Episode 2 : Movement

30 3 0
                                    

Aku meminta maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meminta maaf. Tapi sepertinya tidak juga. Dirimu tidak tahu apa-apa, Jio. Kamu sudah melakukan tugasmu dengan benar, hanya saja maaf. Aku tidak akan pernah memberi kesaksian apapun tentang insiden.


Frustasi. Mungkin kata itu yang sedang mendeskripsikan kondisi si detektif muda ketika melihat jendela kamar milik Ganza telah terbuka lebar.

Sebelum duduk di teras, Jio sempat menengok bagaimana kondisi kamar laki-laki yang menjadi tujuannya kemari. Gelap, sama seperti sebelum-sebelumnya. Dia juga sudah tau apa jawaban untuk hari ini. Sama, tidak ada jawaban.

Memang Jio sangat teliti. Dia selalu mengecek ulang kamar Ganza sebelum akhirnya meninggalkan rumah itu. Biasanya pada kondisi sama, tapi hari ini lain. Kamar Ganza berada di lantai dua, dan jendelanya pun terbuka lebar. Beberapa tali panjang juga telah menguntai ke bawah.

"Gue kehilangan Ganza," ujar Jio setenang mungkin setelah tersambung dengan nomor atasannya.

"Ganza, Bang! Insiden 081219!"
"Gue juga nggak tau! Dugaan gue, dia lompat dari jendela kamar lantai dua-ah! Bukan lompat, tapi turun pakai tali."

Jio mengernyit tanda tak setuju dengan keputusan yang diambil atasannya.

"Percuma lapor ke jaksa, enggak mungkin didengar!" sanggah si detektif kemudian. Lantas di seberang sana juga sebagai atasan harus tegas kepada anak buahnya.

"Kita enggak bisa memaksa keluarga korban sembarangan tanpa izin dari atasan, Jio. Lo jadi detektif sudah berapa lama, sih?"

Jio kembali memasang wajah tak suka. "Bukan waktunya buat ngebandingin. Gue bakal cari Ganza duluan. Kalau lo mau nyusul, susul semampu lo aja. Selesai."

"Jangan, Jio! Tunggu keluar izin dulu. Jio!"

Telepon ditutup secara sepihak oleh Jio. Detektif itu mulai mencari Ganza dari sekitar rumah hingga masuk ke komplek pemukiman warga lain. Dimana Ganza sekarang berada?


***

Ganza melangkah entah kemana kakinya melangkah. Ia sudah memutuskan akan membungkam mulut selamanya kepada para detektif yang datang ke rumah. Tidak satu pun termasuk detektif muda yang baru ditugaskan pada satu tahun yang lalu itu. Detektif Jio Rama Putra.

Sebelum Detektif Jio, ada satu detektif yang rutin seminggu sekali menjenguk Ganza. Detektif Jevian namanya, lebih lengkapnya Jevian Devantara. Sepertinya dia sudah naik pangkat sekarang. Mungkin itu juga yang membuat peran 'penjengukan' diberikan kepada Detektif Jio.

Dapat dihitung, Ganza mungkin hanya lima kali bertemu dengan Jevian. Sedangkan dengan Jio, dia sama sekali tidak pernah berbicara dengan laki-laki itu. Ganza hanya pernah melihat wajah Jio dari jendela lantai dua kamarnya, disaat detektif itu turun dari kendaraan. Ganza pikir Jevian saja sudah cukup untuk menganggunya, tapi pihak polisi malah mengirim Jio yang tak segan menunggunya berjam-jam untuk bertemu seperti tadi.

EXTRA;VAGANZA || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang