Koridor utama SMA Cendrawasih kini sudah dipenuhi oleh segerombolan murid. yang intinya yang menjadi pusat perhatian para murid adalah cewek dengan bandana hitam yang diikat di leher layaknya chokers di padupadankan jaket kulit yang menutupi kemeja seragamnya. ia berjalan layaknya dired karpet lengkap dengan penonton yang menunggu kehadirannya. Diikuti Cakra dibelakangnya, ia berjalan tegap di belakang Ceysa layaknya bodyguard. Baju seragam SMA Cendrawasih memang sepertinya didesain dengan begitu sempurna sehingga cowok berbadan jangkung itu terlihat keren dimata para siswi."Makin cantik aja si Ceysa, nggak salah sih kalau dia selalu jadi supernova disekolah kita," ucap Rafael ditengah-tengah kerumunan
"Kira-kira dia ngapain aja ya di Amerika, bisa makin gols gitu body nya," ucap Gilang penuh nafsu
"Kira-kira bisa nggak sih digapai tuh cewek sehari aja"
"Nggak usah ngerep lo Lang, yang ada sebelum lo gapai tuh cewek lo uda pindah alam duluan" Ejek Eric Seraya merangkul Gilang.
"Mana pesanan gue?" tanya Gilang penuh isyarat.
"Sabar boy yang satu ini barang bagus, uda tau kan tarifnya berapa."
"Antar ke tempat biasa, kalau enak gue pesan lagi"
"Sakau lo Lang baru dua hari yang lalu pakai, uda mau pakai lagi hati-hati overdosis Lo," ucap Rafael
"Bukan urusan Lo, anak bandar tau apa," Ucap Gilang lirih namun tegas sehingga membuat Rafael sedikit ngeri. Sebenarnya diantara mereka berempat bukan hanya Rafael yang paling ditakuti tetapi sebelum Rafael ada Gilang namun pria berkalung mas putih itu terlalu malas untuk mengakui dirinya hebat. Selagi ia masih bisa menindas murid di SMA Cendrawasih sudah cukup membuatnya senang.
"Gilang-gilang gue bukan elo. Permainan gue lebih rapi dari pada Lo" ucap Rafael sambil menatap punggung Gilang yang makin lama makin menjauh.
"Ceysa! ini beneran Lo kan?" ujar Tiara sambil mencubit pipi Ceysa penasaran."Iya ini gue."
"Bun coba tolong Lo cubit tangan gue!" Tiara menyodorkan pergelangan tangannya menyuruh Embun mencubit pergelangan tangannya. Jujur ia masih nggak percaya sahabatnya itu kembali dengan keadaan utuh.
"Nggak usah lebay Ra, yang di depan Lo itu seratus persen ori kok," ucap Embun dengan wajah senang.
"Wait Ra. Sejak kapan Lo jadi butani?" tanya Ceysa penasaran saat ia menyadari perubahan sikap dan penampilan pada Tiara. Tiara yang terkenal malas kini gadis itu tampak lebih rajin, seratus delapan puluh derajat berbeda dari Tiara yang ia kenal. Penampilannya juga berubah Tiara yang terkenal dengan full makeup kini lebih natural ditambah rambut kepang dua.
Seketika Embun dan Tiara terdiam dan mengubah ekspresi wajahnya menjadi serius. Embun menarik kursinya mendekat dan mulai bicara."Sejak kejadian satu tahun yang lalu semua berubah Cey, Liam yang awalnya benci sama buku mendadak jadi kutu buku sampai kadang tuh dia full seharian baca buku di dalam kelas. Tiara yang awalnya tukang cabut di kelas mendadak rajin lo tau sendirilah penampilannya juga berubah. Sedangkan Dafa dia masih malas kayak dulu tapi dia berhenti main basket Cey."
"Entah kenapa kami semua merasa berduka setiap hari, sejak kejadian waktu itu."
"Waktu Lo belum sadarkan diri di rumah sakit, sebelum dipindahin ke Amerika kami semua bolak-balik kekantor polisi untuk mencari informasi tentang Aslan, kami semua merasa ganjal saat mendapatkan berita Aslan sudah meninggal. Kami uda coba ke rumahnya tapi nihil kami semua diusir.
Seketika dada Ceysa terasa sangat sesak saat mendengar ucapan dari Embun, ia tidak menyangka begitu besar efek kejadian satu tahun yang lalu di kehidupan ia dan sahabatnya.
"Raa Lo kalau nggak nyaman sama penampilan Lo sekarang. Lebih baik Lo kembali ke Tiara yang dulu," ucap Ceysa merasa bersalah.
"Nggak papa kok Cey gue lebih nyaman yang sekarang," Ujar Tiara menampakkan senyum manisnya
"Makanan datang!" ujar Dafa yang baru saja datang sambil membawa kantong kresek yang berisi makanan-makanan ringan, diikuti oleh Liam cowok dengan wajah tanpa cela, kacamata frame tipis yang bertengger di batang hidung mancungnya menjadikan ia adalah cowok sejuta pesona dan di samping cowok itu ada Cakra, cowok itu tidak pernah absen dengan cewek-cewek cantik yang selalu menempel layaknya prangko. level playboy Cakra itu bisa dikatakan seribu dari sepuluh.
"Beb aku mau ngumpul sama bestie ku dulu ya, nanti kita ke temuan di kantin lagi, oke." Cakra menatap kedua perempuan yang merangkul pinggang kanan kirinya dengan tatapan genit, kemudian ia mencium kening kedua perempuan itu sebelum mereka pergi meninggalkan Cakra.
"Astagfirullah Cak, ternodai mata anak Soleh," ucap Dafa sambil membuka ikatan kantong kresek.
"Ala Daf nggak usah sok polos napa, kalau dikasih juga mau Lo. Iya nggak Liam"
"Hm" gumam Liam yang baru saja memulai membaca buku anatomi tubuh.
Satu detik, dua detik, tiga detik. Seketika semuanya menjadi hening setelah Dafa, Cakra, dan Liam datang dan sempat basa-basi sedikit. Tidak ada satu pun yang memulai pembicaraan setelah itu mereka hanya saling menatap seperti ada sesuatu pertanyaan yang ingin mereka tanyakan."Oke kalau itu mau kalian biar gue yang mulai duluan" akhirnya Embun mulai mulai membuka suaranya.
"Cey gue tau maksud kedatangan Lo apa, kami semua juga uda siap bantu Lo cari keberadaan Aslan." Ujar Embun mewakili ketiga temannya.
"Bagus kalau kalian uda tau maksud gue." Ujar Ceysa serius
"Kapan kita mulai, kalau bisa sih lebih cepat lebih bagus!" Ujar Dafa bersemangat
"Jangan terlalu terburu-buru, lawan kita jauh lebih kuat. Setidaknya kita harus buat rencana yang lebih matang." Ujar Cakra
"Gue setuju sama Cakra," ujar Liam seraya menutup buku Anatomi tubuh, yang tebalnya setara dengan novel Herry Potter.
"Menurut Lo gimana Cey?" tanya Tiara.
"Jangan ada yang boleh mulai duluan, sebelum instruksi dari Gue!!!"
🦋🦋🦋
Terimakasih untuk kalian semua yang udah mau nunggu update cerita ku🙏
Jangan lupa Vote sama komen ya.
Yang belum follow akun WP ku yuk follow Buih_Ombak
ig : buiih_ombak
Wp. buiih_ombak
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHE
Teen FictionNevan, murid culun yang berasal dari SMA Cendrawasih, yang terlahir tanpa bapak. Ia menjadi bulan-bulanan Rafael dan teman-temannya disekolah. Tetapi semua berubah saat ia bertemu perempuan bernama Ceysa Xaviera Aminata. Perempuan yang lahir dari ka...