7

666 138 2
                                    

Hari ini Rosie keluar rumah sakit. Tapi fia tetap rawat jalan kok. Setiap siang dokter akan datang ke rumah, memberikan suntikan dan juga memeriksa keadaannya.

" Mau kemana?" Tanya Alice.

" Walking around."

" Dengan Jen-..."

" Mh?" Rosie noleh ke belakang sambil memakai kancing kemejanya.

" Jalan dengan siap?" Tanya Alice meski dia tau jawabannya. Setidaknya menutupi yang tadi.

" Irene. Siapa lagi?"

" Ohh~ yaudah. Hati-hati. Jangan banyak kemana-mana, jangan panas-panas juga jangan kecapekan!!" Kata Alice panjang lebar saat Rosie datang mendekat, tersenyum padanya sambil memegang kedua bahu sang kakak.

" Tenang aja. Aku kebanyakan di rumahnya nanti."

" Baguslah."

Rosie mencium pipi Alice. Kemudian dia pamit segera untuk bergegas pergi.

Alice nampak seperti aneh. Merasa, Rosie benar-benar lupa dengan Jennie. Tapi mau gimana lagi? Jennie meminta Irene agar Rosie bisa sembuh namun tidak mencintai lagi wanita itu.

" Secepat itu?" Tanya Irene. Jalan keluar apartemen, melihat Rosie yang membelakangi kedua tangan, berdiri di samping mobil.

" Kamu nggak capek?"

" Nggak. Kalau sama kamu, nggak pernah capek."

Irene tersenyum angguk. Rosie segera membukakan pintu untuknya masuk. Dari jauh, ada mobil Seulgi yang berhenti. Dia meremas stir mobil sambil menggertak kesal.

----

" Hallo?" Alice mengangkat telpon Jennie selepas dia baru dari kamar atas menuju ruang tamu.

" Rosie ada Kak?"

" Dia pergi."

" Kemana?"

" Emm...menemui Irene."

"..."

Alice terduduk lemas.

" Jennie?"

" Iya Kak. Aku matikan yaa..."

" Iyaa~"

Dia tau bagaimana perasaan Jennie sekarang. Jennie cewek yang super kuat sih. Rela pacarnya bareng mantan yang nyakitin demi kesembuhan.

----

Irene menoleh ke samping. Kaget saat Rosie memeluknya dari belakang, memberi ciuman di pipi.

" Ada orang lihat nanti!" Kata Irene. Memegang buku selama di Gramedia. Mata melirik sekitar. Orang-orang hanya berlalu lalang.

" Nggak ada~" Kata Rosie. Mencium lagi saat Irene terkekeh kecil, mencubit pinggang nya.

----

Tak~! Cincin itu terjatuh setelah lama berputar. Lalu Jennie memutarnya lagi, terlamun duduk di tepi jendela, ngeliatin taman luar rumahnya.

----

Tap! Tap! Gandengan lari menyebrang jalan mendekati truk es krim keliling. Rosie membeli dua untuknya dan Irene.

" Mau kemana lagi?" Tanya Irene.

" Kemana aja. Asal berdua."

Irene mendongak melirik senyum Rosie yang buka lebar mulutnya, memasukkan semua es krim ke dalam sana tanpa takut dingin.

----

" Yeayyy!!!! Gooll!!!" Seru Kai. Main PlayStation di bawah sofa, lesehan selama Jennie terlamun, memeluk toples snack dan mulut nggak berhenti nguyah.

Cappilar Love 4 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang