⚠️
13+"Chenle, lo pernah suka sama seseorang ga sih?"
"Apaan banget dah pertanyaan lo. Kalo mau curhat langsung aja, kaga usah nanya-nanya dulu."
Jisung tertawa geli. Yah, perkataan sarkasme Chenle adalah pesonanya.
"Gimana cara ngasih tahu orang itu kalau kita suka dia tanpa kita ngasih tahu kalau kita suka dia?" tanya Jisung.
Chenle terdiam, menatap Jisung dengan raut wajah kelewat datar. "Lo ngajak ribut ya?"
"Kok ngajak ribut sih? Gue nanya, Le."
"Pertanyaan lo bego, bego!" Chenle hampir berhasil memukul kepala Jisung jika saja anak itu tidak cepat menghindar.
"Tapi gue beneran nanya. Butuh banget nih."
Setelah akhirnya Chenle mengerti dengan maksud dari pertanyaan Jisung, pemuda asal Cina itu tampak berpikir keras.
"Pake ... kode?" ucapnya yang terdengar seperti pertanyaan.
Sejujurnya dirinya sendiri pun tidak begitu mengerti dengan yang ada di pikirannya. Apalagi Na Jisung. Terlihat temannya itu bengong dengan penuh pertanyaan.
"Gini contohnya, pas lo lagi makan samgyeopsal, terus gue mau, biasanya gue ngapain?"
"Apaan tuh? Enak gak? Gue nyobain dong," jawab Jisung dengan intonasi dan nada bicaranya meniru Chenle. "atau nggak gini, duh laper nih, kebetulan banget ada makanan," lanjutnya.
"Iya, iya. Udah cukup, ga usah disebut semua kali."
Jisung tertawa.
"Nah terus?" tanya Chenle.
"Ya terus lo langsung makan."
"Bener banget!" seru Chenle sembari menjentikkan jarinya di depan wajah Jisung.
"Setelah lo kasih kode gitu, lihat tanggapan orangnya, kalo lo rasa dia bakal bilang boleh, ya lo langsung makan aja tanpa nunggu dia bilang boleh."
"Kalo dia mau bilang ga boleh?"
"Tetep makan aja langsung. Kalo udah ada di mulut emangnya dia bakal nyuruh lo ngembaliin ke mangkok lagi? Pasti gak bakalan mau kan? Udah deh, aman."
Begitulah percakapan antara Jisung dan Chenle beberapa hari lalu, yang membuat Jisung memantapkan hati menyampaikan perasaannya pada sang kakak secara perlahan namun pasti.
"Le, hari ini waktunya."
Chenle lagi-lagi menatap Jisung dengan tatapan kelewat datar khasnya. "Iya, gue emang nyuruh lo to the point kalo ngomong, tapi ga gini juga dong Kepin!"
"Hari ini gue bakal ungkapin perasaan gue."
.
.
"J-Ji... M-mana yang s-sakit?"
Jaemin sungguhan khawatir dengan keadaan Jisung. Terlebih setelah melihat betapa pucat wajah Jisung.
Tapi kelakuan Jisung sekarang malah membuatnya sangat grogi.
Hey, ingat, jarak wajah mereka hanya terpaut beberapa sentimeter saja saat ini.
Jisung tersenyum. "I love you, Na Jaemin."
Mata Jaemin kembali membulat setelah beberapa saat lalu keterkejutannya berhasil dikontrol. Kini Na Jisung lagi-lagi mengejutkannya.
"Aku cinta kamu, sebagai seorang pria, bukan adik," lanjut Jisung dengan penuh kesungguhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally : SungJaem [✓]
FanfictionJaemin dan Jisung, saudara kandung yang saling mencintai. Bagaimana perasaan terlarang itu bisa tumbuh? Dan bagaimana akhirnya?