Ruangan pribadi yang cukup luas sengaja dibuat suasana temaram oleh sang pemilik. Sebenarnya pemuda itu memang lebih suka ruangan dengan sedikit pencahayaan. Apalagi ketika sedang menonton animasi khas Jepang favoritnya dari layar komputer.
Ya, saat ini dia sedang melakukannya. Menonton anime berjudul Imouto Sae Ireba Li dari komputernya dengan mengenakan headphone agar hanya dia sendiri yang bisa mendengar. Tanpa dia sadari seseorang tengah memanggil namanya terus-menerus sembari mengetuk pintu kamar dengan cukup brutal.
"WOY NA JISUNG!!!" teriaknya sembari menggedor pintu semakin kencang karena telah diabaikan selama satu menit lamanya.
Pemuda manis yang tak lain adalah kakak dari Jisung itu mendengus kesal. Sudah dipastikan bahwa adiknya sedang fokus menonton. Ya, dia tentu tahu kebiasaan menyebalkan adiknya ini. Bukan menonton anime yang membuatnya kesal, melainkan ulah Jisung yang terlalu fokus menonton hingga menghabiskan waktu berjam-jam sampai lupa makan. Ditambah lagi mengunci diri dalam kamarnya. Jika begini, Jaemin tidak tahu harus bagaimana lagi mengingatkan Jisung untuk segera makan.
Akhirnya Jaemin berpasrah diri. Biarkan saja Jisung kelaparan sendiri. Dia tidak akan mau bangun tengah malam hanya untuk membuatkannya makan. Terserah saja.
Jaemin pun memasuki kamarnya yang berada tepat di samping kamar Jisung.
Ruangan bernuansa sama gelapnya dengan Jisung pun terlihat, aroma khas pria jantan menerpa penciumannya. Jaemin sangat menyukai aroma dan kegelapan itu.
.
.Telah selesai menonton anime berjumlah 12 episode dalam satu waktu, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Oh tidak, ini gawat.
Jisung sadar dirinya sudah terlalu lama mengurung diri, dia pun menyadari sang kakak pasti akan kesal dengan kelakuannya ini. Apalagi dengan keadaannya yang kini kelaparan dan membutuhkan kakaknya untuk memasak makanan.
Jisung tahu, mungkin saja kak Jaemin akan mengomel padanya. Tapi bagaimana lagi, dia sungguh lapar sekarang. Dia tidak akan bisa tidur dengan perut keroncongan.
Dibukanya dengan perlahan pintu kamar sang kakak yang memang jarang sekali dikunci. Berjalan diam-diam agar tidak menimbulkan suara keras. Setelah begitu dekat dengan tubuh Jaemin yang tertidur pulas di atas kasur empuknya, Jisung menjongkokkan diri, menyamakan tingginya dengan tubuh Jaemin yang tampak damai.
Wajahnya tepat berhadapan dengan wajah Jaemin.
Inilah tips terbaik membangunkan seorang kakak dari Na Jisung.
Perhatikan dulu tubuh si kakak dalam diam. Jangan segera membangunkannya! Perlahan saja.
Tatap dahi lebarnya yang indah, lalu mata dengan bulu lentik yang menghiasi (pasti akan terasa geli namun nikmat jika bulu itu bersentuhan dengan bibirku). Hidung mancungnya bagai pahatan dari kayu, sungguh sebuah mahakarya (apakah sama mancungnya dengan hidungku? Bagaimana rasanya jika mereka bertemu?). Bibir tipisnya yang peachy begitu sempurna menambah keindahan pada parasnya (apakah rasanya manis? Pasti teksturnya kenyal. Dan akan terasa hangat jika berpadu dengan-).
Apa? Gila kau Na Jisung!
Jisung menggelengkan kepalanya dengan kuat, memejamkan mata sebagai usaha untuk mengusir pikiran kotor yang sudah lama bersarang dalam otaknya.
Jisung menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya berniat menetralkan degup jantungnya. Namun berakhir napasnya menerpa wajah Jaemin hingga membuatnya terusik.
Kembali disadarkan oleh suara aneh dari perutnya, Jisung memutuskan untuk segera membangunkan Jaemin. Tentu agar pikiran kotornya itu tidak berubah liar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally : SungJaem [✓]
FanfictionJaemin dan Jisung, saudara kandung yang saling mencintai. Bagaimana perasaan terlarang itu bisa tumbuh? Dan bagaimana akhirnya?