#Empat

11 2 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

🌾🌾🌾

Kehidupan ini selalu tentang perjalanan, mencari kebahagiaan dimana kamu dihargai dan diinginkan

Aku masih belum terbiasa disini, mungkin juga aku masih baru. Aku harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman-teman yang sama-sama menghapal disini.

"Bang, aku rindu rumah." Ujar agam, sepupuku
"Ingat gam, tujuan kita disini buat ngebanggain orangtua, rindumu tahan dulu." Ujarku sedikit mencubit pinggangnya

Ini adalah hari kelima kami disini, saat ini kami sedang mengikuti kajian subuh

Waktu begitu singkat untuk melakukan hal yang tidak bermanfaat, gunakan waktu kalian disini dengan sebaik-baiknya, ketika kalian melangkah disini maka besar harapan orangtua kalian menunggu ilmu yang kalian dapatkan

Aku tertegun mendengar ustad hafidz menyampaikan tausiyah subuh ini

Benar, aku tidak ingin mengecewakan harapan sang ibunda dirumah yang menungguku pulang. Ayah, aku benar-benar rindu nasehatmu

"Agam, handphonemu kemarin udah diserahkan ke pengurus belum?" Tanyaku sambari duduk disebelah agam

kami telah selesai mengikuti kajian subuh. Saat ini kami sedang berada di kamar asrama

"Belum bang, nanti aku serahkan." Ujarnya sambil mengambil handphone di laci, aku hanya mengangguk lalu menyusul mengambil handphone

Aku menatap foto kebersamaan bersama ayah, mata yang semula merah kini benar-benar mengeluarkan rintik bening

Ayah, setelah ini aku tidak tau lagi harus bagaimana, aku tidak tau harus melangkah kemana tanpa arahan darimu. Kak rahma? Dia lemah yah, aku harus melakukan apa yah buat nyenangin ummi, kak rahma, nisa, dan pandu. Nisa masih kecil yah, dia belum tau apa-apa tentang perjalanan kehidupan, bagaimana aku menjelaskan padanya nanti, kalau ditanya ayah kemana. Ayah, aku seperti kehilangan arah

"Faruk, aku paham kalau kamu masih diselimuti duka kemarin." Ujar al menepuk pundakku,
Aku segera menghapus rintik bening yang jatuh. Aku tersenyum kecup "sekarang kamu adalah harapan ummi, kamu telah berani melangkah kesini, melangkah jauh hingga keluar pulau. Aku paham gimana kamu sekarang, paruk, ayo kita mulai sama-sama berjuang disini." Lanjutnya

Tampak al berpindah duduk, sekarang posisinya benar-benar menghadapku, disusul oleh agam

Kepergian ayah adalah duka terbesar bagiku.

Aku segera menelpon ummi, rasanya aku benar-benar dihantam rindu yang mendalam

"Assalamualaikum nak, kamu sehat kan disana?" Suara itu, mengingatkanku memori masa kecil

Saat itu, aku sedang bermain bola dengan teman-temanku, aku memiliki teman yang baik kampungku. Hingga suatu hari, sekitar pukul 16.00, ayah datang menemuiku dengan membawa sebuah lidi yang emang beliau siapkan. Aku bergumam saat itu, "ya Allah, aku lupa janjiku pada ayah bahwa aku akan pulang pada pukul 15:30 tadi." Ayah langsung memanggilku dengan suara khasnya "Faruk, PULANG SEKARANG, KAMU MELUPAKAN JANJIMU PADA AYAH NAK!." ujar ayah membuat tubuhku seketika kaku, ayah pasti marah pikirku. Sesampainya dirumah, aku langsung duduk disofa ruang tengah "faruk, sekarang sholat ashar dulu, setelah itu temui ayah dikamar."ujar ayah, saat itu
Aku segera beranjak untuk berwudhu, lalu menunaikan sholat ashar
"Ayah, maaf. Faruk tidak menepati janji pandu." Ujarku sesampainya dikamar ayah
"Ini semua buat kebaikan kamu nak, ayah tidak marah pada dirimu, ayah hanya kecewa. Gimana nanti kalau nggak ada ayah, ayah cuman ingin kamu bisa menepati janji yang telah kau buat tadi faruk, ayah tidak ingin kamu jadi lelaki yang tidak menepati janji."
Aku hanya tertunduk mendengarkan ayah "kamu adalah anak lelaki ayah yang ayah andalkan untuk hari tua ayah dan ummi, kak rahma itu perempuan, dia tidak bisa mengerjakan pekerjaan berat. Kalau bukan Faruk siapa lagi nak." Ujar ayah saat itu. Ummi datang menemui kami, ummi membelaku saat itu, saat aku sedang sedih. Ummi selalu memelukku dengan dekapan hangatnya

"Wa'alaikumussalam ummi, Alhamdulilah Faruk baik disini, doain faruk ya ummi." Ujarku

"Alhamdulillaah nak, ummi senang dengarnya."
"Faruk mau ngumpulin hp ummi, mungkin bulan depan baru bisa ngabarin ummi lagi." Ujarku, yang Langsung ditanggapi ummi "iya, nggak apa-apa, jaga diri kamu baik-baik disana ya nak, ummi selalu doain yang terbaik buat keberhasilanmu." Kami mengobrol sekitar 15 menit, setelah itu aku langsung mengumpulkan handphoneku

.
.
.

Apakah faruk bisa melewati semuanya tanpa sosok ayah?

Next Part?

Hallo semua, apa kabarnya nih?

Maaf udah lama nggak nongol😁
Akhir-akhir ini emang lagi disibukkan sama tugas kampus, semoga kalian nggak bosan ya nungguin cerita ini🤍

Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak teman-teman 🤍

Impian tertinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang