32|

681 43 4
                                    

Pagi hari yang dingin dengan orang yang dingin juga, Alicia terbangun dari tidurnya dengan mata yang masih terasa berat ia mencari remot AC yang entah kemana perginya.

"Ah menyebalkan" ujarnya, dinginnya hari ini sudah keterlaluan, tidak ada tanda hujan, panas atau apapun langit pagi hari ini terasa gulita.

Dengan Malas Alice berjalan menuju kamar mandi yang berada di kamarnya, membuka helai demi helai pakaian tidur yang ia pakai sambil menatap dirinya dari ujung kaki hingga rambut dari kaca yang hampir setinggi dirinya.

Alice melempar dirinya ke bathub berair hangat dengan wangi lavender kesukaannya, dengan lembut Alice membersihkan seluruh inci tubuhnya tanpa ada yang terlewat.

'entah kenapa hari ini terasa sepi' gumamnya dalam hati sambil membersihkan busa busa ditubuhnya.

Dirinya pun bersiap untuk berangkat kesekolah , meski tidak ada kegiatan apapun disekolah dan hanya berkeliling bersama teman temannya Alice memutuskan untuk tetap bersekolah, bosan baginya jika hanya berdiam diri dikamar.

Style yang ia kenakan hari ini cukup sesuai dengan cuaca hari ini berambut terurai dengan sweater yang cukup tebal dan celana panjang  sport.

Ia mencari kemana ponselnya berada dan sayangnya.

"Hahh ." Keluhnya karna ponsel yang ia pakai tidak tercharge karna stop kontak yang ia gunakan tidak tercolok dengan baik.

Alih alih menyerah dengan ponselnya Alice justru mencari ponsel lain yang berada dilaci kamarnya, ponselnya dari merk dan model sama dengan yang ia gunakan sehari hari ia gunakan hanya untuk mendengarkan musik.

Alice menyusuri tangga di mansion Vance itu satu persatu dengan santai mencari penghuni yang ada, menuju dapur dan yang ia temukan hanya sepotong roti dengan isi yang lengkap juga sepucuk surat yang ia abaikan.

Setelah menghabiskan sarapannya alice menuju gerbang untuk menemui seseorang yang telah bersepakat untuk menjemputnya.

Mobil hitam BMW M3 hitam yang terkesan berlebihan baginya dibawa oleh seorang pria bersetelan jaket kulit hitam bermodel rambut keriting Perm tersenyum dengan lesung pipi khasnya yang ia kenal bernama Daniel.

"Haii." Sapa Daniel yang berdiri disamping pintu mobilnya.

"Kayaknya cuacanya dingin banget nih ayu masuk!." Sambung Daniel sambil membukakan pintu untuknya tanpa sapaan balik dari alice.

"Cuaca hari ini aneh ya." Daniel membuka topik pembicaraan sambil melajukan kendaraanya.

"Ah kupikir begitu, baru kali ini aku juga melihat cuaca yang seperti ini." Balas Alice dengan pandanganya melihat langit.

"Hmm Alice.."

"Apa Kamu percaya takdir?."

"Hm?." Alice mengalihkan pandanganya melihat Daniel disampingnya.

"Ya semuanya udah ditulis kematian, cinta , status dan segalanya."

"Entahlah terlalu berat memikirkan hal seperti itu." Jawab Alice

"Ahaha begitu yaa maaf aku jadi membuatmu kepikiran." Tawa Daniel untuk mencairkan suasana.

"Tapi Li kalo misalkan kamu dan ak-."

TINNN

Belum sempat daniel menyelesaikan kalimatnya , ia desela oleh klakson mobil yang tidak asing ditelinganya.

"UY UY UY." Teriak suara yang tak asing dan tak lain adalah Karin yang meneriaki mereka dari dalam mobil yang ia kendarai bersama 3 orang lainnya.

"Dasar orang gila itu." Gumam Alice yang terlihat kesal dibarengi dengan tawa kecil dari Daniel disampingnya.

Mereka telah sampai diarea parking sekolah yang tertata cukup indah dan rapih, Alice turun dengan sendirinya begitupun Daniel.

Mobil karin yang berpapasan dengan mereka juga tadi ada tepat terpakir disamping mobil Daniel.

Semua orang yang ada di mobil turun, ada Karin yang langsung turun memeluk Alice dan Megan yang disampingnya ada seorang yang penampilnya tidak asing baginya.

Rambut Blond dengan mata biru cerah.





BINGUNG [GXG] (Ongoinh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang