Rosie tersenyum. Melihat bagaimana Jennie masak untuknya pagi ini.
" Kamu kenapa?"
" Cantik."
" Emmm!"
Jennie tersipu malu. Rosie juga terkekeh sambil melihat bagaimana Jennie masak.
Dia wanita yang serba bisa. Bukan berarti Jennie anak sultan tapi kewajibannya jadi cewek nggak terlaksana. Jennie bisa masak apapun jenis makanannya. Dia bahkan suka mencuci sendiri pakaian tanpa laundry. Anak jaman sekarang, jarang mempunyai niat seperti ini apalagi mereka yang hidupnya sudah enak.
" Enak sayang?"
" Enak. Apa nggak enak masakan kamu?"
Jennie tersenyum. Dia mengusap ujung bibir Rosie sambil menguyah ngeliatin doi doyan makan.
" Boleh aku ngomong?"
" Ngomong aja nggak papa." Kata Rosie sambil meneguk air putih.
" Kalau aku pergi keluar kota. Gimana?"
" Ngapain?"
" Aku ada proyek sama dosen."
Rosie terdiam. Dia menyandarkan kedua siku di atas meja, lalu tangan rapat mengepal sambil menatap Jennie di sebelahnya.
" Dosen kamu cowok atau cewek?"
" Cowok."
Rosie langsung membuang pelan nafasnya.
" Bisa disini aja nggak proyeknya?"
" Mana bisa sayang. Namanya juga proyek. Kan ikut kemauan dosen."
" Atau, jangan kamu. Kenapa nggak mahasiswa lain?"
" Mereka nggak ada yang sesuai basicnya disana. Kebetulan aku bisa."
Rosie langsung nunduk. Memejamkan mata lalu tangan kanan memukul-mukul punggung tangan satu lagi.
Jennie melirik. Sudah jelas, pasti Rosie berat. Kalau pun dia mau, Rosie akan melarang Jennie.
" Aku mau ketemu dosen yang ajak kamu."
" Buat apa?"
" Aku mau tau."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jennie menoleh ke arah Rosie yang berdiri, memberi jabatan tangan pada pria yang umurnya lebih muda dari dia!
Tapi dia dosen! Jelas lebih pintar makanya bisa ngajar anak S2.
" Proyeknya berada di Sydney." Jelas pria ini sambil membelakangi kedua tangannya, tersenyum ramah bicara dengan Rosie.
" Berapa lama kira-kira?"
" Mungkin 1 Minggu paling lama. Jika prosesnya cepat, 5 hari selesai."
Rosie mengangguk pelan. Dia menoleh ke arah Jennie yang memperhatikan.
Jennie sudah khawatir. Terlihat setelah Rosie bertemu dosennya, pria itu banyak diam. Dia bahkan fokus menyetir mobil selama perjalanan pulang untuk nganterin Jennie.
" Sayang? Nggak papa?"
Tangan Jennie menyentuh bahu Rosie.
" Aku bingung. Apa dosenmu semuda itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappilar Love 4 ✓
FanfictionPerihal trauma mendalam soal cinta, Rosie takut hal itu terjadi lagi dengan hubungannya bersama Jennie.