RUMAH

369 133 140
                                    

Ceysa kini berdiri didepan rumah mewah yang didominasi oleh cat berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceysa kini berdiri didepan rumah mewah yang didominasi oleh cat berwarna putih. Gadis itu melangkah ragu saat memasuki rumah yang telah ia tinggalkan selama satu tahun. Tidak ada yang berbeda semuanya masih sama.

Saat memasuki ruang utama Ceysa disambut oleh alunan suara piano yang mengalun dengan indah. Waktu kecil ia selalu mendengar alunan piano yang selalu dimainkan oleh mamahnya dengan suasana yang tentunya telah berubah.

Ceysa berdiri mengamati wanita setengah baya, yang sangat lihai memainkan tuts piano dari kejauhan. instrumen classic Mozart symphony 40 mengalir dengan indah dari jemari wanita setengah baya itu. Wajah tua dan pucat dari wanita blasteran Belanda Indonesia itu sama sekali tidak mengurangi kecantikannya.

"Non Ceysa!?" Panggil seorang pembantu rumah tangga yang bertugas merawat mamahnya.

"Sutttt...." Ceysa mengisyaratkan agar pembantu rumah tangganya itu mengecilkan volume Suaranya.

"Non kapan pulang?" tanya Bibi Wati lirih.

"Kemarin Bi." Ceysa memperhatikan mamahnya dengan raut wajah haru ia tidak tahu sampai kapan mamahnya hanyut di dimensi dunia yang ia buat sendiri. "Bi gimana keadaan mamah sekarang?"

"Nyonya Hana masih nggak mau bicara non. Terakhir kali, nyonya Hana tiba-tiba saja berteriak kemudian membanting beberapa barang yang ada di kamar."
Mendengar perkataan dari Bi Wati tiba-tiba saja dada Ceysa perih, air matanya seperti ingin tumpah. Rasanya sakit mendengar keadaan mamahnya tidak kunjung membaik.

"Non bersih-bersih gih, Bibi mau buatin non Ceysa sup sapi. Non Ceysa sukakan?" Ujar Bi Wati berusaha mencairkan suasana.

"Suka Bi," Ucap Ceysa tersenyum tipis.

🦋🦋🦋

"Gimana keadaan mamahmu ?" Tanya pria toxedo hitam dengan dalaman kemeja putih yang sengaja dibuka kancing atasnya sehingga memamerkan dadanya yang bidang.

"Makin parah," jawab Ceysa sambil menuangkan botol Wine ke cangkir kecil.

"Hm" Gumam Luke singkat. Kemudian ikut menuang Wine ke cangkir kecil. "Uncle cuman mau peringatkan sebaiknya kau berhati-hati. Anak buah Carlos akhir-akhir ini sering mengintaimu dari belakang," Ujar Luke saat menyadari tiga pria berjaket hitam yang berada meja agak pojok memperhatikan gerak-gerik mereka berdua.

"Bagus kalau mereka menyadari keberadaan ku. Setidaknya aku bisa tahu lebih cepat Aslan masih bernyawa atau tidak."

"Jangan terlalu gegabah, mereka bukan lawanmu. Aku takut jika papahmu tahu tujuanmu kembali. Ia akan membawamu ke Amerika." Luke merendahkan suaranya lebih serius. "Kasus ini sudah lama ditutup. Lebih baik fokus sama sekolahmu Ceysa!"

Ceysa menatap lelaki cindo yang notabenenya adalah pamannya itu tidak percaya. Ketika di Amerika Luke sangat mendukung misinya tetapi sekarang pria itu mulai ragu dengan langkah yang ingin Ia ambil.

"Aku tidak peduli. Apa pun risikonya aku harus menemukan Aslan!!!" Ceysa berdiri dari Sofa hitam bar dan mengambil tas hitam yang ia taruh di meja bar. "KALAU BUKAN KARENA ASLAN. MUNGKIN UNCLE NGGAK BISA KETEMU AKU LAGI!" Ceysa menekan ucapannya lalu pergi dari hiburan malam itu.

🦋🦋🦋

"Aduh Bun pelan-pelan!" Nevan meringis kesakitan saat Bundanya Citra membersihkan luka di pelipis kiri Nevan menggunakan kapas yang telah dituangkan oleh alkohol.

"Tahan ya, sedikit lagi selesai" Citra menempelkan plester di pelipis Nevan berhati-hati. Kemudian wanita paruh baya itu meniup luka Nevan untuk langkah terakhir. "Dah selesai."

"Terimakasih Bun" Nevan menatap Bundanya dengan tatapan takjub. Bagi Nevan Citra adalah makhluk terkuat dibumi bahkan superhero sekelas Ironman saja kalah kuat.

Bundanya adalah ibu sekaligus Ayah bagi Nevan. Nevan kecil dulu kerap diejek teman-teman seusianya dengan sebutan anak haram. Karena setiap ia menanyakan dimana Ayahnya Citra selalu diam kemudian menangis. Semakin bertambah umur akhirnya Nevan menyadari bahwa ia adalah anak yang istimewa karena bisa dilahirkan oleh wanita sekuat Citra.

"Sama-sama sayang." Citra mengelus rambut Nevan kemudian wanita paruh baya itu tersenyum. Sebelum meninggalkan Nevan.

Nevan merasa Malam ini sedikit gerah padahal baru saja turun hujan. Jadi ia memutuskan untuk membuka jendela kamarnya. Aneh batinnya padahal baru saja turun hujan tetapi cahaya bulan bersinar dengan sempurna. Nevan menatap bulan lekat-lekat seperti ada sesuatu harapan yang muncul dari hatinya. Nevan tidak munafik sebenarnya ia masih ingin tahu wajah ayahnya seperti apa, ia tidak pernah membenci ayahnya sedikit pun karena ia tahu pasti ayahnya punya alasan tersendiri mengapa ia meninggalkan Nevan dan Bundanya.

🦋🦋🦋

"Bun. Tolong pasangin dasi!" Dafa menyodorkan lipatan dasi berwarna hitam kepada Embun.

"Pasang sendiri!" Tolak Embun. Yang lagi sibuk menyalin catatan milik Tiara.

"Embunnn Cantik. Tolong pasangi dong." Rayu Dafa.

"Lo nggak liat gue lagi ngapain" geram Embun

"Yeelah Bun pasangi bentar napa. Lo nggak peka banget." Tiara baru datang dan menaruh air mineral di meja Embun.

"Apaan sih Ra. Pagi-pagi udah nggak jelas," ucap Embun ketus.

"Ra catatan kemarin uda siap belum?" Cakra datang dari barisan meja belakang sambil membawa buku catatannya.

"Uda. Masih dipinjam Embun"

"Oh ok."

"We tugas Lo uda siap belum? Kerjain Sono!" Ujar Cakra seraya menyenggol bahu Dafa

"Udalah. Dafa gituloh" Kata Dafa memegang kerah seragamnya sombong.

"Alah paling juga Bi Sarti yang ngerjain. Nggak ada akhlak lo" Sindir Cakra kemudian berjalan menuju tempat duduknya di barisan belakang.

"Gilak lo Daf" Tiara menggelengkan kepalanya heran dengan kelakuan Dafa yang masih nggak berubah.

"Yeelah kayak baru tahu aja Lo, kelakuan anak mami satu ini." Embun menutup bukunya kemudian berdiri menyodorkan buku catatan milik Tiara.

"Bun Lo mau kemana?" Tanya Tiara

"Nyusul Liam sama Ceysa di kantin. Mau ikut?"

"Duluan aja. Mager gue jalan ke kantin lagi."

"Ya uda gue duluan"

"Bun tunggu gue ikut!" Dafa bergegas menyusul embun yang sudah hampir menjauh.

🦋🦋🦋

Hallo gimana ceritanya sampai sini?
Makin penasaran gak?

Mau lanjut lagi?

Spam next untuk part ini!

Jangan lupa Vote & Komen!

Follow akun WP. Buih_Ombak

Biar tau kabar aku update follow akun ig

ig : Buiih_ombak

Ig : wp.Buih_ombak

PSYCHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang