Part 11

10 4 1
                                    


          Happy reading fren² 🌻

Tandai typo!

Hari sudah petang, namun Nala belum juga pulang keluarga nya sudah menunggu dengan perasaan khawatir.

Sepulang sekolah tadi Nala tidak langsung pulang kerumah, hal itu membuat keluarga nya khawatir, dia baru saja keluar dari rumah sakit, tapi sudah menghilang pula.

"Kenapa Nala tidak pulang juga?" tanya mama Rena.

"Ya mami nanya papi, papi nanya siapa?" tanya Papi Reyhan pula.

"Ini bukan waktu nya bercanda, cari anak kamu sana" usir mami Rena.

"Bentar lagi juga balek" kata Bian.

"Tau tuh, ngapain juga di cariin. Kebiasaan kerjaan nya keluyuran terus, ga ada berubah-berubahnya' kata Rio menimpali.

"Ini juga salah kalian, kenapa kalian gak bawa Nala pulang sama kalian?" tanya mami.

"Ya mana kita tau, biasanya juga dia di antar sama supir" kata Bian bodo amat.

"Tau tuh, lagak nya aja udah berubah, padahal mah tetap kaya gitu gak berubah. Masi aja jadi cewek centil, suka caper" ucap Rio.

Dia tak tau yang di katakan oleh mulut nya itu telak menyakiti hati Rena sebagai seorang ibu. Dia sebagai ibu tidak pernah mengatakan hal buruk tentang Nala, tapi kedua putra nya sangat lancar mengatakan hal buruk tentang Nala.

"Kalau kalian lupa, dia itu adik kalian" kata mami.

"Apaan, dia itu tukang bully, caper, gak punya sopan, sombong, dia itu jahat" kata Rio.

Plak

Tamparan telak singgah di pipi sebelah kanan Rio. Pelakunya adalah Rena.

"Mami gak pernah ngajarin kalian buat ngehina perempuan, mami gak pernah ngajarin kalian buat berkata buruk tentang perempuan, apa lagi dia adik kalian..anak mami. Sakit hati mami bang ketika kalian mengatakan hal buruk tentang Nala, dia bukan gadis seperti yang kalian bilang. Dia caper sama kalian itu karna dia ingin merasakan kembali kasih sayang seorang Abang, dia jahat karna dia merasa kalau semua yang dia lakukan sia-sia, kalian gak ngehargain dia bang, kalian gak tau bagaimana perasaan nya ketika kalian caci maki dia, kalian permalukan dia di depan banyak orang"

Hening, tak ada yang bersuara.

"Sebelum kecelakaan mami sering diam-diam merhatiin dia tengah malam nangis di kamar, dia sebut-sebut nama kalian, dia minta sama Tuhan biar kalian sayang sama dia. Mami ikut sakit liat nya, mami nangis dengar dia mohon sama Tuhan biar kalian ngeliat dia lagi, tapi apa? Kalian perlakukan dia layak nya dia itu orang asing, seakan dia itu manusia menjijikkan, sedangkan mami sama papi gak pernah ngebentak, mencaci-maki, apalagi sampai main tangan sama dia, tapi kalian? ..mami kecewa sama kalian" setelah mengatakan itu Rena pergi meninggalkan ruang keluarga.

Di Ruang keluarga hanya ada keheningan, baik Rio, Bian dan Reyhan hanya diam tak bersuara.

"Saya kecewa sama kalian" suara dingin dan tegas milik Reyhan memecah keheningan.

Setelah itu Reyhan pergi meninggalkan ruang keluarga, dia akan menyusul istri nya, dan memerintahkan orang suruhan nya mencari Nala.

Sedangkan yang di khawatirkan saat ini berada di sebuah cafe, dia bersama dengan sahabat-sahabat nya, menikmati waktu bersama sampai lupa waktu.

"Astaga ini udah hampir jam tujuh malam" pekik Anggi.

"Yang bener?" tanya Karina.

"Iya anjir, kita pulang deh nanti di cariin" kata Anggi.

"Nala di marahin gak ya" cicit Nala pelan.

Dia takut ketika sampai di rumah dia akan di marahi dan di kurung di gudang, pikiran labil bocil.

"Enggak kok, nanti kita antar trus kita bantu jelasin sama Tante Rena" kata Amora menenangkan.

"Ya udah yuk" ajak Anggi.

Akhirnya mereka berjalan keluar dari cafe, benar saja hari sudah hampir gelap, lampu jalan sudah menyala.

"Gue antar Nala dulu" kata Amanda.

"Kita ikut" seru Anggi.

"Gak usah, kalian langsung pulang aja biar gue aja" kata Amanda.

Akhirnya mereka setuju dan memilih untuk kembali kerumah masing-masing, sedangkan Amanda akan mengantarkan Nala kerumah nya.

Mobil putih milik Amanda telah sampai di depan mansion milik keluarga Nala.  Amanda turun dari atas mobil, sedangkan Nala masih memilih untuk diam di dalam, dia takut bukan main.

Amanda membuka pintu sebelah Nala, memandang bingung Nala yang hanya diam saja.

"Ayo..kenapa diam aja?" tanya Amanda.

"Takut" cicit nya.

"Enggak kok, biar gue yang ngomong ke mami Lo" kata Amanda.

mereka berjalan memasuki mansion luas itu, dengan Nala di gandeng oleh Amanda, tangan nya menggenggam erat tangan Amanda.

"Nala pulang" kata nya saat di ruang keluarga.

Sontak yang ada di sana langsung memandang kearah mereka berdua, hal itu membuat Nala makin gugup dan takut, dirinya bersembunyi di belakang tubuh Amanda.

"Nala" pekik Rena.

"Astaga..kemanan aja kamu sayang, mami khawatir sama kamu gak pulang sampai malam" seru Rena menghampiri Nala.

Saat sampai di dekat Amanda, Rena langsung menarik Nala kedalam dekapan hangat nya.

"Maaf mami" cicit Nala.

"Gak papa sayang, jangan di ulangi lagi. Kamu tau mami dan papi khawatir sama kamu, kenapa gak bilang dulu sayang kalau mau main kan mami gak perlu khawatir nak, kamu baru keluar dari rumah sakit, mami takut kamu kenapa-kenapa" kata Rena sambil memeluk Nala erat.

"Maafin Nala, Nala nakal mami" kata Nala memandang mami nya dari bawah dengan mata berkaca-kaca.

"Enggak sayang, jangan nangis dong. Mami gak marah sama Nala" ujar Rena.

"Ehem..maaf Tante, ini salah Manda, tadi Manda gak bilang dulu ke Tante buat bawa nala main, trus tadi kita lupa waktu makanya ga sadar kalau udah malam" kata Amanda.

"Gak papa sayang, lain kali kalau main kabarin ya biar Tante gak khawatir" kata Rena perhatian.

"Iya Tan, sekali lagi saya minta maaf, kalau gitu saya pamit pulang Tan udah malam" kata Manda.

"Ya sudah, kamu hati hati ya" Rena.

Setelah berpamitan dengan keluarga Nala, Amanda pun pulang kerumah nya karna hari sudah malam.

Hahah..segitu dulu ya!
Maaf kan kalau Masi banyak typo dan tanda baca yang salah, karna masih pemula.

Buat yang nagih up, ini udah up ya, Lop sekebun buat kamu heheh!

941 kata!

Vote+coment!

Anyeongggg yeorobun

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nala Or NolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang