"Baby i've got scars from wishing you could hold me .."
Gadis dengan atasan sabrina putih melangkah keluar dari mobil setelah pria jangkung berkemeja putih membukakannya pintu. Sedang sepasang mata sinis lelaki dari balik kemudi mobil suv di sebelahnya tidak lepas dari keduanya. Tangannya meremas setir tatkala keduanya berjalan mendahului mereka seraya bergandengan tangan. Ia menyesal tidak memercayai perkataan Haechan, kalau firasat buruk tentang kliennya itu benar.
Hingga lamunannya terdistraksi oleh suara gadis disebelahnya, "Sayang?"
"Ayo", Jeno keluar dari mobilnya dan membukakan pintu kekasihnya. Keduanya berjalan menyusul sepasang kekasih yang tadi mendahului mereka.
Langit yang mulai gelap sangat kontras dengan lampu-lampu wahana, membuat sore hari itu semakin indah. Entah kenapa Jeno merasa lampu warna-warni dari wahana sekitar nampak semakin indah saat pantulannya mengenai wajah gadis yang sedang berjalan berhadapan dengan lelaki jangkung didepannya.
"Sepertinya seru kalau kita naik itu ..", Lia menunjuk feris wheel yang ada di sebelah kiri, membuat ketiganya menengok.
"Ayo .. pasti pemandangan di atas sana bagus", Jungwoo mengamini. Lelaki itu menarik Karina dan berjalan ke arah wahana tersebut begitu juga dengan Lia dan Jeno.
Sinyal mission abort membahana di kepala Jeno. Otaknya seakan memutar first kiss scene antara Karina & Jungwoo saat mereka secara berpasang-pasangan menaiki feris wheel.
TIDAK. INI TIDAK BOLEH TERJADI.
"Ahh — apa itu tidak terlalu tinggi?", Jeno menahan lengan Lia sebelum mereka tiba di wahana itu. Otomatis membuat Jungwoo & Karina ikut menghentikan langkah mereka.
"Apa kau takut?", tanya Jungwoo pada Karina.
"Tidak", jawab Karina singkat tanpa melihat ke arah Jeno.
"Kalau begitu kami saja yang naik", ucap Jungwoo pada Jeno & Lia.
"—kami juga naik", Jeno buru-buru menarik tangan Lia untuk mengikuti mereka.
Sial. Lee Jeno, kau harus mencegah mereka naik berduaan.
Tiba di depan wahana, Jungwoo dan Karina menaiki salah satu kubikel feris wheel. Jeno yang hendak ikut masuk ke kubikel yang sama, dihadang oleh petugas, "Maaf tuan, maksimal dua orang"
"Apa yang kau lakukan??", Lia mendengus kesal.
"Maaf, aku kira kita bisa menaikinya bersama-sama", ujar Jeno sambil memaksakan senyumnya. Setelah itu keduanya menaiki kubikel terpisah. Hati lelaki itu tidak tenang, tangannya berkeringat dan kakinya tidak henti-hentinya bergerak. Wajah cemas kekasihnya itu membuat Lia bingung.
"Apa kau sakit?"
"Aku tidak apa-apa"
"WOAAAAAH, LIHAT DISANA ADA KEBAKARAN!!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Bad Scenario
Fiksi PenggemarJenrina Jaya Jaya Jaya! Karina adalah masa lalu Jeno. Setelah menghilang tanpa sebab, kini Karina kembali di saat Jeno telah memiliki kekasih. Walaupun Jeno telah menentukan pilihannya, keduanya tetap tidak bisa bersama karena skenario semesta yang...