[FOLLOW SEBELUM MEMBACA]
Ayah muda? Itu sudah biasa. Tapi, bagaimana kalau Duda muda beranak satu? Tentunya menarik. Selain duda beranak satu, dia juga seorang santri di sebuah Pondok Pesantren. Tampan, berwibawa, paham agama, dan sayang anak. Itu s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Assalamualaikum, bolo.
Hai, I'm back. Aku bawa part 1 nih😁
Siapa yg udh nungguin?
Langsung aja kali ya. Sebelumnya jgn lupa pencet bintang di pojok dlu ya, gratis kok hehe.
Find me on Instagram: @d.universe_wp & @dhsxiev
🍓🍓🍓
Happy Reading
Hari sudah menunjukkan sore hari, Abi dan Umi duduk di kursi depan rumah. Menunggu kepulangan anak bungsu mereka, tak lupa mereka mengajak cucu satu-satunya kesayangan mereka. Anak kecil yang masih berusia satu setengah tahun itu duduk anteng di pangkuan sang kakek, mata kecilnya mengedar menatap apa saja pemandangan yang berada di depannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah Keluarga Abi dan Umi [Only supporting images]
"Abwa... Abwa... Cucuicui." Ocehnya seraya menunjuk udara dengan girang.
"Apa? Saga mau ketemu sama Papa, iya?" Ujar Umi pada anak kecil bernama Saga itu.
"Bababa..." Balas Saga dengan ekspresi senang, menatap ke arah Umi.
"Cucu kita lucu banget sih, Bi. Umi jadi inget sama Sean pas waktu kecil dulu, belajar ngomongnya juga sama kayak Saga." Kata Umi.
Abi mengangguk setuju mendengar perkataan Umi. "Benar, Mi. Sean dulu malah sambil lari-lari keliling di belakang rumah sambil kejar ayamnya Pak Bondan yang sering dateng ke rumah." Abi tertawa.
Disusul Umi dan Saga yang ikut tertawa, keduanya ikut geli mendengar cerita tentang Arsean. Meskipun Saga belum mengerti dan paham apa yang kedua orang dewasa itu bicarakan, namanya juga anak kecil, pasti akan ikut-ikutan apa yang ia lihat.
