Rayana dan Luka

RaL 5

Kebahagian yang kini di rasa ingin rasanya dirasakan selamanya oleh rayana

Tapi semesta seakan ingin mempermainkan nya, tidak membiarkan rayana bahagia lebih lama lagi.

Padahal setelah tujuh tahun rayana pergi dari negara yg menyebabkan nya di usir dari rumah, tapi mengapa kini dia harus kembali kesana dan bertemu dengan pria yang mengambil kesucian nya.

"Nda, om ini tadi beliin adek sama kakak es krim" Adu nya polos

Menengok ke samping dimana anak nya berdiri, el anak itu terlalu jujur.

Berjongkok mensejajarkan tingginya dengan sang anak, lalu mengelus pelan rambut el.

"El, bunda pernah bilang bukan? Jangan pernah Terima apapun dari orang asing, kalo om itu ada niatan buat culik el sama abang al, gimana? Emang nya el ngak mau ketemu bunda lagi?"

Mendengar perkataan rayana, sontak el teriak histeris sambil memeluk sang bunda.

"NGGAK.. NGGAK EL NGAK MAU JAUH DARI BUNDA, OM JAHAT HARUS JAUH-JAUH DARI EL SAMA ABANG AL, EL NGAK SUKA SAMA OM JAHAT"

"Bunda jangan pergi.." Suara el melemah akibat banyak berteriak.

Menggendong el yg tertidur ke dalam pelukan nya, lalu menatap pria di depan nya yang sedari tadi memperhatikan interaksi ibu dan anak itu.

Ah.. Ternyata rayana melupakan kehadiran pria itu tadi.

"Apa dia anak ku? Wajah nya sangat mirip dengan ku sewaktu kecil"

"Tidak ada anakmu, al dan el hanya anak ku, kita tidak pernah memiliki hubungan apapun, jadi berhenti menemui anak ku."

"Bahkan setelah aku mengambil kesucian mu? Aku tau itu kamu rayana"

Langkah rayana yang hendak meninggalkan pria itu terhenti, tanpa berbalik badan rayana membalas ucapan pria itu.

"Bahkan aku sudah melupakan itu, aska"

𓃰

Setelah kejadian dimana dia bertemu dengan pemilik tubuh yg menghancurkan hidup nya, arayana memutuskan untuk kembali menerjang semua yang menghadang, termasuk cinta pertamanya.

Karna bagi rayana, kebahagian anaknya adalah yg terpenting.

"Bunda, om tadi.. Ayah kan?"

Pertanyaan tak terduga rayana dapatkan dari si sulung.

Anaknya yg pendiam dan minim bicara itu ternyata sedari tadi memperhatikan.

"Bukan, sayang, ayah udh di surga, gak mungkin dia ayah abang sama adek, kan?"

"Hm, bunda benar"

"Ya udh sekarang abang sama adek ke kamar, cuci muka, cuci kaki, gosok gigi, habis itu tidur, oke sayang?"

"Siap kanjeng ratu!" Jawab mereka serentak

Rayana tersenyum mendengar jawaban dari buah hatinya, dia lega jika anak-anaknya tidak lagi bertanya soal ayah mereka, karna sampai kapanpun rayana tidak akan pernah membiarkan mereka tau siapa ayahnya.

Disisi lain..

Dua bocah kecil sedang merenung dengan kejadian tadi siang, mereka memikirkan siapa laki-laki yg berdebat dengan ibu mereka.