Ucapan kakak tirinya beberapa saat lalu benar-benar membuat kepala Jisung pening. Kalimat pertanyaan itu terngiang, seolah Renjun setiap menit membisikkannya tepat di telinga Jisung.
"Lo beneran cinta sama Jaemin, atau sekedar nafsu doang?"
Na Jisung memejamkan matanya, menghirup udara dalam-dalam, berusaha mengusir pertanyaan yang memusingkan itu. Pemuda jangkung itu kemudian merebahkan dirinya di atas kasur.
Segala usahanya untuk mengabaikan pertanyaan Renjun sungguh sia-sia. Kini tak ada pilihan lain selain ia harus menemukan jawabannya.
Sejujurnya Jisung pun bingung, benarkah dia 'cinta' pada kakak kandungnya itu, ataukah perasaan yang selama ini bersemayam hanyalah sekadar nafsu akibat tontonannya?
Ditengah sibuknya pikiran Jisung, pintu kamarnya mendadak terbuka. Ketika Jisung lirik, tampaklah punggung lebar Jaemin yang sedang menutup pintu diam-diam.
Setelah berhasil menutup rapat pintu, Jaemin segera membalikkan badan. Kini Jisung dapat melihat senyum senang merekah dari bibir Jaemin. Seolah tersihir, Jisung ikut tersenyum, bangun dari tidurnya untuk menyambut sosok yang sedari tadi memenuhi pikirannya.
Jaemin mendudukkan diri di atas pangkuan Jisung, sembari melingkarkan lengannya di leher si empu, yang disambut pelukan di pinggang.
Jaemin mendekatkan wajahnya, mempertemukan hidung bangir mereka yang bentuknya hampir sama, kemudian menggeseknya gemas. "Katanya kangen," ucapnya dengan bibir mengerucut.
Jisung yang sedang bingung dengan perasaannya terhadap orang di hadapannya ini, lantas berpikir, hanya Jaemin lah yang dapat membantunya menjawab dan meyakinkan diri.
"Iya, aku kangen banget. Kamu sih akhir-akhir ini deketnya sama bang Renjun terus," keluh Jisung terus terang.
Jaemin hanya bisa nyengir, tak bisa mengelak. "Ji, kamu beneran cinta sama aku?" tanyanya kemudian.
Senyum Jisung memudar, mengontraskan raut bingungnya. "Kenapa tiba-tiba nanya gitu?"
Sebenarnya, beberapa hari yang lalu Jaemin mendapat banyak pertanyaan telak dari Renjun. "Mau sampai kapan lo bertahan dengan hubungan terlarang itu? Lo emangnya beneran cinta sama Jisung? Atau sekadar penasaran aja sama rasanya pacaran? Seandainya Jisung bukan adek kandung lo, terus gue sama Jisung nembak lo, siapa yang bakalan lo terima?" Ditambah satu kalimat ungkapan yang membuat Jaemin berpikir ekstra. "Gue beneran sayang sama lo, Na Jaemin."
Itulah alasan yang membawa Jaemin berada di kamar Jisung sekarang.
"Gimana sama kamu? Kamu beneran cinta nggak sama aku?" Jisung balik bertanya.
Jaemin merasa mulai muak dengan pertanyaan-pertanyaan yang memutar di otaknya setiap saat, dia ingin menyudahinya.
"Jujur, aku gak tahu, Ji." Jaemin memilih mengungkap kejujuran perasaannya.
Netra Jisung menurun. Sedikit banyaknya merasa sakit hati. Jadi, selama tiga bulan lebih mereka bermesraan, Jaemin tidak benar-benar mencintainya?
"Sekarang kamu, jujur. Aku tahu, Ji, kamu sering nonton anime genre brocon dan siscon,"
Jisung mengangkat kepalanya, kembali menaruh atensi pada netra kelam Jaemin. Tatapannya seolah mengatakan 'tahu dari mana kamu?'.
Na Jaemin yang mengerti signal itu pun tertawa renyah. "Jadi, gimana? Kamu beneran cinta, atau hanya nafsu belaka?"
Rangkulan Jaemin di leher Jisung mulai mengendur. Menandakan dia serius dengan pertanyaannya, dan menunggu jawaban pasti.
Na Jisung mengambil napas berat. "Iya, jujur aku pun bingung," lirihnya. "Tentang mungkin ini akibat dari tontonanku, bisa jadi benar. Tapi aku memang menyayangimu, Na Jaemin." Kedua alis Jisung bertaut, terlihat kegundahan di raut wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/324735571-288-k287873.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally : SungJaem [✓]
FanficJaemin dan Jisung, saudara kandung yang saling mencintai. Bagaimana perasaan terlarang itu bisa tumbuh? Dan bagaimana akhirnya?