14|👁️👄👁️

1.5K 81 0
                                    

Ketika sampai disekolah pun Alice masih dengan suasana panasnya, ia berpamitan dengan ayah tersayangnya.

"Aku pamit." Alice mencium pipi ayahnya dan membuka pintu mobil dan menuju kelasnya dengan ekpresi datarnya.

Ketika memasuki kelas Alice langsung menghempaskan tas nya ke kursinya dan langsung ikut menimbrung dengan gadis gadis kelasnya yang sedang berghibah ria.

"E-eh?." Ujar seorang siswi.

"Kenapa? Lanjutkan saja." dengus Alice sambil mencari posisi duduk nikmatnya.

Gadis gadis yang sedang berkumpul itu saling menatap satu sama lain tentu saja tidak lupa kedua sahabat Alice ikut menatap bergantian.

Tidak seperti biasanya, Alicia yang biasanya  datang ke kelas langsung memakai earphone dan tidur, kini ikut bersosialisasi meskipun yang dilakukan gadis gadis kelasnya hanya membicarakan omong kosong tentang pria atau hal yang sedang panas disekolahnya.

"Earphone lu rusak?." Karin yang masih bingung dengan tingkah Alice tidak seperti biasanya.

"Tidak earphone ku masih berfungsi, kenapa Kau menanyakan itu?." Alice memiringkan kepalanya dan menatap Karin.

Para gadis kelasnya yang berkumpul menatap bingung alice dan menatap satu sama lain.

"Apa yang sedang kalian bicarakan tadi?." Tanya Alice pada kumpulan gadis hadapannya ini.

Mereka kaget dengan pertanyaan Alice dan kembali menatap satu sama lain.

"O-oh kita lagi bahas tentang acara akhir tahunan sekolah!." Sahut seorang gadis yang memecahkan suasana bingung di perkumpulan ini.

"Ah soal itu ya, bukankah seperti sama saja seperti  tahun lalu?." sahut Alice sambil mengubah posisi duduknya.

"Ah! Kali ini ada yang beda!." Ucap seorang gadis yang sama yang menyahutinya  pertamakali.

"Apa yang berbeda."

Megan yang sudah mengikuti suasana ikut membuka mulut dan merespon pertanyaan Alice.

"Kamu tau kan Daniel kelas kita."

"Daniel? Ah si pria itu."

"Ada apa dengannya?."

"Dia akan menampilkan nyanyian bersama eskul bandnya."

"Oh, siapa saja yang akan tampil di band itu."

TERDIAM....

Semuanya terdiam ketika Alice menanyakan itu, namun Karin langsung menegakan dirinya dan memegang dahi putri es ini dengan telapak tangannya.

"Lu sehat kok." Sahut Karin sambil menatap tajam Alice.

Alice melepaskan tangan Karin dari dahinya dan menatap bingung Karin.

"Aku tidak pernah bilang sedang sakit." Alice menatap miring Karin.

Karin tersungkur kelantai dengan menundukan kepalanya, Karin kembali mengangkat kepalanya dan menatap sedih Alice sambil memegang satu tangan Alice.

"Ayo kita ke uks!." Karin memegang kedua tangan Alice dengan menatap tajam.

"Kau kenapa sih, aku bilang aku tidak sakit!." Dengus Alice kesal karena Karin memperlakukannya seperti ini.

"Tidak sakit? Tapi keliatan gak seperti itu, dimana perginya, putri es ku!!." Batin Karin.

"Ah apa kamu ada masalah lain?." Tanya Karin.

Tidak seperti Alice yang dia kenal, Alice yang diketahuinya sejak SMP hingga SMA  selama ini tidak tertarik pada apapun. Alice juga tidak suka berpura pura dengan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. persahabatan mereka bertiga pun bukan karna Alice tertarik dengan Karina atau Megan,

persahabatan mereka dimulai karna Megan yang terbully dan Karina yang tempramen, hingga tidak ada yang berteman dengan mereka bedua, mereka mengenal Alice karena telah menyelamatkannya dari kehidupan gelap sekolah.

Namun saat ini berbeda, alice menunjukan ketertarikannya pada sesuatu itu yang membuat mereka berdua hingga para gadis dikelas alice kaget.

"Masalah lain? hmm sepertinya aku sedang jatuh cinta?." Gumam Alice pelan sambil mengubah posisi duduknya.

TERDIAM....

"KYAAAA."

"HAH HAH PUTRI ES KITA SEDANG JATUH CINTAA!."

"GILA GILA."

"KYAAAAAAA."

"PUTRI ES SUDAH MENEMUKAN PANGERANNYA!!."

"BERITA BESARR!!"

Satu kelas ramai hanya dengan pernyataan kecil Alice, kehebohan itu sampai  membuat kebohan yang memancing murid laki laki yang juga tengah berkumpul.

"HAH KENAPA KENAPA WOYY!." Teriak seorang siswa.

Seorang siswi memegang siswa itu dan berteriak kencang ke wajah siswa ini.

"PUTRI ES KITA! ALICIA VANCE TELAH MENEMUKAN PANGERANNYA!!."

"HUAHH SIAPA? SIAPA? PANGERANNYA?!!!."

TERDIAM...

Mereka semua terdiam ketika mendengar pertanyaan itu dan menatap Alice yang terdiam kaku.

Wajah Alice memerah karna tatapan penasaran dari kelasnya ini. Alice menutupi wajah malunya dengan buku tulis didepannya, tentu saja itu membuat kelas semakin heboh.

"KYAAAA."

"SIAPA?! SIAPA?!."

"SIAPA?! SIAPA PANGERANNYA SIH."

Mereka heboh mengerebungi dan terus mendesak Alice untuk memberi tahu pangerannya itu.

"ANAK KELAS MANA DIA?."

"MANA MUNGKIN DIA SEKOLAH DISINI!."

"APA DIA SEORANG MODEL?!."

"BAGAIMANA KALIAN BERTEMU?!."

"HENTIKAN!." Teriak Daniel dengan ekspresi kesalnya itu.

Semuanya langsung terdiam dan menatap kesal Daniel.

"AHH GANGU AJA LO" ujar seorang siswa yang memecah suasana diam.

"Hahh kalian terlalu berisik, suara kalian terdengar ke kelas sebelah." Daniel kesal sambil memijat pelipisnya.

Mereka semua dikelas sebenarnya punya tugas dari guru bahasa Inggris yang tengah hamil dan mengambil cutinya itu, namun seperti biasanya mereka mengabaikannya dan hanya berleha leha dan bermain main.



BINGUNG [GXG] (Ongoinh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang