima bantahan, Seo Haechan." Ucap Johnny, memperingati sang anak.

"Nama aku itu Lee Haechan! Bukan Seo Haechan! Sejak kapan kau mengganti marga-ku?!" Ralat Haechan kesal. Rasanya ia ingin sekali memukul orang yang ada di hadapannya ini, yang sering dia panggil Appa.

"Kamu anakku! Margaku Seo! Sudah sepantasnya kau menyandang margaku!" Peringat Johnny, akan jati diri sang anak.

Haechan terkekeh begitu saja ketika mendengar perkataan sang ayaj. "Anak? Anakmu hanya Seo Giselle, bukan diriku! Jangan bermimpi kalau kau mempunyai anak seperti diriku, kalau kau masih mempunyai hubungan dengan jalang itu!" Peringat Haechan.

"Seo Haechan!" Peringat Johnny yang saat ini sudah meninggikan suaranya.

Seakan sadar bahwa dia telah membentak Haechan, ua langsung berusaha menurunkan, dan mengontrol emosinya.

Haechan hanya bisa memutarkan kedua bola matanya jengah. Tch! Kenapa harus mengontrol, kalau biasanya saja ayahnya suka menampar pipinya?

"Appa ingin kau datang tanpa adanya bantahan! Kalau kau membantah--"

"Eomma-ku! Pasti kau akan mengancam dengan membawa nama Eomma-ku bukan?" Tanya Haechan.

Johnny terdiam begitu mendengar ucapan sang anak, dan keterdiaman dia pun membuat anaknya mendecih kesal."Dari caramu yang diam saja. Berati tebakan-ku benar. Sangat kotor sekali caramu itu! Membawa orang yang telah tiada sebagai ancaman! Tidak cukup sewaktu dia hidup kau terus siksa? Entah itu siksaan fisik, ataupun siksaan batin?" Ujar Haechan, yang saat ini sudah menunjukkan tatapan kecewa, dan marah menjadi satu.

"Appa tidak perduli. Appa hanya ingin kau datang tanpa bantahan, setiap bantahan pasti ada konsekuensi-nya bukan?" Balas Johnny.

Haechan mendengus kasar. "Baiklah kalau itu mau Appa. Aku akan ikut, tapi dengan syarat! Jangan pernah menyuruh aku untuk menggunakan ini itu!" Peringat Haechan.

"Lebih baik sekarang kau ke dalam, akan ada beberapa pelayan untuk membantu dirimu bersiap. Eomma, dan adikmu tengah berdandan." Titah Johnny.

Haecyan pun segera masuk ke dalam kamarnya. Ia tidak ingin berdiam lama di dalam satu ruangan dengan aang ayah. Melihat wajah ayahnya saja Sukses membuat dirinya kesal.

Sampai di dalam kamarnya, Haechan langsung di tarik dan di dudukkan di depan meja rias miliknya. Dia langsung di dadani oleh mua profesional yang sangat terkenal di negaranya.

Beberapa menit di dandani serta sudah mengganti kostumnya yang awalnya baju biasa, menjadi dress selutut yang sangat pas di tubuhnya.

Haechan pun segera keluar dari dalam kamarnya. Di ruang keluarga, sudah ada Appanya yang sudah memakai jas formal, beserta Ibu tirinya dan juga saudara tirinya yang memakai dress berwarna putih. Berbeda dengan dirinya yang memakai warna hitam.

Haechan terkekeh begitu melihat mereka. "Padahal pemeran jahatnya itu kalian bertiga. Tapi kenapa malah aku yang memakai pakaian hitam sendiri?" Ujar Haechan.

"Cha! Ayo kita berangkat!" Ujar Haechan, sebelum sang ayah menyahuti perkataannya.

Haechan sudah lebih dulu jalan, dan masuk ke dalam mobil milik sang ayaj. Di ikuti ayahnya, ibu tirinya dan saudara tirinya masuk setelah dirinya. Mobil ayahnya pun segera pergi, meninggalkan perkarangan rumahnya, menuju suatu tempat yang ayahnya katakan.

Di sepanjang perjalanan, mereka semua diam. Tidak ada niatan untuk membuka suara, terutama Haechan. Sampai akhirnya mobil ayahnya berhenti tepat di depan gedung pencakar langit. Hotel berbintang 5 yang menjadi tempat pertemuan ayahnya dengan kerabatnya.

Mereka semua segera turun dari mobil, dan masuk ke dalam hotel, meninggalkan sang sopir yang entah ke mana perginya. Mereka terus menjalankan kakinya, sampai akhirnya tiba di depan meja yang sudah di tempati 3 orang. Dua orang yang berusia sama dengan ayahnya dan ibu tirinya, serta satu orang yang usianya sama dengan saudara tirinya dan juga dirinya.

"Johnny? Silahkan duduk! Apa kabarmu? Ini kedua anakmu?" Tanya pria yang umurnya sama dengan ayahnya ini.

Ayahnya, ibu tirinya serta saudara tirinya, dan juga dirinya langsung duduk di kursinya masing-masing. 'Mark Lee? Kenapa dia bisa ada di sini?' Tanya Haechan kepada dirinya sendiri, begitu melihat sang kekasih yang tengah berada di hadapannya, serta di samping saudara tirinya.

"Kabarku baik-baik saja, bagaimana dengan dirimu, Jaehyun? Dan ya, ini kedua anakku. Yang ini bernama Seo Johnny, anak kandungku bersama dengan Ten. Sementara yang itu Seo Giselle, anak tiriku. Dan ini istriku, Jung Krystal yang sudah berganti marga menjadi Seo Krystal." Ujar Johnny, memperkenalkan istri, serta kedua anaknya.

"Kabarku juga baik-baik saja. Pekernalkan juga, ini anak laki-laki ku dan istriku satu-satunya, Mark Lee namanya." Ucap Jaehyun, memperkenalkan Mark.

"Kami sudah saling mengenal, Ahjussi. Aku dan Haechan sekelas dengan Mark." Ucap Giselle.

"Benarkah? Wuah, berarti kita tidak usah berbasa-basi dalam perjodohan ini." Ucap Jaehyun yang sukses membuat Mark, Giselle dan Haechan terkejut.

"Perjodohan Appa?" Ucap Mark yang langsung bertanya. Memastikan apakah pendengaranjya salah atau tidak.

"Heum, kita akan menjodohkan kalian. Kau, akan di jodohkan dengan anak dari Johnny Ahjussi." Ucap Jaehyun.

Ada semburat merah yang muncul di pipi Giselle, begitu iq mendengar kata perjodohan, dan ingin di jodohkan. Berbeda dengan Haechan yang langsung gelisah, dan juga cemas,  ketika ia mendengar itu.

Bukannya ia tidak mau di jodohkan dengan Mark. Ia hanya tidak mau kalau nantinya Mark yang notabennya kekasihnya ini, yang di jodohkan dengan Giselle, saudara tirinya.

Makin sulit kisah cintanya nanti! Ia makin sulit memenangkan cintanya dengan sang kekasih, kalau misalkan kekasihnya di jodohkan dengan saudara tirinya.

"Appa. Appa hanya bilang kalau misalkan ini pertemuan biasa!" Peringat Mark, yang sama gelisah dan cemasnya dengan Haechan.

"Appa sengaja tidak memberitahukan kamu, begitu juga dengan Johnny Ahjussi yang tidak memberitahukan dulu tentang masalah perjodohan ini kepada anaknya. Termasuk kepada Krystal ahjumma, istrinya." Ujar Jaehyun.

"Tapi Appa! Appa seharusnya bilang dulu dengan aku! Aku--"

"Siapa yang akan di jodohkan, Ahjussi? Mark dengan siapa? Aku, atau Haechan?"

THE REAL COUPLE - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang