BAGIAN 7

19 13 2
                                    

Hmm

HAPPY READING ✨

Matahari telah terbit setengah menunjukkan bahwa pagi telah muncul, Vanya gadis yang menempati tempat tidur nyaman dan besar terusik dengan cahaya matahari pagi.

"Enghh..." Usik Vanya saat matahari menerpa wajah polos cantik nya tanpa polesan make up sedikit pun.

Dia terduduk dan masih mengumpulkan nyawanya yang masih dia alam bawah sadar, setelah sedikit sadar dia celingak-celinguk mencari tau dimana dia berada.

"Dimana yahh?" Tanya nya pada diri sendiri.

Mengingat kemarin bahwa dia telah menikah, Vanya menggangguk ngangguk mengerti, tapi saa kot akan berdiri dia terkejut dan melotot kan matanya karna tersadar ia pun langsung celingak-celinguk mencari Varen.

"Tuan?" Cari Vanya melihat seluruh kamar.

Ceklek

Pintu kamar terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya dengan seragam pelayan sambil membungkukan badan nya.

"Nyonya sudah bangun?" Tanya pelayan tersebut.

Vanya hanya menggangguk dan matanya tak henti berkeliling kamar seperti sedang mencari seseorang.

"Tuan Varen telah pergi berkerja tadi pagi-pagi sekali nyonya" ucap pelayan tersebut seperti paham akan gelagat Vanya.

"Ouh Hem baiklah" jawab Vanya sambil tersenyum manis.

"Baiklah kalo begitu saya permisi nyonya"pamit pelayan tersebut.

Setelah kepergian pelayan tersebut Vanya termenung memikirkan keadaan dirinya nanti bila sudah lepas dari pernikahan kontrak dirinya dengan Varen.

Apa yang harus aku lakukan setelah pernikahan kontrak ini selesai batin Vanya dalam hati.

Diapun beranjak dari tempat tidur untuk membersihkan badan nya.

Setelah beberapa menit di kamar mandi Vanya pun keluar kamar untuk memasak sarapan nya sendiri. Dia pergi ke dapur mencari bahan makanan untuk dia olah. Disaat Vanya sedang anteng mencari bahan seseorang menghampiri nya.

"Nyonya apa yang anda lakukan di sini sarapan sudah ada di meja makan nyonya anda tidak perlu pergi ke dapur, nanti tuan Varen akan marah bila melihat anda bekerja di rumah ini." Beritahu pelayan yang bekerja di bagian dapur.

"Untuk apa tuan Varen marah karna aku memasak di Sini?" Tanya Vanya heran.

"Tuan Varen berpesan agar nyonya tidak melakukan pekerjaan rumah nyonya, bila nyonya ada sesuatu tinggal panggil para pelayan yang di Sini saja." Jawab pelayan tersebut.

"Tapi aku tidak terbiasa di layani, aku sering membuat sarapan sendiri" beritahu Vanya yang kekeh ingin membuat sarapan nya sendiri.

"Tapi nyonya tuan Varen akan marah bila tahu jika anda memasak" ucap pelayan tersebut.

"Jangan beritahu saja dia, dia kan sedang bekerja jadi biarkan aku memasak sarapan ku sendiri" kekeh Vanya Dengan jawaban nya sambil tersenyum kepada pelayan tersebut.

Pelayan tersebut hanya bisa pasrah dengan keinginan nyonya nya ini mungkin nanti dia akan terkena hukuman dari tuan nya karna tidak melaksanakan perintah nya. Diapun pergi dari dapur meninggalkan Vanya yang sibuk membuat sarapan untuk dirinya sendiri.

"Hmm masak apa yahh?" Bingung Vanya karena melihat banyak bahan makanan yang tersedia di dapur rumah suaminya itu.

Setelah lama berfikir Vanya akhirnya memutuskan membuat omelette saja. Vanya mulai memasak sarapan untuk Dirinya dengan lihai dan terampil karna di rumah ibunya dia yang dulu selalu di suruh membuat sarapan untuk Diana padahal ada banyak pelayan di rumah nya walau tak sebanyak di rumah suami nya ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VAVA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang