Pernikahan Jae Hyun dengan Taeyong pun benar-benar digelar seminggu kemudian. Banyak tamu undangan yang hadir. Meski pernikahan sesama jenis belum dilegalkan, untungnya sudah banyak masyarakat yang terbuka dan menerima. Jadi, tidak begitu sulit.
Sementara itu, Jaemin baru saja dikejutkan oleh kenyataan bahwa Renjun, teman kuliahnya, ternyata putra dari pasangan Ayahnya, yaitu Lee Taeyong.
Perbedaan marga, ternyata disebabkan oleh kakek dari mendiang ibunya Renjun menolak keras cucu kesayangannya mengikuti marga sang Ayah. Sebab kakeknya memang tidak menyukai Lee Taeyong sejak berpacaran dengan putrinya. Jadilah Renjun mengikuti marga dari kakeknya itu, menjadi Huang Renjun.
Jadi sekarang, dia dan Renjun menjadi saudara tiri.
Jisung sendiri pun merasa kaget. Bukan karena kenyataan yang disebutkan tadi, melainkan sebab dia baru kali ini melihat laki-laki secantik dan seindah itu. Keindahan Huang Renjun benar-benar diluar nalar, Jisung akui itu.
Jisung pernah tidak sengaja mengutarakannya di depan Jaemin, alhasil tentu saja Jaemin marah luar biasa. Sampai tidak bisa dibujuk oleh apapun selama seminggu lamanya.
Beruntungnya Renjun mau membantu Jisung sampai mendapatkan ampunan dari Jaemin. Walau Jisung sendiri tidak tahu dengan cara apa kakak barunya itu melakukannya. Sudahlah, tidak peduli. Yang penting Jaemin kembali padanya.
Namun ternyata dia salah. Jaemin tidak sepenuhnya kembali padanya. Jaemin hanya memaafkannya dan malah semakin dekat pada Renjun, persis seperti dulu ketika dekat dengan Jisung kecil.
"Ren– bang Renjun!" Jisung segera memperbaiki ucapannya sebelum Renjun menghantamkan pukulannya lagi.
Ya, Jisung pernah merasakan bogeman dari tangan cantik Renjun. Sebab Jisung memanggil Renjun dengan sebutan abang cantik.
"Apa?" Renjun yang sedang membaca buku di ruang tengah menanggapi dengan santai.
"Abang bilang apa sih sama Jaem– kak Jaemin? Kok semenjak dibujuk abang dia malah jadi makin deket sama abang."
Renjun sedikit menutup buku yang ada dalam genggamannya, melirik Jisung yang sedang menatapnya penasaran. "Kamu nanya? Kamu nanya apa yang aku bilang sama Jaemin? Kamu bertanya-tanya? Biar aku kasih tau ya. Aku bilang, jangan rindu, berat. Biar aku saja."
"Aish! Abang apa-apaan sih!" Jisung refleks hampir saja memukul bahu sempit Renjun, untungnya dia keburu menyadari apa akibat jika dia sungguh melakukan itu.
Renjun tertawa puas. Lalu mulai menjelaskan apa yang terjadi saat tawanya mereda. "Cuma bilang, kalo aku lebih milih Jaemin daripada kamu," ungkapnya.
Pantas saja.
"Heh, Jisung." Renjun tiba-tiba menyebut nama si adik tiri tanpa mengalihkan atensi sedikitpun dari buku.
"???" Jisung tidak jadi pergi akibat panggilan itu.
"Tapi gue emang beneran lebih milih Jaemin daripada lo," ungkap Renjun.
Jisung agak kebingungan dengan maksud dari ucapan lelaki yang lebih pendek darinya itu. "Maksudnya?"
Renjun menutup buku yang ternyata novel boys love, kemudian menatap dingin ke arah Jisung. Seakan dia menunjukkan sisi dominannya. Kemudian tersenyum miring. "Mulai sekarang, kita saingan."
.
.
"Chenle?"
"Hm?"
"Saingan."
"Ayo. Mau saingan siapa yang nulisnya paling cepet?" Chenle merespons tanpa mengalihkan perhatian dari buku tulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally : SungJaem [✓]
FanfictionJaemin dan Jisung, saudara kandung yang saling mencintai. Bagaimana perasaan terlarang itu bisa tumbuh? Dan bagaimana akhirnya?