– – –
seluruh cerita ini berlatar waktu
di tahun 2022.– – –
Drrrttt.
Drrttt.
Drrtt.
Ponsel Jio terus berdering setelah mengabari sang atasan tentang kejadian yang beberapa jam lalu saat dirinya kehilangan Ganza terjadi. Satu panggilan pun tak ia jawab sebab tahu apa yang akan dikatakan. Lo enggak boleh melakukan ini, lo enggak boleh melakukan itu, jangan melakukan sesuatu atas keinginan sendiri, tunggu perintah. Jio muak, selalu seperti itu. Entah apa yang dipikirkan Jevian-si atasan-hingga percaya dengan para penguasa.
Jelas Jio tahu apa yang terjadi meski baru satu tahun aktif diangkat menjadi detektif. Satu tahun juga tidak bisa dibilang baru, detektif muda itu paham bagaimana para pemimpin bermain. Ingat sekali ketika Jevian diberi tugas untuk menyelidiki kasus terbengkalai yang terjadi empat tahun yang lalu. Laki-laki itu kesulitan dalam membujuk si anak dari korban untuk memberi kesaksian. Waktu itu Jio baru menjadi polisi daerah, belum menjadi detektif aktif seperti sekarang. Apalagi daerah yang disinggahi detektif muda ini dulu sangat berbeda dengan sekarang. Setiap kali membuka mata, entah mengapa daerah ini selalu membuat perasaannya gelap dan kelam.
Jevian adalah atasannya sekarang. Dulu mereka bertugas di daerah yang berbeda, tapi tempat tinggal laki-laki yang lebih tua dua tahun darinya itu berdekatan dengan rumahnya. Jadi Jio sering menghabiskan waktu luangnya bersama sang kakak tak kandungnya itu. Jevian sudah dianggap saudara oleh si detektif muda.
Hingga pada akhirnya Jevian mengetahui sesuatu tentang tragedi itu. Sesuatu yang seharusnya tidak boleh diketahui olehnya. Sempat diserang depresi hingga keinginan untuk mengakhiri jabatan juga hidupnya, Jevian membuat Jio bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Sudah banyak kepedulian dan keprihatinan untuk sang kakak yang tak sedarah, tapi dengan tiba-tiba Jevian kembali seperti sedia kala setelah bertemu seorang jaksa penyidik teman baik si detektif senior.
Waktu itu si detektif senior datang ke rumah dan mengajak Jevian berbicara eksklusif. Hanya mereka berdua, bahkan mungkin semut saja tidak boleh masuk ke pekarangan. Terjadi perbincangan yang amat serius hingga Jevian kembali seperti tidak terjadi apa-apa. Depresinya seakan hilang ditelan bumi.
Semenjak hari itu, secara tiba-tiba juga, Jio diangkat menjadi detektif junior dan Jevian dijadikan jaksa penyidik. Tercium bau tidak enak dalam pengangkatan jabatan ini. Tapi Jio tetap menerimanya sebab menjadi detektif adalah mimpinya. Hanya perasaan yang masih mengganjal tentang hari dimana Jevian mengetahui sesuatu. Tentang insiden empat tahun yang lalu. Tentang kematian sang ibu dari seorang anak laki-laki bernama Vaganza Sabiru Langit.
Jengah merasakan ponsel bergetar yang mengganggu fokus, Jio menjawab telepon itu. "Jio, sorry mengganggu lo lagi bertugas. Gue baru aja dapat telefon dari pimpinan, katanya lo disuruh balik ke kantor."
Sejenak ia pandangi layar ponselnya itu. Ternyata bukan dari Jevian. "Ada urusan apa nyuruh gue balik?"
"Gue juga nggak tau. Tadi di telefon cuma bilang gitu aja. Lebih baik kembali dulu, pimpinan 30 menit dalam perjalanan."
Jio menutup kembali sambungan sinyal itu. Kali ini ia juga masih kesal, namun tidak mungkin akan ia lawan. Sebab si pimpinan yang turun tangan, mau tak mau Jio harus tunduk menghormat. Ia memutuskan untuk meninggalkan misi mencari Ganza dan kembali ke markas.
***
Napas terengah-engah, menelan air liur sendiri untuk mereda tenggorokan yang mendadak mengering setelah berlari. Ganza dan Bara berhasil lolos dari kejaran Salvadore. Sembunyi di taman bermain anak-anak sebelah rumah yang kosong membuat keduanya terhindar dari kemampuan jeli para anggota gengster.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTRA;VAGANZA || Park Sunghoon
Action"Tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit." Perjalanan Ganza menemukan pelaku di balik insiden menyakitkan empat tahun yang lalu. Tepat di hari ulang tahunnya, laki-laki itu menemukan sang ibu tergeletak sudah tak bernyawa. Terpukul hingga bertahun-ta...