# T I G A

14 1 0
                                        

Bismillahirrahmanirrahim

🌾🌾🌾

Keberhasilan ini tak lepas dari doa kedua orangtuaku

Aku berdiri sambari menghembuskan nafas lega, memandangi sekeliling kota saat ini.
Hiruk-pikuk dikota berbanding balik saat kemarin aku masih di kampung, bunyi klakson mobil dan motor terdengar jelas di telingaku.

"Bang faruq, dikota ternyata seberisik ini ya." Ujar sepupuku

Iya, aku kesini bersama dengan sepupuku. Jarak umur kami hanya berkisar sekitar 3 tahun, kami sama-sama ingin membahagiakan kedua orang tua, merantau untuk mencari ilmu sebanyak mungkin

Aku diam beberapa saat, hingga terdengar seseorang memanggil namaku

"Faruq." Panggilnya dari kejauhan

Aku yang mendengar itu sontak mengalihkan pandangan "MasyaAllah kawan, terimakasih telah berkenan menjemput kami disini." Ujarku bersalaman sambari memeluknya

Al-farizi, iya. Itu adalah namanya, dia adalah kawan semasa aku di pondok dulu, kami masih di satu provinsi yang sama. Dia memang sudah lama tinggal di kota ini, menuntut ilmu di salah satu pondok tahfizul Qur'an

"Sama-sama faruq. eh iya, btw aku turut berdukacita ya, aku baru dengar kabar kemarin kalau ayah udah mendahului kita semua."

Aku tersenyum sambil mengangguk
"btw, kenalin ini sepupu aku yang aku ceritain kemarin, dia juga akan ikut aku menuntut ilmu bersamamu al." Ujarku

Mereka lalu bersalaman, tak lama dari itu. Nampak mobil berwarna putih menghampiri kami "ayo faruq, mobil pondok sudah menjemput kita." Ajak al memasuki mobil, Aku mengangguk.
Kami langsung menaikkan koper kami ke begasi mobil. Selama diperjalanan kami hanya mengobrol ringan seputar pondok yang akan kami tinggali sebagai tempat menuntut ilmu

Merantaulah agar kamu tahu arti dari sebuah perjalanan

Aku kembali tertekun, melihat rumah berlantai tiga, dikelilingi gunung-gunung dan pepohonan hijau, aku pikir pondok ini berpusat di tengah kota, ternyata di kelilingi pepohonan hijau, tak jauh berbeda saat aku berada di kampungku.

Aku langsung menyalami ustad yang telah menunggu kami "assalamualaikum ustad, saya faruq." Ujarku

"Wa'alaikumussalam. iya, silahkan masuk, semoga ananda betah disini dan bisa sama-sama berproses bersama pondok ini." Ujar ustad yang belum kuketahui nama beliau, aku mengangguk dan mengikuti beliau dari belakang

Kami langsung dituntun menuju lantai dua, yang mana kamar santri di lantai ini, kami membereskan semua pakaian kami, kehidupan ini memang tak lepas dari kata proses


Next part?


Sampai berjumpa di part selanjutnya 🤍

Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak

Impian tertinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang