CEYSA

556 222 268
                                    

Bandara Soekarno Hatta 16 : 30 WIB

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bandara Soekarno Hatta 16 : 30 WIB. Pesawat American Airlines jurusan New york ke Jakarta menempuh perjalanan kurang dari dua puluh empat jam seorang perempuan dengan syal rajut merah menghirup napas dalam. Dirasakannya kesejukan udara tanah kelahirannya merasuk hingga ke tulang. Ia tersenyum tipis kemudian dikembalikan lagi wajah dingin, sebelum akhirnya melangkah perlahan menuruni tangga pesawat. Di dalam bandara ia berjalan sambil menggeret koper berwarna hitam dengan sisa tenaga yang cewek itu punya, matanya berwarna coklat terang, tetapi terlihat kosong, berambut panjang menjuntai, dengan kulit seputih salju.

"Ceysa!" Seorang pria melambaikan tangannya kearah cewek itu dengan senyum semringah, Ceysa melihatnya sedikit tenang setidaknya cowok berwajah oriental itu tidak terlambat menjemputnya, Ceysa tersenyum.

Jam 17 : 25, dua orang yang sama. Tempat yang berbeda. Sebuah restoran cepat saji yang berada di sekitaran bandara catnya dikuasai warna putih dengan sentuhan ornamen berwarna hitam

"Cey lo yakin pulang ke Jakarta?" tanya Cakra cowok yang beberapa waktu lalu menjemput Ceysa di bandara, sambil memasukkan potongan steak ke dalam mulutnya. Cewek itu melirik cowok di depannya dengan tajam, kemudian ia tabrakan pisau daging ke permukaan piring, ia gesekan dari arah atas permukaan piring ke bawah sehingga menciptakan suara decitan sedikit ngilu. Cakra yang mendengar suara decitan yang diciptakan oleh pisau dan piring refleks menutup telinga. Ceysa tertawa

"Kenapa Cey?" tanya Cakra bingung

"Gue suka sama pisaunya" jawab Ceysa mencoba ketajaman pisau menggunakan tangannya. Cakra yang melihat tingkah aneh Ceysa seakan sudah terbiasa ia akui sahabatnya satu ini setengah iblis setengah manusia.

"Mana kunci mobil Lo?"

Cakra merogoh saku celananya "Buat apa?"

"Gue mau pulang sendiri"

"Cey, gue pulang kayak mana?"

"Naik keranda" Jawab Ceysa meninggalkan Cakra sambil memainkan pisau daging yang ia ambil tanpa meminta kepada pihak restoran. ya bisa di bilang mencuri.

"Naik keranda? Mayat dong gue"

🦋🦋🦋

20 : 30. Jalanan Jakarta cowok berkacamata tebal berjalan layaknya boneka kayu, ia berjalan terhuyung sambil mengingat-ingat kembali kejadian ketika ia ditendang, di pukuli saat usai menyelesaikan hukuman dari Bu Naira, oleh sekelompok orang yang di ketuai oleh Rafael

"Dasar pengecut... Bug. "Kenapa Lo nggak ngaduin gue ke Bu Naira?"

"Wih bagus juga ini kacamata. Kalau di pijak sabi lah"

"Pael tangan gue udah gatel, pengen nonjok tuh orang cepat napa"

"Sabar guys sebelum kita keroyok rame-rame, seperti biasa kita dokumenter dulu"

PSYCHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang