Happy Reading !
— flawersun***
MOS hari terakhir, semua murid dikumpulkan di Hall Basket sekolah untuk menyaksikan penampilan demo ekskul. Masih sama seperti hari-hari sebelumnya posisi duduk selalu sesuai gugus masing-masing.
Dari posisi Harbi saat ini masih dapat melihat jelas keberadaan Kana meskipun jauh di sana. Posturnya yang tinggi membuat Harbi di posisikan di belakang barisan sama seperti Kana, kalau Kana karena tidak suka kegiatan MOS ia menukar tempatnya dengan teman segugusnya.
Sejak demo ekskul dimulai fokus Harbi bukan ke depan sana melainkan ke arah Kana. Tidak disangka dirinya sangat merindukan Kana yang kini jika dibandingkan dengan tubuhnya Kana terkesan mungil.
Tiba-tiba Harbi menotice satu hal, Kana sangat diam. Harbi sudah paham bagaimana diri Kana, anak itu memang pilih-pilih teman tapi setidaknya ia harus memiliki satu orang yang bisa dia ajak bicara atau sekedar menemaninya ke toilet. Sudah berjalan hampir 2 jam tapi Kana sangat diam tidak bicara, tidak jahil dan hanya duduk menangkup kedua lututnya. Apa dia sakit ?
Pikiran dan perasaan Harbi sedang bertarung. Perasaannya mengatakan untuk memastikan apakah Kana baik-baik saja atau tidak. Sedangkan pikirannya mengatakan jangan, bagaimana jika Kana tidak suka dirinya sok kenal.
Harbi menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Kenapa sih lu gelisah banget ?" Tanya Numatala, cewek yang dulunya satu SMP dengan Harbi dan kini satu gugus.
"Bosen gue," jawab Harbi asal.
"Gue juga sama tapi gak kaya lu grasak grusuk dari tadi,"
"'Maap deh," jawab Harbi pasrah dan mulai mencoba melihat ke arah depan. Tapi kepalanya tidak bisa diajak kerjasama karena lagi-lagi dirinya masih menoleh ke arah Kana.
•••
Seluruh murid baru kini tengah mengerubungi stand ekskul-ekskul yang terbaris rapi mengelilingi lapangan outdoor sekolah. Aksi demo ekskul tadi langsung menarik minat para murid untuk ikut ekskul.
Kecuali Harbi, dirinya tidak memperhatikan demo ekskul tapi sejak awal mendaftar sekolah ia sudah menetapkan pilihan kalau dirinya akan melanjutkan basket. Alasan terbesar Harbi memilih sekolah itu.
"Masih bisa daftar kan ya kak?" Ujar seseorang dengan peluh di pelipisnya. Kakak kelas menjawab dengan anggukan.
Seseorang itu langsung ikut berbaris, tepat di belakang Harbi.
"Weh tinggi banget lu, cocok emang masuk basket." Sesorang itu menepuk lengan Harbi seakan akrab.
Harbi menjawab dengan anggukan dan senyum kecil. Ia tidak tahu harus bagaimana dengan orang yang tiba-tiba sok asik.
"Jenanta,"
"Harbi."
Jenanta tidak lagi berbicara dirinya langsung fokus membaca brosur-brosur yang dia ambil dari beberapa stand. Harbi sempat melirik sebentar karena bingung kenapa tiba-tiba orang sok kenal tadi hening. Matanya menangkap sosok Kana di seberang sana sedang mengantri di stand ekskul dance.
"Dance?" Kata itu keluar tanpa aba-aba dari mulut Harbi.
"Hah apa? Lu mau ikut dance juga? Wah susah itu sih, pasti bentrok jadwal latihannya atau kalau ga bentrok yaaa lu udah cape duluan belom ikutin yang satunya lagi." Ucap Jenanta menyambar. Harbi sudah mulai merasa terganggu dengan tingkah manusia bernama Jenanta ini. Tidak lagi menghadap belakang Harbi berbalik badan tanpa menjawab ucapan Jenanta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friend - Haruto
Teen FictionBagaimana jika ada dua insan yang saling suka namun terhalang persahabatan? Apakah mereka akan merelakan persahabatannya dan menjalin hubungan lebih dari sekedar sahabat atau mereka merelakan perasaannya agar tetap terjalin persahabatannya? - Harut...