Sedari kecil, Madara Uchiha selalu di didik untuk menjadi seorang pembunuh berdarah dingin oleh Pamannya. Ketika target sudah di tetapkan, ia akan berburu bersama sang Paman untuk mencari mangsa yang sekiranya pantas mereka ambil nyawanya.
Setiap tanggal 23 kala bulan sudah berada tepat di singgasananya, mereka selalu berburu hingga suatu ketika kegiatan tersebut terendus oleh aparat yang berhasil mengeksekusi sang Paman di tempat dengan beberapa lubang yang bersarang di beberapa bagian tubuhnya.
Madara kecil yang terlihat tak berdosa berhasil menarik rasa iba dari seorang pria bernama Hagoromo Otsutsuki muncul ke permukaan hingga akhirnya, Hagoromo memutuskan untuk mengadopsi Madara dan membesarkannya menjadi sosok yang baru.
Beberapa tahunpun berlalu, kini usia Madara sudah menginjak angka 32 tahun. Di usianya yang sudah terbilang matang, Madara menjelma menjadi pria yang begitu tampan dan mempesona, bahkan daya tarik seorang Madara mampu membuat mereka para perempuan berebut untuk sekedar menarik perhatiannya namun sayang.
Madara tak pernah terlihat memiliki minat terhadap lawan jenisnya.
Ada desas-desus yang mengatakan jika Madara adalah seorang Gay karena kedekatannya dengan Hashirama Senju yang notabene adalah sahabatnya.
Ada juga desas desus yang mengatakan jika Madara adalah seorang Aseksual yang tak memiliki minat terhadap lawan jenis bahkan sesama jenisnya.
Namun yang paling santer dipercaya adalah Madara yang disebut memiliki kelainan.
Tak ada yang tahu seperti apa pastinya. Yang mereka tahu adalah hidup seorang Madara Uchiha adalah suatu kesempurnaan.
Ya, itu adalah anggapan mereka terhadap kehidupan seorang Madara yang nyatanya jauh dari kata sempurna.
Madara memiliki cacat yang membuatnya tak bisa mengekspresikan perasaannya secara lugas. Simpati bahkan empati, Madara tak memiliki keduanya. Bahkan tak ada secuil pun kejadian yang bisa mempengaruhi emosinya, tak ada sedih bahkan tak ada bahagia. Hidupnya seperti gumpalan awan kelabu yang hanya akan bergerak jika angin berhembus.
Ia tak memiliki kebebasan untuk dirinya sendiri, jiwanya terkurung dalam kotak kecil yang tak memiliki kunci karena kunci tersebut terbawa oleh sang Paman ke alam baka.
Ya, Madara hanyalah raga kosong tak berjiwa layaknya boneka hidup.
"Kau melamun?" seorang pria berambut coklat panjang muncul dan langsung menyamankan dirinya duduk di kursi tepat diseberang meja yang berhadapan dengan Madara.
"Tidak." Madara menatap pria diseberang meja dengan tatapan datarnya namun begitu, ia mendorong buku menu yang semenjak tadi berada dibawah tangannya pada sosok tersebut.
"Harusnya kau memesankanku."
"Teh?"
"Yak! Dasar maniak teh! Dari banyaknya menu yang ada, kenapa selalu teh yang kau pilih? Cobalah sekali-kali kau minum Latte di Cafe ini."
Madara hanya bergumam sembari menyesap teh camomile miliknya dalam diam. Ia malas meladeni manusia energik macam Hashirama yang menurutnya tak penting.
"Ah! Aku hampir lupa." Hashirama Senju, pria yang seusia dengan Madara itu menepuk dahi seolah tengah melupakan sesuatu.
Tatapannya serius terarah pada sosok Madara yang terlihat tak peduli. "Nagato mengundang kita ke pestanya. Kau tahu? Rumah bordil yang berada di District Saeko, Nagato menyewa tempat itu untuk melakukan pesta sex semalam penuh." ucap Hashirama yang hanya mendapat lirikan sekilas dari Madara.
"Kau mendengarku 'kan?"
"Hn."
"Astaga sebenarnya makhluk apa kau ini? Bahkan Hidan yang mendapat undangan ini lebih bisa di harapkan daripada kau." Hashirama berseru frustasi. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa agar mampu menarik sedikit ekspresi lain muncul pada wajah lawan bicaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT MADAHINA
Fanfictionhanya lapak yang saya khususkan untuk fiksi pendek MadaHina. Crack pair favorit saya awokwok. 😂