Hari ini Rosie keluar rumah sakit. Tapi fia tetap rawat jalan kok. Setiap siang dokter akan datang ke rumah, memberikan suntikan dan juga memeriksa keadaannya.
" Mau kemana?" Tanya Alice.
" Walking around."
" Dengan Jen-..."
" Mh?" Rosie noleh ke belakang sambil memakai kancing kemejanya.
" Jalan dengan siap?" Tanya Alice meski dia tau jawabannya. Setidaknya menutupi yang tadi.
" Irene. Siapa lagi?"
" Ohh~ yaudah. Hati-hati. Jangan banyak kemana-mana, jangan panas-panas juga jangan kecapekan!!" Kata Alice panjang lebar saat Rosie datang mendekat, tersenyum padanya sambil memegang kedua bahu sang kakak.
" Tenang aja. Aku kebanyakan di rumahnya nanti."
" Baguslah."
Rosie mencium pipi Alice. Kemudian dia pamit segera untuk bergegas pergi.
Alice nampak seperti aneh. Merasa, Rosie benar-benar lupa dengan Jennie. Tapi mau gimana lagi? Jennie meminta Irene agar Rosie bisa sembuh namun tidak mencintai lagi wanita itu.
" Secepat itu?" Tanya Irene. Jalan keluar apartemen, melihat Rosie yang membelakangi kedua tangan, berdiri di samping mobil.
" Kamu nggak capek?"
" Nggak. Kalau sama kamu, nggak pernah capek."
Irene tersenyum angguk. Rosie segera membukakan pintu untuknya masuk. Dari jauh, ada mobil Seulgi yang berhenti. Dia meremas stir mobil sambil menggertak kesal.
----
" Hallo?" Alice mengangkat telpon Jennie selepas dia baru dari kamar atas menuju ruang tamu.
" Rosie ada Kak?"
" Dia pergi."
" Kemana?"
" Emm...menemui Irene."
"..."
Alice terduduk lemas.
" Jennie?"
" Iya Kak. Aku matikan yaa..."
" Iyaa~"
Dia tau bagaimana perasaan Jennie sekarang. Jennie cewek yang super kuat sih. Rela pacarnya bareng mantan yang nyakitin demi kesembuhan.
----
Irene menoleh ke samping. Kaget saat Rosie memeluknya dari belakang, memberi ciuman di pipi.
" Ada orang lihat nanti!" Kata Irene. Memegang buku selama di Gramedia. Mata melirik sekitar. Orang-orang hanya berlalu lalang.
" Nggak ada~" Kata Rosie. Mencium lagi saat Irene terkekeh kecil, mencubit pinggang nya.
----
Tak~! Cincin itu terjatuh setelah lama berputar. Lalu Jennie memutarnya lagi, terlamun duduk di tepi jendela, ngeliatin taman luar rumahnya.
----
Tap! Tap! Gandengan lari menyebrang jalan mendekati truk es krim keliling. Rosie membeli dua untuknya dan Irene.
" Mau kemana lagi?" Tanya Irene.
" Kemana aja. Asal berdua."
Irene mendongak melirik senyum Rosie yang buka lebar mulutnya, memasukkan semua es krim ke dalam sana tanpa takut dingin.
----
" Yeayyy!!!! Gooll!!!" Seru Kai. Main PlayStation di bawah sofa, lesehan selama Jennie terlamun, memeluk toples snack dan mulut nggak berhenti nguyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappilar Love 4 ✓
Fiksi PenggemarPerihal trauma mendalam soal cinta, Rosie takut hal itu terjadi lagi dengan hubungannya bersama Jennie.