Bamboozled

3 0 0
                                    

Tipu daya di dunia ini sungguh nyata. Setiap manusia pasti pernah terkena tipu daya orang lain atau justru menjadi pelaku tipu daya yang mengambil hak dan harta orang lain. Hae Bin sosok anak yang sering menemukan tipu daya Dewi Nawalasri, Ciara Denise, Clarista Denise, dan Ariel Joo. Semua adalah orang-orang yang seharusnya ia sayangi karena hubungan keluarga. Bamboozled. Semua tipu daya itu terpampang nyata di keseharian Hae Bin. Makanya dia ingin sekali menjadi manusia jujur di hadapan banyak orang. Selain karena dia muak sudah menjadi bagian dari keluarga penuh tipu daya, Hae Bin juga tak punya gray matter. Something memilikinya sampai kapan pun.
Clarista berjalan lunglai menuju rumah sambil sesekali mengerang kesakitan. Pergelangan tangannya lecet parah usai diikat sekian jam di gedung tua belakang kompleks. Ia masih geram dilepaskan begitu saja oleh supir taksi sialan hanya gara-gara keponakan satu-satunya itu mengadakan perjanjian sepihak dengannya.
“Binar…kamu mikir nggak sih tadi tuh kita bisa nyeret tuh orang ke penjara? Eh kamu malah ngadain perjanjian apa itu…ohmpara??! Kamu tau nggak konsekuensinya apa kalo nyolek itu komunitas?? coba cerita ama tante apa maksud kamu…pake bisik-bisik segala di pojokan tante nggak diajakin lagi!”
Binar berhenti lalu menatap lekat-lekat ke wajah Clarista. Wanita dengan wajah sangat persis ibunya itu ikut berhenti karena sungguh-sungguh ingin tahu apa tanggapannya.
“Tante…tante ini ya tau nggak sih kenapa itu supir taksol nyulik tante?”
“Iya, tau. Dia kira tante ibu kamu. Terus kenapa?”
“Nah, kalau tadi kita maksa mau ngehajar itu supir taksol yang ada kita mati bareng bisa-bisa…makanya aku iming-imingin dia cara buat ngebales perbuatan mamaku which is tante the real actor pake cara-cara komunitas ohmpara.” Binar benar-benar menekankan kata per kata dalam responnya ini.
“Emang gimana caranya?” semakin Clarista tampak penasaran semakin Binar senang mengerjainya. Lagipula dia nggak ingin rencananya gagal hanya karena Clarista tahu. Karena semuanya akan berhubungan dengan mama papanya dan neneknya.
“Rahasia, tante…” ucap Binar seraya berjalan cepat meninggalkan Clarista.
“Keterlaluan itu anak…”
Sementara itu dari balik jendela minimarket Dewi memperhatikan kelakuan anak dan cucunya. Dia merasa ada yang tak beres dengan mereka karena mereka tampak lusuh namun di sisi lain tampak bersemangat seperti habis memenangkan lotre. Terutama pancaran wajah Binar yang menyiratkan sesuatu.
***
Ariel Jo duduk lemas di kursinya. Ia baru saja menangani pasien selebritis cewek yang digadang-gadang bakal bisa menaikkan pamor klinik gigi eksklusifnya. Ariel sangat suka dengan Pramita yang masih memiliki darah Jerman dari ayahnya ini tapi ia tidak suka bagaimana wanita twenty five something itu menyetir dirinya dengan kemolekan tubuhnya di ruang praktek. Itu menjijikkan. Bagi Ariel cinta hanya untuk satu wanita dan itu include sex yang memuaskan. Dia cinta Ciara meskipun ia kerap tak mendapatkan kepuasan lahir batin dari wanita yang sudah dinikahinya selama lebih dari 18 tahun itu.
Untuk melampiaskan hasratnya, Ariel biasa memanggil Clarista. Clarista yang sangat sibuk juga menyambut dirinya. Kadang mereka melakukannya di klinik Ariel, di klinik Clarista, atau di hotel yang Ciara jarang tahu. Clarista sangat mirip Ciara. Ariel seperti bercinta dengan Ciara. Terakhir Ariel datang ke klinik kecantikan Clarista, ia menemukan sesuatu yang aneh. Sampai membuat dia sedikit menjauh dari Clarista. Dan itu membuat kembaran Ciara kesal.
“Itu serum baby. Buat awet muda. Kamu mau coba?” Clarista berusaha menutupi gugupnya saat ditanya Ariel. Ariel pergi ke ruangan belakang yang dekat dengan taman karena penasaran. Ia ingin masu ke ruangan yang tak pernah Clarista buka saat ia main ke kliniknya. Ruangan itu sangat dingin dengan botol-botol kaca berbagai ukuran dan label mengisi keseluruhan sisi rak. Saat kepergok Clarista, Ariel berusaha bertanya sewajar mungkin. Awalnya ia pikir itu minuman keras yang Clarista coba racik sendiri untuk kepuasan kliennya. Tapi ada patung bayi perempuan besar di dalam ruangan itu. Bayi menggemaskan yang tampak hidup itu memiliki kalung bertuliskan Something.
“Ah nggak…buat apa? Aku kan udah awet muda…” ujar Ariel. Clarista tak curiga sama sekali jika ayah Hae Bin itu menaruh curiga padanya. Clarista malah mendekatinya dan mulai melucuti satu demi satu pakaiannya. Clarista mengajak Ariel bercinta di taman belakang di atas bangku panjang di bawah sinar rembulan. Dia berimajinasi jika mereka pasangan werewolf yang akan berubah saat bercinta di bawah sinar rembulan. Ariel tentu saja tak menolak. Namun sejak hari itu ia selalu menghindar dari Clarista.
***
Mobil Dewi muncul di depan kantin kampus Hae Bin. Hae Bin yang sedang memesan es kopi terbelalak kaget melihat neneknya berjalan ke arahnya. Ia pun segera merapikan barang-barangnya di atas meja di sudut kantin tanpa mengambil pesanan es kopinya. Dewi tahu Hae Bin pergi dari sana karena menghindari dirinya. Padahal hari ini dia mau menunjukkan pada cucu tunggalnya itu bagaimana cara kerja komunitas yang kini mulai masuk ke kampus Hae Bin.
Dewi bertanya pada sejumlah mahasiswa yang dilewati Hae Bin. Hampir tak ada yang tahu siapa Hae Bin itu. Dewi lalu mengucapkan nama Binar. Barulah mereka kenal. Saat mengenalkan dirinya, Dewi menggunakan nama Korea yang dibanggakannya.
“Panggil saja saya Joo Hyang Hae. Dengan ahjumma boleh atau haelmoni.” ucapnya tenang dan berkharisma.
“Ah masa dipanggil nenek. Ibu ini awet muda banget. Kita bahkan bisa manggil eonnie kali ya…” ucap seorang mahasiswa tampan bertubuh tegap yang silau dengan apapun yang menempel pada tubuh Dewi sekarang. Dewi terpikat. Ia pun mengajak mahasiswa itu dan teman-temannya untuk datang ke pertemuan seru Ohmpara di kafe dekat kampus. Mereka tentu saja mau datang karena Dewi bakal traktir makan enak. Dan jika beruntung salah satu dari mereka akan menerima hadiah lain. Mereka hampir tak percaya jika Dewi neneknya Binar. Si gadis enerjik tapi weird itu. Sementara mereka sama sekali tak menganggap Ohmpara weird.
“Sial nenek berhasil memperdaya si Marcel ama teman-temannya lagi…duh harus gimana ini buat bikin mereka nggak jadi ke kafe itu…” Hae Bin yang bersembunyi di balik pintu lab mendengar semuanya. Ia pun membuka grup obrolan di ponselnya. Ia mengundang Marcel dan teman-temannya untuk nonton premiere film gratis. Marcel kurang suka dengan film yang akan mereka tonton itu. Hae Bin mendapatkan lima tiket premiere film gratis dari ayahnya. Harusnya keluarganya yang nonton tapi mereka sibuk masing-masing.
“Oke, kalian nggak cuma nonton film tapi kalian bakal dapetin apa yang kalian mau. Gimana?” Hae Bin merasa bertanggungjawab untuk bisa menggagalkan Marcel dan kawan-kawan datang ke kafe.
“Bener nih? Semua yang kita berlima mau?” tantang Marcel. Hae Bin membalasnya cepat dengan ‘yes’.
“Gimana kalau pulang nonton kita booking kamar hotel? Buat main kartu truth or dare?”
Deg…deg…Hae Bin tahu hendak ke arah mana Marcel tapi ia tak punya pilihan lain. Ia tak mau Marcel yang cukup berpengaruh di angkatannya terseret Ohmpara.
“Oke.” Hae Bin setuju dan ia bergegas pulang untuk mempersiapkan segalanya.
***
BERSAMBUNG

Joo Hae Bin Putri Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang