Akhirnya mobil Jisoo berhenti cepat di sebuah basement parkiran umum malam ini. Jisoo mendadak nelpon dia jam 9 malam buat minta temenin cari Lim gara-gara adeknya, si Minnie nelpon sambil nangis.
Jisoo langsung tau itu cowok kemana!!
" Ngapain kesini sendiri!?" Tanya Jennie. Takut bareng Jisoo, lihat geng-geng mobil penuh di dalam basement ini.
Tidak lama, ada Minnie yang datang. Dia lari masuk ke basement terus ketemu sama Jisoo.
" Abang di dalam Kak."
" Ngapain?" Jennie nanya.
Tapi terjadi keributan di dalam sana membuat Jisoo lari duluan, diikuti Jennie sama Minnie yang takut Lim kenapa-napa.
" Wooo!!!!" Seru orang-orang. Ada yang berantem.
Jisoo menembus keramaian ini. Dia kaget melihat Lim menendang cowok yang terguling jatuh ke tanah.
Ada sekitar 5 orang guling sakit di sekitarnya. Lim nampak terengah sambil mengusap bibirnya yang bengkak.
Diapun jalan mendekati seseorang yang duduk di depan bemper mobilnya.
Lalu tangan Lim segera mencengkram. Dia mengangkat kepalan itu namun tertahan segera oleh Jisoo.
Lim menatap wanita ini yang diam aja tapi Jisoo marah! Banget malahan.
" Abang!!" Panggil Minnie. Jalan mendekati bersama Jennie.
" Minnie?"
Pria yang di cengkram langsung di tonjok kasar oleh Lim sampai dia jatuh terguling.
" Jangan dekati adikku lagi." Tunjuk Lim.
" Kamu menyakiti hatinya...lehermu patah denganku..." Lanjut Lim saat teman-teman membantu mereka yang habis di hajar.
Jisoo menarik langsung Lim untuk pergi dari sana. Jennie bahkan melihat ada cowok diam aja di ujung sana, memperhatikannya dari jauh dan Jennie kayak kenal sama wajahnya. Benar-benar familiar.
Tapi Jennie segera lari menjauh untuk menyusul temannya. Dia membantu Lim yang hampir babak belur juga meski endingnya dia menang lima lawan satu!
•••
Rosie diam. Duduk di sofa dan Jennie keluar kamar setelah ganti pakaian.
" Kamu harusnya tau itu berbahaya." Marah Rosie. Memang nggak ketara tapi cara dia bicara terlihat tegas.
" Kalau aku nggak nemenin Jisoo, kasihan dia sendiri." Jawab Jennie yang membuang helah nafasnya panjang.
Rosie mengelus kepalanya. Setidaknya Jennie nggak papa. Lain kali, jika mendadak seperti ini, Jennie bisa meminta tolong sama Rosie. Kapanpun itu.
" Kamu langsung kerja?" Tanya Jennie.
" Iya."
Rosie memakai jasnya lagi. Dia akan langsung ke kantor setelah dari rumah Jennie. Nanti sekitar jam 2, baru Rosie pulang ke rumah.
" Jangan lupa makan siang ya." Kata Jennie. Membenarkan kancing baju kemeja Rosie.
" Mhh.." Dehem doi. Memberi kiss di pipi lalu Jennie melambai, memperhatikan kepergiannya.
Rosie menyempatkan diri buat mampir cuman untuk ketemu Jennie hari ini. Dia pengen lihat, apa yang dilakukan Jennie di rumah kalau nggak kuliah.
Yaa ternyata guling-guling di kasur. Nonton tv, terus nyanyi sesuka hati sambil mulut nggak berhenti nguyah.
Meja kamarnya penuh dengan camilan. Apalagi Jennie suka merengek pada Rosie kalau makanannya habis.
" Ngapain ya?" Tanyanya. Terduduk bengong di sofa, tangan masuk ke toples, makan snack pedas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cappilar Love 4 ✓
FanfictionPerihal trauma mendalam soal cinta, Rosie takut hal itu terjadi lagi dengan hubungannya bersama Jennie.