Luar Biasa Godaan Istri Kedua

3.6K 68 11
                                    

Judul : Godaan Istri Kedua
Karya : Emma Shu

Bab 1. Malam Pertama

"Aku mandi dulu!" Pria tampan yang baru saja memasang celana boxer itu menuruni ranjang, berjalan menuju ke kamar mandi sesaat setelah mengecup kening Bia.

Darah di tubuh Bia rasanya berdesir merasakan sentuhan hangat bibir Bustan di keningnya.  Wanita itu tersipu.

Bustan menoleh dan menatap Bia dengan intens saat berada di ambang pintu kamar mandi, Membuat Bia jadi salah tingkah, apa lagi Bia menyaksikan rahang kokoh, dada bidang dan perut rata yang seksi.

"Mau mandi bareng?" tanya Bustan, pria yang baru beberapa jam lalu mengucap janji suci pernikahan. Pria yang beberapa menit tadi memberikan kehangatan dalam percintaan di malam pertama pengantin.

Bia menggeleng dengan kulit wajah merah merona. Senyum di bibir mungilnya tercetak sempurna mengawasi punggung gagah suaminya hingga hilang di balik pintu yang tertutup.

Dering ponsel mengalihkan perhatian Bia. Tak lain ponsel milik Bustan.

Cece. Nama yang tertera di layar.

Bia meraih ponsel, membawanya ke depan pintu kamar mandi. "Mas, ada telepon!"

Bustan yang tengah mandi menggunakan shower tidak mendengar seruan Bia di luar.

Baiklah, tidak masalah bagi Bia menjawab telepon di ponsel suami. Ia menggeser tombol hijau pada benda pipih nan canggih itu. Baru saja mulutnya terbuka hendak menyapa, suara di seberang sudah duluan menjawab.

"Mas Bustan, aku kecelakaan. Cepat ke rumah sakit Sentosa sekarang, sayang! Aku membutuhkanmu.  Hiks."

Sayang?

Suara wanita di seberang mengejutkan Bia. Dadanya mendadak panas, seperti diremas- remass.  Organ tubuhnya pun mendadak lemas.  Siapa perempuan itu?

"Sayang, mobilku rusak. Kakiku terluka! Cepat kemari!  Huhuhuu." Tangis wanita di seberang terdengar pilu.

Bia tercekat. Setelah berhasil mengusir sesak di dada, ia pun berkata, "Ini siapa?"

"Cece. Istrinya Mas Bustan. Kau pasti Sabiya, kan? Mas Bustan mana?  Aku mau bicara dengannya.  Berikan ponselnya kepada Mas Bustan."

Deg!

Nyaris seperti disambar petir. Jantung Bia berdetak keras. Nyeri dan kaget bersamaan.  Ingin membanting handphone milik Bustan, namun zikir di hatinya mampu mengalahkan emosi.  Sabar, Bia.  Sabar!

Astaghfirullah!

"Ya, aku Sabiya. Istrinya Mas Bustan. Lalu bagaimana kamu bisa mengaku sebagai istrinya Mas Bustan?" sahut Bia dengan suara tercekat.

"Sudahlah, kau akan mengerti nanti.  Aku mau bicara dengan Mas Bustan."  Wanita itu mengabaikan Sabiya begitu saja.  Ia hanya ingin bicara dengan Bustan.

Sambungan telepon terputus akibat jaringan yang tiba- tiba memburuk.

Bagaimana mungkin pria yang baru saja menikahi Bia itu sudah memiliki istri? Tidak banyak hal yang Bia ketahui dari sosok Bustan sebelumnya. Sebab memang waktu perkenalan mereka terbilang singkat. Bustan hadir di kehidupan Bia sebagai pria yang sopan dan baik.

Satu bulan mereka menjalani taaruf.  Bustan telah mampu mengenalkan Bia pada rasa yang namanya jatuh cinta.  Mengalihkan dunia Bia yang monoton menjadi penuh warna.

Di mata Bia, Bustan terlihat sebagai pria yang baik.  Sehubungan perasaan Bia sudah dililit oleh cinta, ia pun menerima lamaran Bustan yang akhirnya menuju ke pernikahan.

BIDADARI DAN MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang