PERTEMUAN PART 1

303 124 55
                                    

Ceysa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceysa. Cewek dengan blazer sekolah yang sengaja dilepas karena alasan panas itu, berjalan di sepanjang koridor kelas. Ia sengaja keluar dari kelas, karena ia merasa suntuk dengan suasana kelas yang sangat amat berisik. Hari ini semua guru mengikuti rapat, sehingga banyak sekali murid gabut yang berlalu lalang di jam pelajaran termasuk ia sendiri.

Ia melewati beberapa ruangan seperti Lab biologi, Lab kimia, dan segala Labor yang letaknya memang berurutan.

Namun seketika langkahnya terhenti. Ketika ia melewati ruang outdoor yang merupakan lapangan basket.

"Ceklek" Ceysa membuka pintu secara perlahan saat memasuki lapangan outdoor itu. Entah mengapa saat ia memasuki lapangan outdoor itu tiba-tiba saja ia merasa diajak ke dimensi lain. Tepatnya seperti dejavu.

Ia berjalan lurus menuju ring basket hingga akhirnya ia limbung ditempat berdirinya.

"Ya katanya jago main basket. Masak kalah sih," ucap pria bergaris wajah tegas dengan bandana hitam yang diikat dilengan sambil melakukan gerakan menderibelle bola.

"Siapa bilang, orang gue belum kalah. Huuu," Ejek Ceysa sambil berusaha merebut bola.

"Sombong amat. Ambil aja kalau bisa" goda Aslan melakukan gerakan pivot.

"Hoop. Yes masuk lagi." Skor untuk Aslan bertambah menyisakan angka 12:6. Dua belas untuk Aslan dan enam untuk Ceysa.

"Dasar picik," ucap Ceysa tidak terima.

"Gini nih girls kalau kalah. Pasti tuduhnya picik," Ujar Aslan seraya mengoper bola ke arah Ceysa.

"Ya emang Lo picik mainnya dari tadi. Lo aja yang main sendiri gue capek!" Ceysa mengoper balik bola ke Aslan.

"Ya udah gue yang picik. Kembali ke pasal satu ayat dua aja lagi." Kata Aslan dengan nada mengalah tapi kesanya tidak terima.

"Ya uda nggak usah cemberut gitu," Goda Aslan menoel pinggang Ceysa. Sehingga gadis itu merasa geli.

"Hmmph. Apaansih Lan. Geli tau" Ketus Ceysa menahan tawa.

"Cie yang mau ketawa tapi ditahan." Goda Aslan makin menjadi seraya menggelitik kedua pinggang Ceysa.

"Welcome queen of Cendrawasih"

Seketika Ceysa terbangun dari drama Dejavu. Entah makhluk apa yang mengganggu kesendiriannya tanpa ia undang. Oh ternyata makhluk berseragam basket berwarna merah lengkap dengan Headband yang ia kenakan di pergelangan tangan. Siapa lagi orang itu kalau bukan Rafael si tukang rusuh.

"Lo dari dulu nggak pernah berubah ya. Resek tau nggak Lo."

"Santai girl. Gue kesini cuman mau menyambut kedatangan seorang Ceysa Xaviera Aminata."

PSYCHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang