Rosie melihat berkas yang di kirim Krystal ke rumah. Dia ngerut kening. Heran sekaligus bingung. Sejak kapan perusahaan mempunyai banyak cabang?
Rosie mana ingat! Perjuangan dia setelah putus dari Irene, bisa membuat perusahaan milik Daddy nya berkembang sangat pesat. Dia taunya, baru memulai menjadi CEO.
" Kapan aku melakukan ini?" Tanyanya bingung. Memperhatikan jeli data-data dari perusahaan cabang.
Mulai, bayangan-bayangan aneh muncul lagi.
----
" Kamu nggak bisa kayak gitu. Masih banyak cewek lain yang mau sayang sama kamu." Jelas Alice. Duduk di tepi kasur Rosie. Menatap sang adik yang mengangguk pelan." Aku janji Kak."
" Yeay~" Senyum Alice.
----" Ahk!" Rintih Rosie. Tertunduk lesu saat Alice baru turun dari tangga lalu lari mendekati ruang tamu.
" Nggak papa Rosie? Sakit kepalanya?"
" Iya Kak~~!" Rintihnya.
" Ayo ke kamar. Tidur aja."
Akhirnya Alice membawa Rosie ke kamar. Menidurkan adiknya agar rasa sakit berkurang.
" Tidurlah. Soal kantor, nanti aja. Belakangan." Kata Alice. Melihat Rosie memejamkan mata.
Adalah sekitar 1 jam tidur tapi nggak terlalu nyenyak, Rosie mendapatkan banyak memori yang datang.
.
.
" Ini Jennie namanya. Anak temen Daddy."
Keduanya saling kenal. Rosie nggak kalah memberi senyuman pada Jennie.
.
.
" Di coba. Kan belum tau."
" Gimana kalau nanti terjadi lagi?"
" Nggak akan. Jennie baik ceweknya."
" Kakak tau darimana?"
" Kami sama-sama wanita." Jawab Alice dan Rosie terlamun, berfikir jernih.
.
.
" Gimana Jennie? Kamu mau bantu?"
Rosie menatap bagaimana Jennie terlamun memandangnya.
" Kamu percaya aku? Gimana nanti kalau aku tiba-tiba selingkuh juga?"
" Kamu nggak harus ngelakuinnya. Kalau emang nggak mau lagi, ngomong. Aku bisa pergi."
Jennie tersenyum. Dia melangkah mendekati Rosie, sedikit ninjit lalu memberi ciuman di pipi.
.
.
" Ahk~!!" Rintih Rosie. Meremas-remas selimut sambil gelisah berat.
.
.
" Hiks...." Tangis Rosie sambil menyetir lalu melihat ada mobil truk di depannya yang berhenti untuk memasukkan barang-barang kiriman.
Rosie menggertak. Dia memasukkan gigi mobil kemudian menginjak full gas di kakinya.
Braakkk!!!!!!!!!!!
.
.
" Rosie!?" Teriak Alice. Lari memeluk adiknya yang ambruk depan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappilar Love 4 ✓
FanfictionPerihal trauma mendalam soal cinta, Rosie takut hal itu terjadi lagi dengan hubungannya bersama Jennie.