RaL 4

37 6 0
                                    

tujuh tahun kemudian

Paris, Prancis

Sudah tujuh tahun dia pergi, sudah selama itu pula dia meninggalkan orang-orang yang peduli terhadapnya.

Dan sudah sejauh itu juga dia menjaga jarak dari dunia.

Saat ini kehidupan nya hanya terfokus pada dua jagoan kecilnya, anak yg dia lahir kan

Tepat enam tahun  yang lalu, dia tak sengaja menyelamatkan seorang nenek yang sedang di tindas, tanpa diketahui asal usulnya.

Ditawari untuk ikut bersama sang nenek ke rumah anaknya, yang rayana fikir masih di Indonesia, tapi ternyata rayana salah, dia dan anaknya dibawa ke Paris, kota yang sedari dulu ingin rayana kunjungi, sekarang malah dia akan tinggal disana

"Mah, siapa mereka?" Tanya wanita muda yang sangat cantik.

"Anak angkat mu, dan juga cucu angkat mu" Jawab nenek

"Mah!" Terdengar nada protes yang keluar

"Kamu tenang saja, meskipun keluarga nya minus semua, tapi dia adalah anak yg baik hati"

"Mama tidak akan membawanya kesini jika raya bukan wanita baik"

"Mana ada wanita baik yg hamil diluar nikah mah!"

Rayana yg mendengar jawaban dari wanita itu hanya bisa tentunduk sembari menguatkan diri, dia tidak boleh lemah, anaknya butuh figur ibu sekaligus ayah, jika tidak ada dia, siapa lagi yg akan merawat anaknya? Lelaki bajingan itu? Tidak mungkin, kenal saja tidak!.

Rayana juga teringat bujukan eyang sampai mama nya mau mengangkat dia dan anaknya menjadi anak dan cucu, kini anak nya sedang dengan oma nya, tak ingin lepas, seakan tidak ada hari esok untuk bermain lagi.

Tok.. Tok.. Tok

"Raya, dek, keluar dulu yuk, kita makan siang, al sama el udah nunggu sama mama"

Mendengar panggilan dari papa nya, rayana bergegas membuka pintu kamar.

"Ayo pah, aku udh kangen sama anak ku, mereka kalo udh sama mama pasti gamau lepas, heran aku"

"Gapapa dek, toh mama mu juga seneng, semenjak kalian dateng rumah jadi rame, padahal sebelumnya sepi banget."

"Maaf pah" Raya tak tega, secara tidak sengaja, rayana mengungkit soal itu, iya, orang tua angkatnya divonis tidak bisa memiliki keturunan.

"Hei kenapa minta maaf? Gapapa itu udah takdir buat mama sama papa, jangan ngerasa bersalah gitu"

Sesampainya mereka di ruang makan, yang mereka lihat hanya dua bocah kembar yang sedang menunggu penghuni rumah

"Al, el, oma kemana sayang?"

"Oma ke kamar mandi bun, kasian oma, dari tadi muntah-muntah terus, padahal disini ada makanan kesukaan oma" Jawaban dari el, ditambah tatapan nya yang sedu membuat rayana langsung menghampiri sang mama.

"Mah masih mual?"

"Iya ra, mules banget perut mama, tapi pas di muntahin gak ada yang keluar, air bening semua"

"Ma, mama tunggu disini sebentar ya? Raya mau beli obat buat mama"

"Makan dulu ra, jangan langsung pergi"

"Ngak mah, ini lebih urgent, mama tunggu disini ya"

Usai mengatakan itu rayana langsung melesat menuju kamarnya untuk mengambil tas, dompet, juga hp nya

Rayana dan LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang