part 08

24 5 0
                                    

                Happy reading ges 🌻

Malam ini hujan turun sangat deras, bersamaan dengan petir dan juga angin kencang.

Di dalam sebuah kamar luas terdapat seorang gadis yang sedang anteng menonton drama di laptop milik nya.

Dia Nala, setelah selesai makan malam tadi mereka langsung kembali ke dalam kamar masing-masing, tak ada yang keluar rumah di karna kan hujan yang turun sangat deras.

"Deras banget hujan nya, angin nya juga kencang" monolog nya, menatap ke arah luar jendela.

Nala beranjak turun dari atas ranjang dan berjalan menuju pintu, dia akan keluar dari dalam kamarnya.

Kaki nya membawa nya menuju ke sebuah kamar yang terletak tidak jauh dari kamar milik nya. Saat sampai di depan pintu kamar itu, Nala mencoba mengetuk pintu tersebut namun tak ada sahutan.

Tangan nya bergerak memutar kenop pintu dan membuka sedikit pintj tersebut. Kepala nya menyembul di balik pintu, menatap sekitar kamar yang terlihat remang-remang. Seperti nya kamar ini tidak berpenghuni.

Nala membuka lebih lebar pintu berwarna hitam itu dan masuk kedalam nya. Saat di dalam dia melihat kamar nuansa hitam bercampur abu-abu itu.

"kamar siapa?" tanya nya ntah pada siapa.

Tangan nya meraba tembok di dekat nya, dan menyala kan lampu kamar itu. Terlihatlah kamar nuansa hitam abu-abu tersebut, terdapat beberapa poster dan juga gitar tergantung di dinding.

Mata nya mengedar keseluruhan penjuru kamar, tak sengaja matanya menangkap satu bingkai foto di atas bakar dekat ranjang. Terlihat foto tersebut adalah foto seorang pria yang terlihat masih muda dan tampan.

Tangan nya terulur mengambil foto tersebut, membolak balik bingkai tersebut.

' siapa ya' batin Nala.

Lumayan lama melamun memandang foto tersebut, lamunan nya buyar kala suara berat menyapa telinga nya.

"Ngapain Lo di sini?" tanya seseorang.

Nala kaget bukan main, sampai dia hampir saja menjatuhkan bingkai foto tersebut.

Mata nya menatap ke arah pintu kamar dan terlihat seorang pemuda berdiri dengan wajah datar nya. Orang itu Bian.

"gak ngapain-ngapain kok" kata Nala.

"Gak sopan banget lo masuk kamar orang sembarangan" kata Bian.

"Maaf kan aku gak tau" cicit nya pelan.

Kepala nya menunduk memandang kaki nya yang bergantung karna diri nya duduk di atas ranjang di kamar tersebut.

"Alasan lo, gak udah drama Lo..pasti Lo mau ngambil barang barang di kamar ini kan?" tanya Bian memandang Nala marah.

Nala menggeleng ribut "enggak kok, aku cuma penasaran aja sama kamar ini" katanya memandang Bian.

"Keluar Lo" kata Bian. Langkah nya dia bawa masuk ke dalam kamar tersebut.

Nala diam tak bergeming, dia takut dengan Bian apalagi tatapan nya.

"KELUAR GUE BILANG" bentak Bian.

Nala terlonjak kaget, jantung nya berpacu dua kali lebih cepat. Mata nya memanas, bibir nya dia gigit Manahan tangis nya.

"GAK USAH NANGIS LO, DRAMA BANGET HIDUP LO. KENAPA GAK MATI AJA SIH LO SIALAN" teriak Bian di depan Nala.

Nala semakin takut, tubuh nya bergetar hebat. Dia tidak suka di bentak, dia benci di bentak, dia benci ketika seseorang memandangan nya benci.

Nala bangkit perlahan dari atas ranjang, kepala nya menunduk takut dan langsung berlari keluar dari kamar meninggal kan Bian yang menatap nya diam.

Dia hanya penasaran dengan kamar itu, dia hanya ingin tau apa isi kamar itu, siapa pemilik nya. Apa kah salah?. Lalu kenapa harus di bentak, tidak bisa kah berbicara dengan tenang saja?.

Langkah nya berlari masuk kembali ke dalam kamar nya dan langsung menutup dan mengunci pintu nya. Badan nya merosot di pintu kamar, kenapa Bian harus jahat?.

Lama menangis akhirnya Nala bangkit dan berjalan menuju ranjang nya dan naik ke ranjang. Mencoba untuk tidur, semoga saja esok hari lebih baik.

Pagi telah tiba, matahari mulai terlihat hujan sudah berhenti.

Seorang gadis Masi nyaman bergulung di dalam selimut tebal nya. Sampai suara dari depan kamar mengusik tidur nyenyak nya.

"Nala bangun nak udah pagi, kamu ga sekolah" teriak Rena dari depan kamar.

Nala menggeliat kecil dan mencoba membuka mata nya yang berat, ah dia kelamaan menangis semalam.

"NALA BANGUN, TELAT KAMU NANTI" teriak Rena lagi.

"IYA MAMA NALA UDAH BANGUN" balas nya teriak.

"MANDI TERUS TURUN" kata Rena.

Nala hanya bergumam saja, dia bangun dari ranjang nya dan berjalan menuju kamar mandi. Saat masuk kedalam kamar mandi, dia melihat diri nya di depan cermin, mata sembab dan bengkak, hidung merah, dan pipi nya juga memerah.

Setelah selesai mandi dan memakai lengkap seragam nya Nala bergegas turun kelantai bawah.

Saat keluar dari kamar dia juga melihat Bian keluar dari kamar dan akan menuruni tangga. Nala takut, kaki nya berjalan tergesa menuruni tangga. Bian melihat itu, dia bisa melihat tatapan takut Nala saat tatapan mata mereka bertemu.

Tak memusingkan hal itu, Bian memilih acuh dan berjalan menuruni tangga untuk menuju ke ruang makan.

Saat sampai di sana dia melihat keluarga nya sudah berkumpul, dan mata nya menatap Nala yang duduk di di tengah tengah kedua orang tua nya.

"Duduk bang, kita makan nanti telat" kata Rena.

Bian duduk di samping Rio dan memulai sarapan nya. Mata nya tak lepas dari Nala, dia bisa melihat mata Nala yang membengkak dan sembab.

'dia kenapa, apa mungkin gara gara gue bentak tadi malam' batin Bian.

Ahk tak perlu di pikirkan, akhirnya dia melanjutkan sarapan nya dengan tenang. Setelah selesai sarapan mereka pun berangkat ke sekolah dengan Nala di antar kan oleh Reyhan.

Pem Raya.Jum, 11 November 2022!

862 kata!

Vote+ comen!

Ig: Yolaloy🌻


Nala Or NolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang