Lima orang siswa tampak sedang berkumpul dan duduk melingkar di atas ubin. Di tengah-tengah mereka, terbaring sebuah botol plastik yang sudah kosong, berputar menunjuk ke segala arah.
Dalam suasana yang hening, hanya terdengar decitan hasil interaksi botol dengan lantai. Kelima pemuda itu diam membisu. Memfokuskan pandangan pada benda di tengah-tengah mereka, menanti plastik itu berhenti.
Tegang. Itulah yang dirasakan Ali dan teman-temannya saat ini. Menatap intens botol yang akan menunjuk salah satu dari mereka.
Yah, para jejaka itu sedang bermain game "Truth or Dare". Di mana seorang pemain harus memilih antara kata 'truth' atau 'dare'.
Truth memilik arti bahwa seorang pemain harus berkata jujur ketika ia ditanya oleh orang yang memberikan "Truth or Dare?". Namun, jika seorang pemain memilih dare, itu artinya dia harus menerima tantangan yang diberi.
Setelah lama botol berputar. Secara perlahan, benda itu akhirnya berhenti dan moncongnya menunjuk ke arah ...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ali!" sahut teman-teman Ali.
"Kena lagi."
Ali mendengkus lelah. Wajahnya pun menekuk malas menatap botol tak jauh di depannya. Sudah lima kali benda itu menunjuk ke arahnya. Sekarang tak jera-jeranya ia terkena lagi.
Ali beralih pada teman-temannya. Mereka semua menatap Ali nista. Hal itu bisa terlihat jelas dari reaksi masing-masing. Chris tersenyum menahan tawa. Jet yang justru tertawa paling keras. Sementara Khai tersenyum kikuk. Rudy hanya tersenyum miring. Ali berpikir, sepertinya ada tawa jahat yang sedang ditahan pemuda dingin itu.
Ali melirik Khai, memberi kode pada pemuda berkacamata itu untuk memberikan truth or dare.
Khai mengangguk paham. "Truth or dare?"
"Truth," jawab Ali mantap.
"Hei, ayolah! Ini sudah yang keenam kalinya kau memilih truth!" protes Chris.
Ali menaikkan sebelah alisnya. "Lalu, kenapa?"
"Apa kau tidak bosan?"
"Tidak."
"Tapi, kami, ya!" jawab Jet.
Chris mengangguk membenarkan. "Kali ini pilihlah dare."
Ali mengerutkan kening tak setuju. "Aku yang kena, harusnya aku yang bebas memilih."
"Memangnya kau punya kebenaran sebanyak apa sampai kau terus memilih truth?" Rudy menyambung. Tak lupa senyuman yang terkesan meremehkan.
Ali memberengut, terdiam sejenak sebelum akhirnya membuka mulut kembali. "Baiklah, baiklah. Aku pilih dare!" putus Ali dengan terpaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buat Dia Jatuh Hati!
Fanfiction• Fanfic romance Ejen Ali • Shipping Ali x Alicia • Fanfic anak sekolahan AU Ejen Ali, bahasa Indonesia Permainan tetaplah permainan. Yang dilakukan tidaklah sungguh-sungguh. Namun, yang terjadi pada Ali bukan seperti itu. Sebuah permainan yang pemu...