• Birthday Ali [2/2]

577 59 49
                                    

Keesokan harinya di sekolah. Ali begitu banyak mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari teman-temannya.

Di sepanjang koridor, kantin, kalangan anak-anak OSIS, bahkan di kelas pun sampai sekarang belum habis juga ucapan dari para temannya. Terutama anak-anak gadis yang mengerubungi Ali, membuat pemuda itu canggung di tempat.

Mia terus memperhatikan mereka dengan risih. Ia rasa, cukup hanya mengucapkannya sekali, bukannya seperti si para centil yang malah memaksa Ali untuk menerima kado-kadonya.

Gadis sawo matang itu memandang Alicia yang sedang duduk di tempatnya tepat berada di depan Ali. Ia dapat melihat, sang teman hanya diam dan fokus membaca buku. Mia pun mendekati Alicia dengan niat bertanya kenapa dia belum mengucapkan selamat pada Ali.

Namun, sebelum Mia sampai, Alicia sudah lebih dulu menutup buku dan memeluk benda itu sambil berdiri. Mia ingin bertanya, tetapi si gadis Kheng mulai berjalan menjauhi tempatnya.

Ali yang masih dikerumuni, ia sedikit bisa melihat Alicia pergi keluar kelas, tanpa mengucapkan selamat padanya. Karena merasa tidak puas, akhirnya dia memutuskan untuk mengejar Alicia dan mengabaikan gadis-gadis di sana.

"Alicia!" teriak Ali sukses menginterupsi langkah temannya itu.

Tanpa mengambil waktu lama, Ali langsung berlari mendekat dan berdiri di hadapan Alicia, lantas tersenyum lebar menampakan gigi.

Sang gadis memandang Ali datar. "Apa?"

Refleks senyuman yang tadinya terpancar di wajah Ali menghilang begitu saja. "Kau ... tidak ingat?"

"Tidak ingat apa?" tanya Alicia dibuat-buat tidak tahu, walaupun ia mengerti apa maksud Ali.

"Hari ini aku ulang tahun!" Si pemuda Ghazali kembali melebarkan senyum.

"Lalu?"

"Ayolah, kau tidak mungkin tidak mengerti!"

Masih setia dengan sikap angkuhnya, Alicia tetap datar dan memandang Ali tidak minat.

"Kau tidak mau mengucapkan sesuatu? Selamat, begitu?" harap Ali diiringi tawa canggung di akhir kalimat.

"Ucapan dari para gadis tadi tidak cukup?" sarkas Alicia mengingat betapa berisiknya penggemar Ali.

"Lebih dari cukup."
"Tapi aku ingin mendengarnya darimu," ucap Ali memandang penuh harap pada Alicia. Mereka berteman. Seharusnya tidak apa-apa jika ia melakukan ini. Namun, temannya itu masih saja diam.

"Ayolah! Aku, kan, temanmu."

Lelah dengan sikap kekanakan-kanakan laki-laki di hadapannya, Alicia menghela napas pasrah sementara Ali mulai berbinar.

"Selamat," ujar Alicia tanpa intonasi bahagia ataupun senyum ramah di wajah. Semuanya terasa hambar di benak Ali.

Si pemilik ulang tahun hari ini melunturkan senyumnya dan memandang Alicia kecewa bercampur kesal. Bukankah mereka berteman? Tapi, kenapa Alicia ....

"Baiklah, Alicia. Satu kesalahan baru yang telah ku perbuat, aku terlalu berharap padamu."

Ali pergi kembali ke kelas dan meninggalkan Alicia dengan perasaan kesal. Meskipun tidak digubris oleh si gadis yang justru hanya memutar bola mata malas.

***

Malam ini Ali disibukan oleh hadiah dari teman-temannya. Di kamar, ia duduk di lantai dikelilingi kumpulan pemberian mereka.

Pemuda itu lebih dulu mengambil hadiah dari teman-teman terdekatnya seperti Khai, Rudy, Jet, Chris, Iman, Moon ataupun Mia. Kemudian dipisahkan dari kumpulan lain.

Buat Dia Jatuh Hati!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang