Haunted House

2.4K 189 90
                                    

Disclaimer : Naruto-Masashi Kishimoto

Pairing : Madara & Hinata

WARNING : OOC, ABAL, IDE PASARAN, TYPO BERTEBARAN, GAJE NGGAK KARUAN, DLL, DSB.

DON'T LIKE, DON'T READ!

»»MH««




(Hinata POV)

Amethyst-ku menatap rumah yang berdiri kokoh di hadapanku. Bangunan berlantai dua yang akan menjadi tempatku tinggal bersama Suami beserta putra kembar kami.

"Kenapa memilih rumah disini, Madara?" tanyaku pada pria yang berstatuskan sebagai suamiku.

Dia menggendong putra kami, Chisaki Uchiha lalu memberikannya padaku untuk kugendong yang tentu saja dengan senang hati kuterima. Kami baru pindah, jadi tak ada pelayan dirumah baru kami. Sedang urusan anak, sejak awal aku dan Madara memang sudah sepakat untuk tidak menggunakan jasa pengasuh.

"Tempat ini sangat cocok untuk ditinggali. Udaranya juga masih segar karena berada dekat dengan gunung. Kau tahu, sayang? Udara segar bagus untuk kedua jagoan kita." aku hanya mengangguk setuju meski nyatanya aku merasakan perasaan tak nyaman semenjak kami memasuki pekarangan rumah ini.

Madara kembali memasuki mobil, tepatnya dibagian penumpang karena putra bungsu kami masih tertidur di dalam.

"Apa Chikara masih tertidur?" aku menatap putra bungsuku Chikara yang kembali menyamankan kepalanya diceruk leher Madara. Dia terlihat sangat menggemaskan.

"Hn. Lebih tepatnya dia kembali tertidur."

"Hihihi, ceruk lehermu memang nyaman untuk dijadikan bantalan."

"Aku tahu. Bukankah ini bagian tubuhku yang juga menjadi favoritmu?"

Dia berkata sembari menempelkan pipinya pada pipi gembil Chikara yang terlihat sedikit terganggu.

"Kau ini!"

Madara terkekeh sembari mengecup pelipisku lembut. Aku suka padanya, sangat menyukai dia yang kini menjadi suami beserta Ayah dari putra kembar kami.

Chisaki Uchiha dan Chikara Uchiha adalah putra kembar kami. Yah, meskipun kembar. Wajah mereka tidaklah mirip. Chisaki lebih mirip Ayahnya dan para Uchiha kebanyakan sedang Chikaralebih mirip denganku dan Hyuuga kebanyakan.

Mereka kembar non identik.

"Apa semua sudah dibereskan?" kembali aku bertanya.

"Hm? Sudah. Barang-barang sudah ditata sesuai dengan keinginanmu, keinginan kita. Untuk Bibi Kaede, dia akan datang besok."

"Kau menyuruh pekerja kita yang lain untuk pulang setelah menata barang?"

"Yup. Aku menyuruh mereka berkemas dan besok, mereka akan tiba bersama Bibi Kaede."

"Aa..."

"Kenapa?"

"Tidak." aku memaksakan senyumku untuk muncul.

Jujur saja, aku merasa tak nyaman disini. Semenjak tadi perasaan tak aman terus melingkupiku. Aku merasa seperti ada sesuatu yang sedang mengamati kami. Memperhatikan kami entah dari mana.

"Ayo, anak-anak harus kita tidurkan di ranjang. Mereka butuh tidur dengan nyaman." aku mengangguk sembari berjalan bersisian dengan Madara. Dia menggenggam jemariku dengan lembut. Menuntunku untuk mengikuti langkahnya karena hanya dia yang tahu letak kamar putra kembar kami.

ONESHOT MADAHINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang