Pagi ini... Rayana sudah memutuskan bahwa ia akan pergi ke sekolah setelah beberapa hari absen, Rayana segera bangkit dari tempat tidur dan langsung bergegas siap-siap berangkat ke sekolah, dia tidak ingin telat lagi karna itu akan memperburuk kondisi tubuhnya yg lemah.
Setelah selesai bersiap Rayana segera turun ke lantai bawah, tidak dia tidak iri melihat pemandangan itu, hatinya sudah mati untuk merasakan kasih sayang, hati nya sudah mati sejak ayahnya selalu menyiksanya. Jika untuk sebagian orang ayah adalah cinta pertama anak perempuan, maka tidak untuk Rayana. Hingga terdengar pertanyaan tak bermutu yang sialnya menjadi luka terhebat untuk Rayana.
Ayah yg dibanggakan semua anak perempuan, ayah yg menjadi cinta pertama anak perempuan, tapi tidak bagi Rayana, baginya ayahnya adalah luka terhebat yg dia miliki.
"Mau kemana kamu Rayana?!"
Di abaikan, Rayana tau jika dia menjawab pertanyaan itu, maka dia akan terlambat untuk berangkat ke sekolah.
"Tidak tau diuntung, tidak di ajarkan sopan santun kamu ya!!" Teriak sang mama tiri dari dalam rumah
Biasa, Rayana sudah terbiasa dengan keluarga nya yg toxic,jika dilihat oleh orang lain mungkin akan terlihat seperti keluarga yg hangat yg humoris, tapi tidak di dalam sana sangat sesak, rasanya dia sudah sangat mati rasa untuk sakit hati.
Rayana terus berjalan ke arah ojol yang sudah menunggunya di depan gerbang, tanpa kata lagi, ojol tersebut langsung memberikan helm kepada Rayana.
"Sesuai alamat ya mas" Kalimat pertama yg diucapkan oleh Rayana sangat-sangat dingin dan temenan biasa
"Iya mbak"
Tak ada lagi perbincangan setelahnya.
*****
"Kamu yakin mau buat dia terus-terusan menderita kayak gini? Ngak kasian sama dia?" Ucap seorang lelaki yg menatap tajam gadis - ah ralat wanita di depan nya
"Sangat yakin, karna dia sudah menghancurkan kebahagian ku, lagipula bukan nya kita sudah sepakat untuk tidak pernah membahas ini lagi?" Jawaban tenang namun tersarat emosi dan dendam yang di ucapkan oleh wanita itu, dia hanya berharap jika gadis itu mati, seperti anaknya.
"Kamu gila"
***
Setelah sampai disekolah rayana mendengar banyak keributan di sepanjang koridor.
"Gua denger-denger ada murid baru, katanya dia cakep banget, iya ga sih?"
"Katanya gitu, kalo benaran cakep mau gua gebet aaahh"
"Enak aja, gua lah"
Dll.Siswa dan siswi di sepanjang koridor membicarakan hal yg menurut mereka sayang untuk dilewatkan
Namun tetap di acuh kan oleh rayana.
Kringgg
"Kita sudahi pelajaran hari ini, ada yg ingin ditanyakan? "
"Tidak ada? Baik, bapak pamit dulu"
Ya, bel istirahat sekolah sudah berbunyi, dan sisa sekolah menggunakan waktu itu untuk makan, nongkrong depan kelas, tidak banyak juga dari mereka yg memilih untuk tetap didalam kelas, seperti Rayana saat ini.
"Bisa diem ga sih lu hah! " Suara itu, terdengar datar dan tidak memiliki emosi.
Niat hati ingin melanjutkan tidurnya yang tertunda harus sia-sia, karna anak baru yg di agung-agung kan satu sekolah terus merecoki nya untuk ke kantin.
"Temenin gua ke kantin"
"Gak! " Jawaban ketus dari Rayana semakin membuat bara penasaran.
Jika kalian penasaran siapa anak baru itu, mari perkenalkan bara aditama laki-laki dengan segudang prestasi, dan baru kali ini dia penasaran akan salah satu teman sekelas nya ini.
"Tapi gua ga terima penolakan" Jawab bara "ayo" Sambungnya
Mau tak mau, suka tidak suka, akhirnya Rayana memilih untuk menuruti laki-laki setengah waras dihadapan nya.
Dia malas, sangat malas sekali pergi ke tempat yg disi banyak makhluk itu.
****
"RAY DISINI OII, SINI SINI"
Baru saja Rayana dan bara sampai di pintu masuk kantin, teriakan melengking sudah menyambut mereka berdua, teriakan siapa lagi kalo buka Catherine,rayana biasa memanggilnya cath, sahabatnya sedari kecil, seseorang dengan kepribadian social butterfly dan sialnya cath seperti tidak punya urat malu jika sudah dihadapan Rayana
Karna tidak ingin malu lebih lama lagi, akhirnya Rayana menarik tangan bara untuk menghampiri sahabat sengklek nya itu.
"Katanya gak mau ke kantin, tapi kok kesini sama doi" Kalimat itu terlontar untuk menggoda sepasang bongkahan es dihadapan Catherine
"Berisik! Pesen makanan sono"
"Ck, baru juga dateng lu, udh ngeselin aja" Meskipun sambil ngedumel ga jelas, tapi Catherine tetap memerankan makanan untuk sahabat tercintanya,
Ahh tambahan dengan laki-laki yg sedari tadi nemplok dengan Rayana"Wow ternyata si anak buangan ada di sini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayana dan Luka
Poetrykisah klasik tentang seorang anak yg mentalnya di hancurkan sehancur-hancurnya, anak yg harus bertahan didalam lingkungan toxic parent, anak yg harus selalu mengalah apapun keadaan nya. Ini tentang Rayana yang dituntut untuk sempurna oleh kedua ora...