Episode 6 : The Youngest

19 2 0
                                    

Kiro. Kurosaki Kiro. Pemuda berdarah Jepang yang entah mengapa bisa besar di lingkungan tak nyaman yang ia sebut sebagai Salvadore.

Mulanya dia hanya anak laki-laki yang selalu menunggu sang ibu dan ayah pulang dari bekerja. Tapi pada tahun ke-12, dirinya dibuang begitu saja ketika si orang tua tiba-tiba mengajaknya bertamasya. Harusnya ia tidak percaya saja dengan ajakan itu. Hidupnya tidak lagi memiliki arah yang menentu jika tidak bertemu dengan Noma dan Bara.

Sebelum Zenon, Kevin, dan Jerry bergabung, Noma dan Bara lah yang mengajaknya bergabung dengan Salvadore. Mereka berdua yang mengajari Kiro berbagai hal baru di dunia kelam ini hingga menjadi Kurosaki Kiro sekarang.

Tapi kemudian Bara memilih untuk meninggalkannya, dan dia seperti tidak dianggap lagi oleh Noma. Lantas apa yang akan ia lakukan sekarang? Mencari Bara lalu membawanya kembali pada Salvadore? Tentu tidak. Dia tidak ingin melihat orang yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya itu dibunuh tepat di depan mata. Itu ide yang gila. Lebih baik dia yang terbunuh sebab melanggar perintah daripada membiarkan Bara mati konyol karenanya.

Tapi apa yang terjadi? Beberapa menit yang lalu, Zenon memberi tugas untuk mencari Bara Hiresa sendirian. Laki-laki itu adalah bawahan langsung si ketua gengster. Satu peraturan di Salvadore, perintah dari atasan adalah kemutlakan. Kiro jelas harus hormat dan melakukan tugasnya. Kini dia tengah di jalanan mencari seseorang yang tidak ingin ia temui sekarang. Sebab jika bertemu, dia akan kehilangan manusia sebaik Bara.


Mata Kiro dialihkan oleh sesosok gadis yang tengah duduk termenung di teras sebuah rumah. Baru sadar ia berdiri di sana, di halaman rumah milik Noma Claire. Dan berarti gadis yang ia lihat itu adalah adik dari si ketua gengster. Mavis Olivia.

Jelas Kiro tahu siapa gadis itu. Pernah sekali dua kali bertemu, tapi tidak pernah berbicara jika Noma tidak menyuruhnya. Ia dengar si gadis tidak ingin mengikuti jejak sang kakak, jadi itu juga alasan keduanya tidak pernah memiliki topik yang sama.

Kiro melewati gadis itu, berharap namanya dipanggil sebab terlalu gengsi untuk jadi yang pertama menyapa. Laki-laki itu bertingkah seperti anak kecil yang sedang menggoda anak kecil lainnya. Senyumnya sudah merekah bangga sebab percaya diri bahwa Mavis akan memanggilnya.

Tapi tidak. Sudah sepuluh langkah Kiro berjalan, ia belum juga dipanggil oleh Mavis. Ia ulangi sekali lagi dengan arah yang berbeda. Sama, hanya lewat saja.

Sebenarnya apa yang sedang ia lakukan? Kiro mulai kesal.



"Berhenti mencari atensi, kedatangan lo sudah begitu mencolok sejak tadi.. Kiro,"

Akhirnya Mavis mengangkat suara. Bukan ia tak ingin menyapa, tapi seperti yang Noma pernah katakan, jika ia melihat salah satu dari temannya, janganlah mencoba untuk menyapanya. Mavis tak ambil pikir sebab yang ia kenal hanya Kiro. Sedangkan laki-laki yang lebih muda satu tahun darinya itu tidak pernah menemuinya selain Noma yang menugaskan.

Kiro menghentikan tingkah yang mendadak ia sadari bahwa itu konyol. Padahal tinggal duduk di sebelah gadis itu juga tidak ada masalah. Dia ini benar-benar tak habis pikir.


"Kenapa datang kesini? Tugas dari Noma?"

Pertanyaan itu mendapat anggukan dari yang lebih muda. "Tugas apa?" tanya Mavis lagi. Ia berharap kakaknya itu masih punya hati mengirim Kiro untuk mengeceknya.

"Nyari Bang Bara. Dia buronan Salvadore sekarang," ungkap Kiro yang membuat gadis itu kecewa juga terkesiap sebab mendengar nama Bara. Dua puluh jam yang lalu, laki-laki yang Kiro cari ada di dalam rumahnya, bahkan sempat sarapan bersama tanpa mengetahui jika dia sedang menampung pengkhianat geng kakaknya.

EXTRA;VAGANZA || Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang