The Dance Class

260 60 3
                                    

.

A Little Thing Called Love

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Story by : Kinky Rain

Pairing : Sasuke x Sakura


Rated : T

Don't Like Don't Read

.

.

.

.

Semua murid berbaris mengikuti instruksi dari guru. Mereka bersiap-siap pergi ke aula seni untuk mengikuti kelas dansa. Setelah minggu sebelumnya dilakukan undian untuk menentukan pasangan, saat ini mereka akan berdansa dengan pasangan masing-masing.

"Kau yakin akan tetap di sini Sakura?" tanya gadis berambut pirang—Ino. Yang ditanyai hanya mengangguk.

"Akan sangat membosankan kalau kau di sini sendirian. Lebih baik kau ikut melihat kami berdansa." Tawar sahabatnya itu, mencoba membujuk Sakura.

"Tidak apa-apa. Lagipula di sana pun aku tetap duduk dan tidak melakukan apa pun, jadi lebih baik aku di sini saja," tolaknya. Ino memandangnya tajam, "aku bisa membaca buku." Dia menunjukkan sebuah buku bahasa—pelajaran mereka selanjutnya setelah kelas dansa.

"Ya sudahlah kalau begitu. Aku pergi dulu." Kemudian Ino pergi meninggalkan Sakura sendiri di dalam kelas—karena semua murid telah pergi duluan.

Sakura menghela napas. Sebenarnya dia ingin ikut kelas dansa, tapi terpaksa keinginannya itu tidak terkabul karena Rock Lee, pasangan dansanya tidak masuk sekolah karena sakit. Dan karena Kurenai-sensei membebaskan muridnya untuk tidak ikut jika tidak memiliki pasangan, maka Sakura memilih untuk tetap tinggal di kelas.

Dia hanya tidak mau tampak mengenaskan di sana karena hanya dia sendiri yang tidak berdansa, sementara teman-temannya yang lain bersenang-senang. Lebih baik dia sendiri di tempat yang sunyi daripada merasa sendiri di tempat ramai, 'kan. Akhirnya di sinilah dia. Duduk sendiri dalam kelas yang sunyi dengan membaca sebuah buku pelajaran untuk mengusir rasa bosan.

Beberapa menit berlalu semenjak dimulainya kelas dansa. Sakura sedang membalik-balikkan halaman bukunya ketika ada yang membuka pintu, membuat pandangannya teralih.

Emerald-nya membulat. Matanya memandang tak percaya pada objek yang kini berjalan menuju ke arahnya. Dengan jantung yang berdegup kencang, mata hijau itu menatap sosok yang kini berdiri di sisi bangkunya.

"Boleh aku duduk di sini?" dengan ekspresi datarnya, suara berat itu meminta izin.

Sakura segera mengembalikan dirinya ke dunia nyata, kemudian mengangguk. Sosok yang meminta izin tadi tanpa basa-basi duduk pada bangku kosong di sebelah Sakura.

"Kau tidak ikut kelas dansa, Uchiha-san?" dengan gugup dia bertanya. Ragu-ragu dia melirik pemuda yang duduk di sebelahnya itu.

"Tiba-tiba perutku sakit, jadi aku minta izin tidak ikut," jawabnya masih dengan ekspresi datar. Sedatar lantai kelas yang kini mereka huni.

Sakura mengangguk mengerti kemudian kembali memusatkan matanya pada buku yang tadi dia tekuni, meski sebenarnya pikirannya sama sekali tidak di sana. Sekali lagi dia melirik pemuda yang kini melipat tangannya di meja itu. Pemuda itu menyandarkan kepalanya pada lipatan tangannya tersebut kemudian bergumam.

"Aku ingin tidur sebentar. Bangunkan aku jika kelas sudah selesai." Kemudian pemuda itu memalingkan kepalanya ke arah lain sambil memejamkan mata.

"Ba—baik," jawab Sakura kemudian menghela napas, mencoba menetralkan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan.

"Siapa bilang ini akan membosankan Ino. Justru sekarang aku sedang berusaha menormalkan diriku agar aku tidak mati karena serangan jantung."

Sambil tersenyum dengan wajah yang merona, Sakura membatin. Tanpa menyadari, bahwa pemuda yang duduk di sisinya kembali membuka matanya yang terpejam dan detik berikutnya sebuah lengkungan tipis menghiasi wajah rupawan itu. Pemuda itu kembali menyembunyikan iris onyx-nya dengan senyum yang masih terkembang di bibirnya.

***

"Loh, di mana Sasuke?" seorang gadis berambut merah terang celingak-celinguk mencari seseorang.

"Dia izin karena sakit perut," jawab seorang pemuda bermata ungu tanpa menghentikan aktifitas dansanya.

"Aahhh..." desahnya kesal. "Padahal aku ingin sekali berdansa dengannya," gerutunya entah pada siapa.

"Makanya, kalau ke toilet jangan lama-lama. Apa saja yang kau lakukan di sana? Berdandan, ya?" cetus pemuda itu memberi komentar.

"Diam kau, Suigetsu!" sembur gadis berkacamata tersebut.

Tanpa mempedulikan gadis yang kini sedang uring-uringan itu, pemuda yang dipanggil Suigetsu tersebut hanya mengangkat bahu kemudian melanjutkan dansanya.

.

.

.

TBC?

.

A Little Things Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang