3. Scars

940 63 3
                                    

Hai, bestie! Aku bakalan usahain buat sering-sering update.
Kecuali awal bulan depan yaaaa karena aku nonton The Link YEAY!!!
Maaf banget kalau ada typo atau kesalahan penulisan. Terimakasih buat yang udah vote!
Enjoy ❤️

*
*
*

Jeno melahap mie cup di meja yang ada di sudut ruangan. Pintu kamar mandi terbuka membuat Jeno segera menoleh ke sumber suara. Karina keluar dengan rambut yang masih basah & sudah mengenakan dress putih yang sama.

"Untung saja motel ini menyediakan mie cup. Kalau tidak kita akan kelaparan. Makanlah ..", Jeno menawarkan mie cup di atas meja yang telah ia seduh.

"Gomawo ..", Karina dengan segera melahap segelas mie cup itu.

"Ssshhh hah hah.. "

"Yha! Itu masih panas! Makanlah dengan perlahan..", Jeno menyodorkan air mineral pada Karina yang sedang mengibas-ngibaskan mulutnya yang terasa terbakar. Ditenggaknya air mineral itu.

Jeno meletakkan mie cup yang telah ia habiskan. Ia berjalan ke arah kamar mandi, diraihnya handuk lalu menempatkan dirinya tepat dibelakang gadis cantik yang sedang duduk menikmati makanannya itu. Tangannya bergerak mengeringkan rambut gadis itu dengan handuk putih di tangannya.

"Kau akan merasa pusing kalau kau tidur dengan rambut yang masih basah", dengan lembut Jeno mengeringkan rambut hitam legam itu. Perlakuan Jeno yang manis membuat dadanya sedikit berdegup.

"Bodoh, kenapa kau keramas malam-malam begini? Kalau begini kau bisa sakit.. "

"Berhenti", ucap Karina dingin. Tangannya merampas handuk itu dari genggaman Jeno.

"Kalau kau seperti ini, aku akan sulit melupakanmu"

"Kenapa kau sangat ingin melupakanku?", Jeno mematung ditempatnya memandang wajah gadis cantik itu secara tidak langsung dari pantulan cermin dihadapannya.

Karina melepas kontak matanya dengan Jeno pada cermin. Ia kembali melahap makanannya selagi masih hangat tanpa berniat menjawab pertanyaan itu.

Lelaki bermarga Lee itu kemudian memberanikan diri merangkul dari belakang lalu berbisik ditelinga gadis itu dengan lembut, "Tolong beritahu apa kesalahanku. Aku akan memperbaikinya untukmu"

Kalimat itu sukses membuat hati Karina sesak.

Tidak, kau tidak melakukan kesalahan apapun Lee Jeno.

Ia tidak dapat membohongi dirinya, ia rindu kehangatan ini. Hanya saja ia membenci takdir Tuhan yang membuat perasaannya kepada lelaki itu tidak semestinya berlanjut.

Karina sedikit memberontak tetapi Jeno mempertahankan lengannya tetap melingkar pada pundak gadis itu. Ia menarik nafas dalam menikmati wangi shampoo yang menguar dari pucuk kepala gadis itu.

"Biarkan seperti ini dulu.."

Entah apa yang ada di otak Karina saat ini, tangannya bergerak secara otomatis menyentuh lengan hangat berurat pria yang merangkulnya itu. Membuat pria yang sedang menumpukan dagunya pada pucuk kepala gadis itu bergerak merambat ke sisi kiri wajahnya lalu mengecup pipi serupa tomat itu dengan hati-hati.

Keduanya menikmati keheningan & degupan jantung masing-masing hingga dering ponsel memecah keheningan. Spontan Jeno menegakkan tubuhnya melepaskan pelukannya pada gadis itu kemudian meraih ponsel pada sakunya.

"Iya aku tadi meneleponmu"

"Maaf nanti pagi aku tidak bisa mengantarmu, ada yang harus aku selesaikan sebelum pergi ke kantor"

Our Bad ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang