ALGORITMA 22

119K 10.5K 183
                                    

Suara itu menghentikan Saga, disana ada teman-temannya yang panik karena melihat Raisa pingsan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara itu menghentikan Saga, disana ada teman-temannya yang panik karena melihat Raisa pingsan.

"Sa... Raisa pingsan," mendengar apa yang dikatakan Lintang membuat Saga yang tadinya marah kini berubah menjadi khawatir.

"Bawa mereka," setelah mengucapkan itu, Saga bergegas berlari menuju kearah Raisa, ia dengan sigap mengendong Raisa keluar dari gedung. Sementara Alaric terdiam sejenak disana, ia sedang memikirkan situasi tadi. Saga dan Raisa? Apa mereka berdua mempunyai hubungan? Pacaran? Ah tak mungkin, mengingat Raisa akan dijodohkan oleh papanya.

Saga mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, walaupun urgent namun ia masih memikirkan keselamatan mereka.
Sementara teman-temannya mengikuti mobil Saga dari belakang, tak lupa juga Alaric mengikuti mereka. Pikirannya berkecamuk, banyak pertanyaan yang mampir di otaknya. Kalen, Gio, dan Aron, telah dibawa kerumah sakit oleh anak-anak asteroid.

Beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah sakit, Saga memarkir mobilnya di parkiran, laki-laki lalu keluar dan mengintari mobilnya, membuka pintu disamping kemudi, dengan hati-hati Saga menggendong Raisa ala bridal style, mereka masuk kedalam rumah sakit. Seorang dokter dan dua perawat sudah menunggu kedatangan mereka, sebenarnya diperjalan Saga sudah menelfon mamanya yang bekerja dirumah sakit ini.

"Baringkan disini," ucap Dokter Eliana, yang tak lain ada mama Saga. Dengan perlahan Saga membaringkan Raisa di brankar, mereka mendorong brankar itu dengan cepat masuk kedalam ruangan.

Saga dan teman-temannya berdiri diluar ruangan, mereka tau betul tak ada yang boleh masuk kedalam sebelum dipersilahkan.

"Shitt, Bajingan," Saga mengumpat keras, dada laki-laki itu naik turun, keringat membasahi tubuhnya. Bahkan seragam sekolahnya ikut basah karena keringatnya.

"Sabar Sa, Raisa nggak bakalan kenapa-napa," ujar Atlas mencoba menenangkan Saga yang sepertinya ingin mengamuk lagi. Saga yang mendengar itu lantas menatap temannya itu dengan tajam.

"Saga," pekik mereka ketika Saga berhasil meraih kerah seragam Atlas.

"Gimana gue mau tenang, kalo Raisa didalam sana hah," geram Saga, jujur saja ia susah menahan emosinya sekarang, pikiran buruk menyerang otaknya bagaimana jika hal buruk menimpak anaknya oh! Tentu saja dirinya tak akan memaafkan mereka, bahkan ia sendiri yang akan menghabisi orang-orang yang terlibat dalam kasus ini.

"Tahan emosi Lo Sa, jangan gegabah," Jupiter menarik tangan Saga agar melepaskan Atlas. Dan dengan kasar laki-laki itu menghempaskan Atlas, Atlas sendiri tak begitu mempermasalahkannya yeah karena mereka tau, jika Saga marah maka orang yang tak bersalah namun menghalanginya tak luput juga dari sasaran Saga.

𝗔𝗟𝗚𝗢𝗥𝗜𝗧𝗠𝗔 (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang